PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sejarah
telah mencatat bahwa islam telah memberikan suatu kerangka bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan peradaban dunia. Sikap dan semangat ilmiah yang telah di bentuk
oleh dunia islam pada abad pertengahan, melahirkan figure ensiklopedik dari
berbagai ilmu pengetahuan. Peradaban dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan
yang telah di capai Oleh kaum muslimin sebelumnya tidak nampak lagi
bahkan kaum muslimin tampak statis dalam lapangan pemikiran, termasuk bidang
pemikiran keagamaan.
Sejak itu
kondisi dunia islam dengan berbagi aspeknya menarik perhatian banyak kalangan.
Dari pihak non muslim yang bersimpati berpandangan agar kaum muslimin itu bisa
menyesuiakan diri dengan semangat kebudayaan modern. Bagaimana kaum muslimin
dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda itu memahami ajaran islam untuk
memecahkan persoalan-persoalan kini. Bahkan sebagian dari kelompon non muslim
yang lebih ekstrim mengatakan bahwa kemungkinan yang ada untuk mengembalikan
kejayaan islam adalah meninggalkan warisan lama dan memasukkan kebudayaan barat
ke dalam kehidupan kaum muslimin. Kelompok ini mengganggap bahwa setiap apa
yang di hasilkan barat identik kemajuan.
Dari
kalangan kaum muslimin terdapat dua kelompok. Pertama, mereka yang menyadari
tentang keadaan kaum muslimin dan menilai kenyataan pemahaman dari praktek
keagamaan kini yang telah di anggap menyimpang dari ajaran islam yang benar.
Mereka berpendapat jika kaum muslimin kembali pada prinsip ajaran islam dan
mengegerakkan semangat islam dan mengegerakkan semangat ijtihad dalam setiap
proses pemikiran, maka kaum muslimin akan memperoleh kembali kemajuan sebagai
mana yang telah di capainya pada waktu lampau. Kedua, mereka yang berpegang
teguh pada warisan tradisi abad pertengahan beranggapan bahwa apa yang telah di
capai oleh ulama islam di bidang pemikiran agama di nilai mutlak, dan tidak
mungkin ada pemikiran lain yang bisa menandinginya.
Di
Indonesia, proses perubahan alam pikiran tentang islam, selain fakor kondisi
intern umat islam terjadi setelah terbukanya komunikasi yang luas dengan Negara
timur tengah yang menjadi pusat islam. Proses perubahan ini di lakukan oleh
individu dalam kelompok masyarakat yang ingin memperjuangkan identitas dan
prinsip ajaran islam di tengah-tengah kehidupan bangsa Indonesia. Usaha
tersebut di realisir dengan mendirikan organisasi tertentu. Di antara
organisasi ini, muhammdiyah di pandang memiliki peranan yang sangat penting
dalam menyebarkan ide-ide pembaharuan islam dan memiliki perngaruh yang cukup
kuat di kalangan masyarakat menengah Indonesia. (Din Syamsuddin )
B.
Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang tersebut di atas maka penulisan ini merumuskan
sebagai beriku : Bagaimana penerapan Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
REVITALISASI
GERAKAN MUHAMMADIYAH
A. Pengertian
Revitalisasi
merupakan salah satu jenis atau bentuk perubahan (transformasi) yang mengandung
proses penguatan, meliputi peneguhan terhadap aspek-aspek yang selama ini
dimiliki (proses potensial) maupun dengan melakukan pengembangan (proses
aktual) menuju pada keadaan yang lebih baik dan lebih maju dari kondisi
sebelumnya. Revitaliasi sebagai proses perubahan yang direncanakan meliputi
tahapan-tahapan penataan, pemantapan, peningkatan dan pengembangan yang
dilakukan secara berkesinambungan.
Ideologi
menurut M.Djindar Tamimi merupakan ajaran atau
ilmu pengetahuan yang secara sistematis dan menyeluruh membahas mengenai
gagasan atau gambaran dalam pikiran, untuk mendapatkan keyakinan mengenai hidup
dan kehidupan yang benar dan tepat.
Revitalisasi
gerakan muhammadiyah dapat dimaknai sebagai proses penguatan kembali sistem
paham dan jati diri sesuai dengan prinsip-prinsip ideal gerakan menuju pada
tercapainya kekuatan muhammadiyah sebagai gerakan islam yang menjalankan fungsi
dakwah dan tajdid menuju terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
B.
Langkah-langkah Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah
Melakukan penguatan seluruh aspek gerakan dan menggerakkan
segenap potensi Muhammadiyah dalam menjalankan amanat Muktamar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Memperluas peran Muhammadiyah dalam dinamika
kehidupan masyarakat di aras lokal, nasional, dan global dengan menjalankan
fungsi dakwah dan tajdid serta mengembangkan ukhuwah dan kerjasama dengan semua
pihak yang membawa pada pencerahan dan kemaslahatan hidup.
2.
Meneguhkan dan mewujudkan kehidupan Islami
sesuai dengan paham agama dalam Muhammadiyah yang mengedepankan uswah hasanah
dan menjadi rahmat bagi kehidupan.
3.
Mengembangkan pemikiran Islam sesuai dengan
prinsip Manhaj Tarjih dan ijtihad yang menjadi acuan/pedoman Muhammadiyah.
4.
Pengembangan infrastruktur dan perbaikan sistem
pengelolaan organisasi yang mampu menjalankan fungsi-fungsi gerakan dan semakin
mengarah pada pencapaian tujuan Muhammadiyah.
5.
Mendinamisasi kepemimpinan Persyarikatan di
semua tingkatan (Wilayah, Daerah, Cabang, dan Ranting).
6.
Peningkatan kualitas dan memperluas jaringan
amal usaha Muhammadiyah menuju tingkat kompetisi dan kepentingan misi
Persyarikatan yang tinggi, serta menjadikannya sebagai pelaksana usaha yang
terikat dan memiliki ketaatan pada kepemimpinan Persyarikatan.
7.
Pengembangan model-model kegiatan/aksi yang
lebih sensitif terhadap kepentingan-kepentingan aktual/nnyata umat, masyarakat,
dan dunia kemanusiaan dengan pengelolaan yang lebih konsisten.
8.
Menggerakkan seluruh potensi angkatan muda dan
organisasi otonom Muhammadiyah sebagai basis kader dan pimpinan Persyarikatan.
9.
Meningkatkan bimbingan, arahan, dan panduan
kepada seluruh tingkatan pimpinan dan warga Muhammadiyah.
10. Menggerakkan kembali Ranting dan jama’ah sebagai basis gerakan Muhammadiyah
C.
Aspek
Revitalisasi Gerakan
1. Revitalisasi
Teologis
Revitalisasi teologis menyangkut
ikhtiar merekonstruksi atau menafsir ulang pemikiran-pemikiran dasar kegamaan
(keislaman) dalam muhammadiyah sebagaimana prinsip-prinsipnya tentang agama
islam, dunia, ibadah sabilullah dan ijtihad. Dalam revitalisasi teologis ini
dapat dikaji ulang dan dirumuskan epistemologi keislaman Muhammadiyah seperti
tentang kalam (falsafah) atau pandangan ke-Tuhanan, pandangan tentang Figh, dan
pemikiran-pemikiran keislaman lainnya.
2. Revitalisasi
Ideologis
Revitalisasi ideologis menyangkut
penyusunan ulang dan penguatan system paham disertai langkah-langkah
pelembagaannya yang menjadi landasan membangun kesadaran dan ikatan kolektif
dalam memperjuangkan gerakan muhammadiyah. Pemikiran dasar kyai dahlan,
duabelas lagkah dari kyai mas Mansur, muqaddimah anggaran dasar, kepribadian
muhammadiyah, matan keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiyah, khittah
perjuangan muhammadiyah, dan pedoman hidup islami warga muhammadiyah merupakan
rujukan dasar sekaligus perlu disistematisasi dalam konsep terpadu sehingga
menjadi basis ideology gerakan muhammadiyah yang mengikat seluruh anggota
muhammadiya dalam melaksanakan gerakan. Ketika dirasakan adanya krisis
kemuhammadiyahan, maka krisis tersebt harus dibaca dalam konteks pelemahan
ideologis di kalangan muhammadiyah karena tuntutan-tuntutan dan
pertimbangan-pertimbangan yang biasanya serba pragmatis.
3. Revitalisasi
Pemikiran
Revitalisasi pemikiran menyangkut
upaya mengembangkan wawasan pemikiran seluruh anggota, termasuk kader dan
pemimpin, baik mengenai format pemikiran muhammadiyah sebagai gerakan islam
yang bercorak dakwah dan tajdid, maupun dalam memahami
permasalahan-permasalahan dan perkembangan kehidupan tingkat local, nasional,
dan global. Dikotomi yang keras tentang pemikiran literal versus liberal,
pemurnian versus pembaruan atau pengembangan , ekslusif versus inklusif,
organisasi versus alam pikiran, structural versus cultural menggambarkan masih
terperangkapnya sebagian kalangan dalam muhammadiyah mengenai orientasi
pemikiran pada wilayah orientasi atau paradigm yang sempit atau terbatas.
Sejauh menyangkut pemikiran perlu dijelaskan domain relativitas setiap
pemikiran agar tidak terjadi pengabsolutan setiap pe,ikiran, lebih-lebih jika
klaim pemikiran tertentu dijadikan alat pemukul dan saling menegaskan terhadap
pemikiran yang lain, sehingga yang terjadi ialah perebutan dominasi dan bukan
sikap tasamuh.
4. Revitalisasi
Organisasi
Revitalisasi organisasi berkai
tan dengan perbaikan-perbaikan
system pengelolaan kelembagaan persyarikatan seperti menyangkut penataan
struktur dan fungsi organisasi, birokrasi, pengelolaan dan pelayanan
administrasi, hingga pengembangan organisasi yang mengarah pada peningkatan
kualitas, efisiesnsi-efektivitas, dan menjadikan organisasi sebagai instrument
gerakan untuk kemajuan dan pencapaian tujuan Muhammadiyah.
5. Revitalisasi
Kepemimpinan
Revitalisasi kepemimpinan merupakan
langkah penguatan kualitas fungsi efektivitas pimpinan persyarikatan diseluruh
lini, termasuk di lingkungan organisasi otonom dan amal usaha, yang secara
langsung menjadi kekuatan dinamik dalam menggerakan muhammadiyah. Kepemimpinan
muhammadiyah juga tidak cukup dokonstruksi dengan idealis normative semata
seperti mengenai hak akhlaq dan standar-standar idela kepemmimpinan, tetapi
juga harus disertai format aktualisasi Kepemimpinan yang nyata(bukan
Kepemimpinan yang berumah diatas angin tetapi harus membumi), karena
kepemimpinan Muhammadiyah merupakan kepemimpinan system dan bukan Kepemimpinan
figure. Faktor figure pun tidak dapat dikonstruksikan sekadar dari kejauhan
sebagaimana konsep kepemimpinan pesona Ratu adil. Keoemimpinan Muhammadiyah
juga bukan sekadar domain diniyyah (aspek-aspek kemampuan actual dalam
mengelola kehidupan yang di pimpin), sehingga dapat menjalankan misi
kerisalahan islam.
6. Revitalisasi
amal usaha
Revitalisasi amal usaha menyangkut
pengembangan kualitas amal usaha Muhammadiyah diberbagai bidang yang dapat
tumbuh diatas misi dan visi gerakan sekaligus dapat memenuhi hajat hidup
masyarakat. Amal usaha Muhammadiyah bukan lading mencari nafkah bagi para
penghuninya, tetapi harus menjadi sarana atau media dakwah dan perwujudan misi
Persyarikatan.
7. Revitalisasi
Aksi
Revitalisasi aksi menyangkut
pengembangan model-model kegiatan atau aktivitas gerakan Muhammadiyah yang
secara langsung dapat memenuhi kepentingan masyarakat luas dengan misi dakwah
dan tajdid seperti dalam pemberdayaan ekonomi kaum miskin, advokasi kaum
marjinal dan tertindas, memperkuat, potensi dan peran masyarakat madani, advokasi
lingkungan hidup, resolusi konflik gerakan anti kekerasan, gerakan anti
korupsi, kegiatan-kegiatan pembinaan umat yang bercorak partisipatif, dan
aktivitas social masyarakat lainnya semangat etos Al-Ma’un
D. Peneguhan
Kembali Gerakan Muhammadiyah
Kita Perlu melakukan peneguhan
kembali gerakan Muhammadiya dikarenakan adanya masalah perserikatan yaitu :
1. Longgarnya
penjagaan identitas dan ideologi gerakan, sehingga lemah dalam ikatan
organisasi dan kolektivitas.
2. Lemahnya
dinamika organisasi.
3. Mulai
dirasakan kekurangan kader potensi untuk memenuhi kebutuhan kepemimpinan
4. Terjadi
perpindahan aktivitas-warga-kader persyarikatan ke jamaah lain
5. Amal usaha
cenderung jalan sendiri / lepas kendali dari misi otoritas persyarikatan
6. Beberapa
amal usaha terutama pendidikan keadaannya amat memprihatinkan.
E.
Solusi dalam
Revitalisai Gerakan Muhammadiyah
1. Menggerakkan kembali Ranting dan jama’ah sebagai basis gerakan Muhammadiyah
2. Menggerakkan kembali pengajian persyarikatan yang terstruktur (terprogram), kurikulum jelas dan tersedia nara
sumber yang kompeten.
3. Optimalisasi masjid wakaf muhammadiyah sebagai basis pembinaan warga
persyarikatan.
4. Menggerakkan seluruh potensi angkatan muda dan organisasi otonom
Muhammadiyah sebagai basis kader dan pimpinan Persyarikatan.
5. Pendataan kebutuhan kader (termasuk kader
pengelola) cross cek dengan ketersediaan/potensi yang ada.
6. Meningkatkan kwantitas dan kwalitas kegiatan pengkaderan formal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Revitalisasi
gerakan muhammadiyah dapat dimaknai sebagai proses penguatan kembali sistem paham
dan jati diri sesuai dengan prinsip-prinsip ideal gerakan menuju pada
tercapainya kekuatan muhammadiyah sebagai gerakan islam yang menjalankan fungsi
dakwah dan tajdid menuju terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
B.
Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan kita semua dapat mengetahui Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah.