Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Jumat, 06 Januari 2017

MENGAPA BANYAK ORANG TIDAK JENIUS


Boleh jadi karena penjara pikiran atau keyakinan yang salah. Anda bisa membayangkan bebas masih bisa dipenjara. Apalagi fisik yang hanya “budaknya” pikiran tentu akan mudah di penjara. Betapa manusia makhluk paling “binging” dengan pikirannya sendiri. Manusia dengan kemampuan pikirannya mampu menciptakan peradaban di muka bumi demi kepentingan sendiri. Begiti menciptakan peradabannya manusia tidak berkutik dengan baarang ciptaannya. Manusia harus patuh dengan segala aturan, norma, etika, hingga aturan protokoler yang seringkali kembali memenjara pikirannya.
Akan tetapi kebingungan itu, manusia terus mencari dan mencari celah-celah kosong dari ketatnya “norma” peradaban demi penyempurnaan hidup. Dengan bingung manusia menjadi belajar, penjara pikiran manusia tidak terbatas jumlahnya. Pikiran manusia yang binal dan liar, yang cenderung ingin bebas sebebas burung yang terbang harus berhadapan dengan budaya hasil ciptaannya. Bahasa adalah budaya tertua manusia agar antar manusia bisa saling menyiapkan pesan. Celakanya, bahasa juga penjara pikiran.
Penjara pikiran ada di sekitar kita. Penjara pikiran berasal dari lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja, dan dari masyarakat umum, tempat kita kita hidup. Semua membelenggu pikiran sehingga pikiran tidak bisa tumbuh secara bebas. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang mengisi pikiran kita. Pikiran bebas kita mulai dibentuk oleh orang tua kita. Pada saat dalam pikiran mulai tumbuh rasa ingin tahu dan mencoba membongkar-bongkar mainan baru, orang tua kita akan melarangnya.
Di sekolah ketika kita tidak bisa menjawab dengan benar, kita akan dihukum, ketika sedikit berbeda pendapat dengan guru kita juga tidak akan dapat apresiasi. Jawaban benar seolah-olah milik guru, padahal benar dan salah dalam dunia kreatifitas nilainya sama.
Di tempat kerja juga sama, pikiran kita mendapat “perlakuan” hukuman. Begitu kita masuk kerja, sudah ada program konduksi. Pikiran kita harus berhadapan dengan budaya organisasi, aturan senoritas, dan lainnya. Pegawai muda yang berprestasi harus mengalami kenyataan adanya “Manajemen Urut Kacang” pikiran berliannya kurang mendapat tempat untuk berkreasi. Jika kita telusuri, pikiran kita sesungguhnya penuh sesak dengan program pikiran orang lain yang muncul karena adanya sosialisasi lingkungan. Kita adalah “penghuni” penjara mental buatan orang lain dan kita tidak berdaya menghadapinya.
Penjara mental adalah system keyakinan yang salah dan memaksa diri kita untuk melahirkan sesuatu dengan normanya. Contoh semenjak di sekolah pikiran kita telah direkomendasikan dengan “gagal itu suatu yang harus dihindari”. Oleh karena itu, kita pun menjadi takut gagal dan tidak berani mencoba hal-hal yang baru.
Adalagi bahwa “gelar akademik lebih penting daripada kualitas diri”, entah pihak mana yang sengaja atau tidak. Memprogram pikiran semacam itu yang jelas system keyakinan yang salah itu menjadikan sebagian besar di antara kita mementingkan gelar (palsu) daripada kualitas diri.
 Penjara mental kurang lebih sama dengan “hantu” pikiran. Begitu mengingatnya pikiran merasa takut terlebih dahulu sebelum mencoba. Takut bayangan terlebih dahulu, kalah sebelum bertanding, cermen mental tempe (mudah menyerah).
System keyakinan salah bisa mengalahkan pikiran sadar, bisa kita bayangkan seandainya pikiran kita dipenuhi oleh banyak keyakinan yang salah. Pikiran autentik di penjara oleh pikiran yang salah. Apapun program yang saya tawarkan kepada Anda, misalnya anda akan sulit menerimanya karena system yang salah akan segera menghakimi dan menvonis bahwa program baru yang saya tawarkan tidak menarik.
Kalau demikian, kapan anda bisa berubah? Sepanjang tidak ada kesadaran dan keberanian untuk bertindak semua hambatan (keyakinan yang salah) jangan harap ada perubahan dalam diri Anda. Perubahan dalam diri Anda. Perubahan hanya bisa terjadi kalau ada ada tindakan “Action is Power”.
Opini umum begitu ditanya apa genius itu asosiasinya pasti mengarah pada satu kecerdasan dengan kondisi IQ tinggi. Tetapi, dalam Genius Learning Revolution ini, genius disini bukan berarti hanya mereka yang punya IQ tinggi, tetapi lebih berarti kepada kesuksesan hidup yang luar biasa. Sebab kalau hanya punya IQ yang tinggi banyak orang yang tidak punya kesempatan untuk menjadi kelompok ini, padahal banyak orang sukses tidak selalu mempunyai IQ yang tinggi. Genius lebih berarti kepada keadaan seseorang dalam menyikapi hidupnya secara holistic.
Hasil penelitian Daniel Goleman dalam bukunya “Emosional Intelegensi” sesungguhnya manusia mempunyai dua otak, yaitu otak kiri dan otak kanan. Keselarasan kedua otak itu sangat diperlukan. Dan kalau kita bisa memberdayakan secara seimbang, sebenarnya kecerdasan manusia akan timbul secara dahsyat. Struktur otak kiri kita berkaitan dengan hal-hal yang logis, linear, dan rasional, aktif, penilaian, kenvergen, dan nomerik. Sedang otak kanan sarat dengan hal-hal yang berkaitan dengan sifatnya eksperimental, difergen, metaforikal, subjektif, nonverbal, intuitif diffuse, holistic, dan reseptif.
Fakta menunjukkan bahwa selama ini dalam system pendidikan kita selalu menekankan otak kiri dan IQ tinggi. Kita lebih banyak dianjurkan untuk selalu berpikir dengan otak kiri padahal hal tersebut ada kelemahannya. Kita tidak dapat mengguanakannya bila data tak lengkap atau sukar diperoleh data. Maka, jika kita termasuk kategori otak kiri dan tidak melakukan upaya tertentu dengan mengaktifkan otak kanan maka kan menimbulkan ketidakseimbangan. Dengan demikian, GENIUS disini saya maksimalkan satu upaya memaksimalkan perberdayaan otak kiri dan otak kanan secara seimbang. Genius bukan dilahirkan tetapi diciptakan.
Genius adalah suatu hasil pencapaian yang luar biasa dahsyat. Pencapaian yang luar biasa ini merupakan sebuah kemauan X dan strategi X action. Untuk bisa menggapai super sukses/genius, orang harus berani keluar dari kebiasaan yang ada, baik berpikir ataupun bertindaknya.
Benar kata Johan Eliot dalam bukunya “Super Performance” anda tidak akan pernah unggul kalau masih berpikir dan bertindak normal. Jadi untuk menjadi orang sukses atau menjadi kelompok genius yang pertama diperlukan adalah kemauan yang kuat untuk merubah dan siap membayar harganya. Orang tidak akan pernah berhenti memperjuangkan impian besarnya. Karena baginya yang berhenti adalah yang mati, yang abadi hanya perubahan untuk mencapai sukses.
Perubahan bisa dicapai dengan disadari, diinginkan, dan diperjuangkan dengan sepenuh hati. Orang-orang genius mempunyai kemauan yang kuat, tidak mudah menyerah, tidak cengeng walaupun mungkin kegagalan selalu menyertainya. Bukan berapa kali gagalnya tetapi yang penting adalah berapa kali bangkitnya untuk berhasiil. Saat ini gagal bukan berarti besok akan tetap gagal selama masih ada tekad dan kemauan yang kuat baginya selalu ada peluang untuk sukses, sukses selalu terbuka.
Begitu sebaliknya, saat ini berhasil bukan berarti besok otomatis akan berhasil lagi. Tanpa ada kesiapan yang lebih matang dan berjuang lebih keras lagi, sangat mustahil untuk mempetahankan keberhasilan. Hidup ini adalah kemauan untuk berubah itulah proses perjuangan, life is stuggle.
Ada empat tipe manusia yang memengaruhi keberhasilan dalam hidupnya begitu kata Andrie Wongso mativasi no. 1 di Indonesia.
*      Orang yang tidak punya strategi dan tidak ada kemauan untuk berparaktek, ini jelas akan gagal dalam hidupnya.
*      Orang yang punya teori dan tidak mau praktek ini juga akan gagal dalam hidupnya.
*      Orang yang tidak punya teori tapi mencoba untuk praktek, walaupun lambat orang tipe ini akan berhasil karena paling tidak punya syarat personal excellent, baginya action is power.
*      Orang yang punya teori dan menerapkan. Inilah tipe genius yang akan super sukses dalam hidupnya.
Dan orang sering mengatakan strategi atau knowledge is power, pengetahuan adalah kekuatan namun apabila pengetahuan ini tidak diaplikasikan maka tidak ada hasil yang didapat. Maka kata-kata di atas lebih tepat bila kita katakana “knowledge is potensial power” bisa berhasil apabila digunakan dalam hidupnya, action is power..!!
Pada kelas IX, saat itu muncul satu pertanyaan “apa rahasia keberhasilan seseorang”? dalam upaya mencari tahu jawaban, kami menghabiskan waktu untuk belajar secara otodidak.
Orang yang genius adalah orang yang super sukses, orang yang bertanggungjawab belajar dan bertindak. Bila kita rajin tapi tak pernah bertindak, pembelajaran kita akan sia-sia Karena tindakanlah yang membawa hasil. Sebaliknya, bila kita bertindak tanpa belajar, kita akan menabrak-nabrak dan akan memakasa kita untuk belajar lebih menyakitkan.
Akhirnya manfaat dan perubahan akan timbul ketika ada tindakan! Ambil keputusan sekarang juga untuk membuat diri lebih berdaya “personal Excellent” serta bertanggungjawab untuk pencapaian maksimal. Meskipun tersedia pengetahuan dan alat bantu yang luar biasa, pengetahuan dan alat bantu itu sendiri tidak akan menciptakan perubahan. Kitalah yang harus melakukan perubahan tersebut dengan bertindak.! SALAM GENIUS
Jeneponto, 23 Juli 2016
Nama : Nur Intang
Kelas : IX



ARTI SEBUAH PERSAHABATAN


Seperti biasa Aku pergi ke sekolah naik Angkutan Sekolah yang bisa menampung tiga puluh orang. Warna mobil yang biasa Aku tumpangi berwarna biru langit. Di atas mobil tersebut berjejer tempat duduk dan bahkan jika tempat duduk sudah muat ada juga yang berdiri terutama laki-lakinya. Aku bersama dengan Mirna, Risna, Rahmia, Basma dan yang lainnya. Tak berapa lama kemudian kami semua telah sampai di sekolah sebuah Pesantren yang letaknya sangat strategis. Pada saat turun dari mobil angkutan sekolah diikuti oleh siswa dan siswi yang lainnya.. Ada suara yang memanggilku setengah berteriak. Kulihat dia memakai rok abu-abu baju putih dengan jilbab putih datang menghampiriku.
“Risa” Teriak Dani datang dari sebelah utara Pesantren dengan lari-lari kecil.
“Eh, Dani baru sampai juga yah” jawabku menyambut kedatangan Dani.
“Tumben, cepat datang” Mirna juga ikut menyahut dan menoleh ke Dani.
“Iya, kan anak rajin” Seru Dani sambil tersenyum tipis.
            Merekapun melangkah masuk di sebuah Pesantren yang bernama Darul I’tishan Embo. Letaknya sangat strategis karena berada di perempatan di Desa Embo. Pesantren yang tergolong baru. Di Pesantren ini ada beberapa kelas dan tempat asrama yang disediakan bagi yang rumahnya jauh dan ingin nyantri ketika malam harinya. Masyarakat setempat sangat antusias memasukkan anaknya ke Pesantren ini untuk memperdalam ilmu agama disamping itu juga ada ilmu-ilmu umum yang diajarkan dengan metode dan kurikulum yang ada disini Pesantren ini.
“Gimana jika  sebelum pulang kita ngumpul bareng” jawabku
“Ngapain, kira-kira apa rencanamu, Sa” desah Dani
“Ada aja, nanti kalian semua tahu jika kalian mau” jawabku lagi.
“Ok, deh” jawabnya dengan serempak.
“Aku duluan masuk ke kelas yach” kata Mirna sambil berlalu jalan menuju ke kelasnya.
“Aku juga duluan masuk ke kelas, Bu guru sudah datang” seru Risna
            Aku, Risna, Dani, dan Mirna adalah sahabat semenjak kami pertama kali masuk di Pesantren ini. Juga masih ada beberapa orang lagi. Persahabatan yang berlangsung selama tiga tahun ini. Kami harus saling memahami antara satu dengan yang lainnya. Walau kami juga harus tahu bahwa tidak selamanya kami semua harus selalu bersama. Namun, silaturahim tetap menjadi prioritas kami. Jika tidak, entahlah apa yang akan terjadi.
            Kata orang lebih baik diputuskan sama pacar dibanding putus hubungan dengan sahabat. Sebab pacar belum tentu setia dan mau berbagi seperti sahabat. Dan untuk menjalin sebuah persahabatan akan lebih kuat dan sejati jika dilhat sebagai sesama makhluk spiritual yang sama-sama ingin berdamai. Persahabatan tidak akan dapat abadi jika hanya melihat aspek fisik belaka. Persahabatan akan lebih bernilai dan abadi apabila di dasari oleh kesadaran spiritual. Sebuah kesadaran yang menempatkan manusia pada derajat yang sama. Perbedaan tidak diukur dengan kedudukan atau harta. Ukurannya adalah amal perbuatan. Bersahabatlah karena perbuatan bukan karena hartanya.
            Aku pun berharap seperti itu persahabatan kami tetap langgeng hingga ajal menjemput kami. Aku tak ingin hanya karena masalah sepele persahabatan kami terancam bubar. Itulah yang selalu Aku hindari. Kami satu sama lain merasa saling kesepian jika tak bertemu dengan mereka semua.
              Tak terasa tiga tahun kami disini sekolah di Pesantren ini ada banyak canda, tawa, sedih, senang dan lainnya. Dinamika kehidupan terus berjalan tanpa henti. Bel pulang telah berbunyi seperti janjiku tadi pagi untuk menyuruh mereka berkumpul di kelas. Mereka semua telah datang.
“Terima kasih teman-teman telah menyempatkan untuk berkumpul” jawabku datar saja.
“Aku punya rencana gimana kalau sebelum kita berpisah dari sekolah ini untuk mengadakan pesta kecil-kecilan, lagian kita kan hampir tamat dan boleh jadi setelah lepas sekolah kita semua jarang bertemu” Aku kemudian utarakan dan menjelaskan kepada sahabat-sahabatku tentang rencanaku.


  

بَيْتِيْ جَنَّتِيْ


Rumah adalah sebuah tempat untuk bernaung dan sebagai tempat kita untuk berlindung baik dari hujan dan terik matahari. Rasulullah sendiri pernah menyabdakan bahwa rumahku surgaku. Kita tahu bahwa Rasulullah saw mempunyai tempat tinggal yang sangat sederhana untuk beliau tinggali. Namun karena ia merasa nyaman dan penuh dengan kebahagiaan mestinya juga menjadi contoh bagi umatnya yakni umat muslim seluruhnya. Rumah adalah sebuah tempat idaman bagi seseorang bahwa sekarang banyak yang membangun rumah untuk mereka tinggali sebagai tempat untuk anak dan istri mereka bagi yang telah berkeluarga. Hal ini adalah sebuah keniscayaan bagi yang telah memiliki sebuah rumah. Tetapi, ada juga yang hanya sebuah gubuk kumuh yang dimilikinya bahkan juga ada yang tidak punya rumah sama sekali dan menjadi gelandangan dijalanan dan tak tentu arahnya. Hingga akhirnya mereka mungkin tinggal di kolong jembatan atau dimana saja sebagai tempat untuk berlindung. Rumah tempat dimana sebuah keluarga dapat bercanda tawa, gembira,senang, sedih dan lain sebagainya sebagai wujud akan rasanya. Tentu ini menjadi sebuah hal yang senantiasa di dambakan oleh orang-orang mereka tinggali. Namun, tidak sedikit juga yang hanya karena sebuah rumah hancur berantakan akibat ada yang ingin memiliki rumah tersebut dengan sewenang-wenang dan ingin menang sendiri. Sehingga tak jarang mereka berakhir dengan kemarahan yang besar dan mereka kemudian pergi dari rumahnya lantaran mereka di usir dan tak akan kembali lagi. Miris rasanya, jika hal itu terjadi, tetapi kiranya itu menjadi sebuah refleksi bagi kita mengintrospeksi diri bahwa tempat kita nantinya adalah sebuah tempat dimana hanya kita sendiri yang akan menghuninya yaitu kuburan. Dengan demikian, untuk apa rumah yang megah jika tak ada kebahagiaan bagi kita. Namun mereka yang memiliki rasa untuk meninggalinya dengan penuh kasih dn cinta yang tulis tentunya itulah sesungguhnya menjadi idaman setiap orang. Rumah memang seharusnya menjadi hal yang prioritas bagi kita sebab itu adalah salah satu kebutuhan primer yang mesti harus ada dan menjadi tumpuan harapan setiap orang. Inilah kiranya menjadi sesuatu yang mesti dipikirkan oleh siapa saja ketika hendak membangun sebuah tempat untuk berlindung.

Seperti halnya juga dengan ka’bah, yang merupakan tempat berkumpul atau berlindung, atau tempat memperoleh pahala atas ibadah haji, umrah, atau ibadah lainnya dengan pahala yang berlipat ganda dibandingkan dengan ibadah di tempat-tempat lain. Ka’bah dinamakan bait yang berarti rumah. Karena rumah adalah tempat kembali untuk beristirahat. Jika seseorang lelah atau gelisah dalam perjalanan, maka ia kembali ke rumahnya. Di sana kelelahan dan kegelisahan akan hilang atau berkurang. Demikian pula dengan rumah Allah. Hati manusia akan terpanggil untuk berkunjung kesana (M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Volume 1, hal.304).
Rumahku surgaku, dimana di dalamnya terdapat ketenangan jiwa dan kebahagiaan tersendiri bagi yang punya rumah termasuk penulis sendiri. Itulah kiranya kata yang tepat untuk rumahku yang penulis tinggali selama ini sebelum hijrah ke Makassar kuliah. Rumah tersebut salah satu rumah yang sudah sangat lama dan belum pernah di renovasi bahkan sekarang telah roboh disebabkan angin yang bersamaan dengan hujan yang menimpanya. Tetapi apa yang mesti dikecewakan semua telah terjadi dan kini rumah tersebut tidak ditinggali lagi. Harapan untuk memiliki rumah sendiri masih ada sebab ibu dan penulis sendiri telah memikirkan itu sejak lama juga ada usaha untuk membangun rumah membeli beberapa tiang dan penyangga itupun belum cukup dan masih memerlukan lagi untuk bisa membangun sebuah istana untuk ditinggali tetapi bukan ditempat rumah tersebut lagi atau di kampung itu namun jauh dari sana yakni di kampung orang tua suami dari ibu penulis. Sebenarnya penulis dan sekeluarga untuk tetap tinggal disana oleh keluarga lain. Kendalanya tidak ada tanah dan sesuatu yang bisa dikelola disana seperti kebun sedangkan di kampung bapak penulis ada tanah dan kebun untuk ditinggali. Penulis biasa berseloroh bahwa rumah itu bagaikan rumah kuno yang ada di zaman modern tanpa lampu. Namun satu hal yang meski diketahui bahwa walaupun rumah seperti sekarang ini penulis merasa tetap bisa menikmati akan nikmat kebahagiaan dan ketenangan walapun rumah sebelum roboh itu kami tempati untuk istirahat dan berlindung dalam kelelahan dan lainnya.

   

Kesabaran Yang Tinggi

KEKUATAN DOA
Seandainya Allah tidak menciptakan langit dan bumi beserta isinya.
Apakah mungkin kubisa seperti apa yang aku inginkan ku melangkah dengn kakiku sendiri dan aku berbicara lewat mulutku sendiri.
Namun kumerasa itu sangat berarti karena aku bias melakukan sesuatu dengan caraku sendiri dan semua itu berhasil karena-Nya
Doaku slalu kupanjatkan kepadamu ya Allah karena hanya engkaulah tempat aku meminta dan memohon ampunan ya Allah
Izinkan diri yang lemah ini menjadi kuat dan tagas agar bias memimpin umat Islam ke jalan yang benar
By : CADEL
IKHLAS DAN SABAR
Selalu baik buat kepada orang lain tetapi terkadang orang itu membuat perasaan kita tidak pernah dihargai
Akan tetapi kita harus selalu sabar sebab orang yang sabar pasti akan menemukan jalan keluarnya sendiri
Namun terkadang juga kesabaran kita juga berkurang karena emosi tergoda syetan
Dan jika kita melawannya dengan penuh rasa keikhlasan karena Allah bersama kita maka orang yang selalu bersabar maka Allah akan bersemi didalam hati para hambanya
Itu adalah cobaan bagi orang yang ingin bertaqwa kepada Allah, cintailah Allah maka Allah akan ada dalam hati bagi yang selalu bersabar jikalau menerima cobaan atau masalah.

By : CUMALA’