Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Rabu, 05 Agustus 2015

Bena' 2

Group Qasidah Rebana Bake'.

Group Qasidah Rebana Bena

QASIDAH REBANA LANGDOAN

Buya Syafi'i : Politik itu " KUMUH"


 Makassar, Prof.Dr.KH.Ahmad Syafi’i Ma’arif yang biasa di sapa dengan " Buya Syafi'i" saat di wawancara oleh wartawan di acara bedah buku di Bazar Muktamar tepatnya di Aula KH.ahmad Dahlan Monumen Mandala kemarin.


Beliau menolak adanya wacana pembentukan partai politik dari amal usahaMuhammadiyah.
"Saya tidak setuju hal tersebut terkhusus politik yang kumuh itulah, karna politik itu kumuh, kumuh politik itu,oleh sebab itu kader-kadernya minta boleh aja masuk tapi jangan terlalu tenggelam disitu  termasuk partai mana? atau jadi apa?  , dan harus memberi warna sesuai dengan apa yang dia mau,diakan maunya pencerahan dan kemajuan tho, kalau penggelapan dan kemunduran bukan lagi Muhammadiyah,sekali lagi saya tidak setuju menurut pribadi saya.kalau mau masuk ikut ngurus politik,Ngurus Muhammadiyah juga,maka nanti itu amal usahanya juga ikut terbengkalai,jadi banyak kerugiannya daripada keuntunganya, jadi kalau ada kader muhammadiyah yang mengumpuni atau punya wawasan kenegarawan sangat baik kalau dia masuk ke dalam instuti negaranya,kalau dia sudah masuk di partai mana, mau jadi gubernur atau mau jadi bupati kalau dia sudah masuk maka dia harus menjadi negarawan dan dia adalah menteri atau gubernur atau bupati dari rakyatnya bukan lagi bupati partai.Pesan saya buat kader-kader Muhammadiyah adalah Jadi selama seabad Muhammadiyah ,muhammadiyah itu membantu negara ,pada abad kedua ini,tidak cukup hanya membantu tapi bagaimana menentukan negaranya.ujar mantan Ketum PP Muhammadiyah ini.

hal tersebut di sampaikan pada acara bedah buku di Bazar Muktamar tepatnya di Aula KH.ahmad Dahlan Monumen Mandala kemarin.Rabu,05/08/2015 Muhammad Luqman

Ketua Umum Muhammadiyah dari Masa ke Masa

SEJAK berdiri pada 18 November 1912, hingga pertengahan 2015 (sebelum muktamar ke-47 di Makassar, 3-7 Agustus 2015), Muhammadiyah telah dipimpin oleh 14 ketua umum. Ketua umum pertama KH Ahmad Dahlan, sedangkan ketua umum ke-14 yaitu Prof Din Syamsuddin.

---------

Ketua Umum Muhammadiyah dari Masa ke Masa



Oleh: Asnawin Aminuddin
(Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan. NBM: 857299)


Sejak berdiri pada 18 November 1912, hingga pertengahan 2015 (sebelum muktamar ke-47 di Makassar, 3-7 Agustus 2015), Muhammadiyah telah dipimpin oleh 14 ketua umum. Ketua umum pertama KH Ahmad Dahlan, sedangkan ketua umum ke-14 yaitu Prof Din Syamsuddin.

Berikut daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dari masa ke masa:

Ahmad_dahlan1. KH Ahmad Dahlan

KH Ahmad Dahlan terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Rapat Tahunan I, di Yogyakarta, tahun 1912.

Pria yang lahir dengan nama Muhammad Darwis, di Yogyakarta, pada 1 Agustus 1868, kembali terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah sebelas kali berturut-turut hingga Rapat Tahunan ke-11, di Yogyakarta, tahun 1922.

Rapat tahunan pertama hingga rapat tahunan ke-11, dilaksanakan di Yogyakarta.


------------

K.H._Ibrahim2. KH Ibrahim

KH Ibrahim terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Rapat Tahun ke-12, di Yogyakarta, tahun 1923.

Selanjutnya, KH Ibrahim kemudian terpilih lagi pada Rapat Tahun ke-13, di Yogyakarta, tahun 1924, pada Rapat Tahun ke-14, di Yogyakarta, tahun 1925, pada Kongres Tahunan ke-15, di Surabaya, tahun 1926, dan pada Kongres Tahunan ke-16, di Pekalongan, tahun 1927.

Pada Kongres Tahunan ke-17, di Yogyakarta, tahun 1928, KH Ibrahim kembali terpilih sebagai ketua, begitu pun pada Kongres Tahunan ke-18, di Surabaya, tahun 1929, pada Kongres Tahunan ke-19, di Minangkabau, tahun 1930, pada Kongres Tahunan ke-20, di Yogyakarta, tahun 1931, pada Kongres Tahunan ke-21, di Makassar, tahun 1932, serta pada Kongres Tahunan ke-22, di Semarang, tahun 1933.

Dengan demikian, KH Ibrahim terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah sebelas kali berturut-turut, dimulai pada Rapat Tahunan ke-12 di Yogyakarta, hingga Kongres Tahunan ke-22, di Semarang, tahun 1933.
----------------------

K.H._Hisyam3. KH Hisyam

KH Hisyam terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah, pada Kongres Tahunan ke-23, di Yogyakarta, tahun 1934.

Pada Kongres Tahunan ke-24, di Banjarmasin, tahun 1935, KH Hisyam kembali terpilih sebagai ketua. Begitu pun pada Kongres Tahunan ke-25, di Jakarta, tahun 1936.

Dengan demikian, KH Hisyam terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah tiga kali berturut-turut.


------------

Mas_Mansur4. KH Mas Mansur

KH Mas Mansur terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Kongres Tahunan ke-26, di Yogyakarta, tahun 1937.

Selanjutnya, KH Mas Mansur berturut-turut terpilih pada Kongres Tahunan ke-27, di Malang, tahun 1938, pada Kongres Tahunan ke-28, di Medan, tahun 1939, pada Kongres Tahunan ke-29, di Yogyakarta, tahun 1940, serta pada Kongres Tahunan ke-30, di Purwokerto, tahun 1941.

Dengan demikian, KH Mas Mansur terpilih lima kali berturut-turut


-----------

Ki_Bagoes_Hadikoesoemo5. Ki Bagoes Hadikoesoemo

Ki Bagus Hadikoesoemo terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar Darurat, di Yogyakarta, tahun 1944.

Dua tahun kemudian (1946), Ki Bagus kembali terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Silahturrahim Muhammadiyah se-Jawa, di Yogyakarta, tahun 1946.

Selanjutnya, Ki Bagus Hadikoesoemo terpilih lagi pada Muktamar ke-31, di Yogyakarta, tahun 1950, dan pada Muktamar ke-32, di Purwokerto, tahun 1953.

Dengan demikian, Ki Bagoes Hadikoesoemo terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah sebanyak lima kali berturut-turut, mulai Muktamar Darurat tahun 1944 di Yogyakarta, hingga Muktamar ke-32, tahun 1953, di Purwokerto.
-------------

Ahmad_Rasyid_Sutan_Mansur6. Buya Ahmad Rasyid Sutan Mansur

Buya Ahmad Rasyid Sutan Mansur yang lebih dikenal dengan sebutan Buya AR Sutan Mansur, terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-33, di Yogyakarta, tahun 1953.

Pria kelahiran Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 15 Desember 1895, hanya menjabat satu periode, yaitu periode 1956-1959.

Dalam masa kepemimpinannya itulah, Muhammadiyah berhasil merumuskan Khittah (garis perjuangan) Muhammadiyah, antara lain mencakup usaha-usaha menanamkan dan mempertebal jiwa tauhid, menyempurnakan ibadah dengan khusyuk dan tawadlu, mempertinggi akhlak, memperluas ilmu pengetahuan, menggerakkan organisasi dengan penuh tanggung jawab, memberikan contoh dan suri tauladan kepada umat, konsolidasi administrasi, mempertinggi kualitas sumber daya manusia, serta membentuk kader handal.
--------------

KH_M._Yunus_Anis7. KH M Yunus Anis

KH M Yunus Anis terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-34, di Palembang, tahun 1959.

Beliau menjabat sebagai ketua hanya satu periode, yaitu pada periode 1959-1962.

KHR Muhammad Yunus Anis yang lahir di Yogyakarta, 3 Mei 1903 dan wafat pada tahun 1979, sebelumnya pernah menjabat Sekretaris Umum Muhammadiyah pada periode 1934-1936, dan periode 1953-1958.

Beliau juga pernah menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR), sebagai salah satu perwakilan umar Islam.
-----------

KH_Ahmad_Badawi8. KH Ahmad Badawi

KH Ahmad Badawi terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-35, tahun 1962, di Jakarta.

Beliau kembali terpilih pada Muktamar ke-36, di Bandung, tahun 1965.
KH Ahmad Badawi lahir di Yogyakarta, 5 Februari 1902, dan meninggal dunia di Yogyakarta, 25 April 1969.

Mantan penasihat Pribadi Presiden Soekarno dibidang agama (1963), juga pernah menjadi Imam III Angkatan Perang Sabil (1947-1949) dan Anggota laskar rakyat (atas instruksi Sri Sultan Hamengku Buwono), serta pernah menjabat Wakil Ketua Majelis Syuro Masyumi di Yogyakarta (1950), dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA, tahun 1968)
-------------

Fakih_usman9. KH Faqih Usman

KH Faqih Usman terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-37, di Yogyakarta, tahun 1968.

KH Faqih Usman tidak sampai setahun menjalankan amanah tersebut karena meninggal dunia.

Jabatan Ketua Muhammadiyah kemudian diamanahkan kepada KH AR Fachruddin, pada tahun yang sama.

KH Faqih Usman yang lahir pada 2 Maret 1904, dan meninggal dunia pada 3 Oktober 1968, adalah aktivis Islam di Indonesia dan politikus dari Partai Masyumi.

Beliau mendapat amanah sebagai Menteri Agama dalam dua kali masa jabatan, yaitu pada Kabinet Halim saat Republik Indonesia menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat, dan pada Kabinet Wilopo.
-----------

AR-Fakhruddin10. KH Ar Fachruddin

KH AR Fachruddin menjabat Ketua Muhammadiyah menggantikan almarhum KH Faqih Usman pada tahun 1968.

Selanjutnya, Pak AR-sapaan akrab KH AR Fachruddin, terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-38, di Ujung Pandang, tahun 1971, kemudian terpilih lagi pada Muktamar ke-39, di Padang, tahun 1974, lalu terpilih lagi pada Muktamar ke-40, di Surabaya, tahun 1978, dan terakhir terpilih pada Muktamar ke-41, di Surakarta, tahun 1985.

Selain terpilih empat kali berturut-turut, KH AR Fachruddin juga tercatat sebagai Ketua Muhammadiyah terlama, yaitu selama 17 tahun.
-----------------

KH_A_Azhar_Basyir11. KH Ahmad Azhar Basyir MA

KH Ahmad Azhar Basyir MA, terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-42, di Yogyakarta, tahun 1990.

Pria kelahiran Yogyakarta, 21 November 1928, hanya empat tahun menjalankan amanah sebagai Ketua Muhammadiyah, karena meninggal dunia pada 28 Juni 1994.

KH Ahmad Azhar Basyir adalah tokoh intelektual kharismatik dan pejuang perang sabil yang dikenal sebagai ulama sederhana. Beliau juga pernah menjabat Anggota MPR-RI pada periode 1993-1998.

-------------

Amien_rais12.Prof Dr HM Amien Rais

Prof Dr HM Amien Rais terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-43, di Banda Aceh, tahun 1995.

Selama satu tahun sebelumnya, beliau juga pelaksana Ketua Muhammadiyah setelah KH Ahmad Azhar Basyir meninggal dunia.

Prof Dr HM Amien Rais hanya tiga tahun menjabat Ketua Muhammadiyah, karena mengundurkan diri pada tahun 1998.

Beliau mengundurkan diri sebagai Ketua Muhammadiyah, karena mendirikan partai politik yang diberi nama Partai Amanat Nasional (PAN), atas dorongan moril dari pengurus dan kader Muhammadiyah, serta dukungan dari berbagai pihak.

Jabatan Ketua Muhammadiyah kemudian diamanahkan kepada Prof Dr H Achmad Syafi’i Ma’arif.
------------

Ahmad_Syafii_Maarif -213. Prof Dr H Achmad Syafi’i Ma’arif

Prof Dr H Achmad Syafi’i Ma’arif menjabat sebagai Ketua Muhammadiyah sejak 1998 menggantikan Prof Dr HM Amien Rais yang mengundurkan diri.

Penunjukan dirinya sebagai Ketua Muhammadiyah tersebut diputuskan dalam Sidang Tanwir dan Rapat Pleno.

Pria kelahiran Sumpurkudus, Sijunjung, Sumatera Barat, 31 Mei 1935, kemudian terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-44, di Jakarta, tahun 2000.

------------

Muhammad_Sirajuddin_Syamsuddin14. Prof Dr HM Din Syamsuddin
Prof Dr HM Din Syamsuddin terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pada Muktamar ke-45, di Malang, tahun 2005.
Pria kelahiran Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, 31 Agustus 1958, dengan nama asli Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, kemudian terpilih lagi sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah Muktamar ke-46, di Yogyakarta, tahun 2010.






---------
@Sumber:
-- http://www.muhammadiyah.or.id/content-57-det-direktori-muktamar.html
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Ketua_Umum_Pimpinan_Pusat_Muhammadiyah
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Rasyid_Sutan_Mansur
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Yunus_Anis
-- http://id.wikipedia.org/wiki/KH_Ahmad_Badawi
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Fakih_Usman
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Azhar_Basyir
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Din_Syamsuddin
http://muktamarmuhammadiyah2015.blogspot.com/2015/01/ketua-umum-muhammadiyah-dari-masa-ke.html

Filosofi dan Arti Logo Muktamar ke-47 Muhammadiyah

LOGO Muktamar ke-47 Muhammadiyah, tahun 2015 di Makassar, dilaunching oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr HM Din Syamsuddin, pada acara milad ke-105 hijriyah/ke-102 miladiyah, di Sportoium Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa malam, 18 November 2015.


------------

Filosofi dan Arti Logo Muktamar ke-47 Muhammadiyah



Logo Muktamar ke-47 Muhammadiyah, tahun 2015 di Makassar, dilaunching oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr HM Din Syamsuddin, pada acara milad ke-105 hijriyah/ke-102 miladiyah, di Sportoium Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa malam, 18 November 2015.

Logo Muktamar ke-47 Muhammadiyah yang menetapkan tema: "Gerakan Pencerahan Untuk Indonesia Berkemajuan", bergambar sebuah kapal phinisi yang sedang mengarungi lautan, dengan layar terkembang berupa angka 47, yang menunjukkan Muktamar ke-47 Muhammadiyah.

Secara filosofis, logo Muktamar ke-47 Muhammadiyah, dapat dijelaskan arti dan maknanya sebagai berikut:

Kapal Phinisi 

Kapal phinisi adalah kapal layar tradisional khas asal Indonesia, yang berasal dari suku bugis dan suku Makassar di Sulawesi Selatan. tepatnya dari Desa Bira, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba.
Phinisi sebenarnya merupakan nama layar. Kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang.

Umumnya digunakan untuk pengangkutan barang antarpulau. Dua tiang layar utama berdasarkan dua kalimat syahadat dan tujuh buah layat merupakan jumlah dari surat Al-Fatihah.

Phinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang dengan tujuh helai layar dan juga mempunayi makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengarungi tujuh samudra besar di dunia.

Ikon Kapal Phinisi dan 47

Kapal Phinisi khas Makassar adalah simbol tentang perjalanan kehidupan, proses peradaban juga sebagai simbol dari kekuatan dan pertahanan akan gelombang zaman, sedangkan angka 47 yang di transformasikan sebagai layar kapal phinisi menandakan Muktamar ke-47.

Phinisi secara tidak langsung merupakan lambang Kota Makassar sebagai tempat pelaksanaan Muktamar ke-47 Muhammadiyah.

Ikon Sinar & Matahari

Ikon sinar dan matahari mengadopsi dari logo Muhammadiyah sebagai simbol Gerakan Pencerahan. Warna kuning melambangkan pencerahan, kecerdasan, modernitas, dan berpikir maju. Warna oranye pada Muhammadiyah melambangkan kehangatan juga kekuatan yang arif dan mencerahkan.

------
Ditulis ulang oleh Asnawin Asnawin


@Sumber:
-- http://www.sangpencerah.com/2014/11/inilah-arti-dan-makna-filosofis-logo.html
-- http://www.umy.ac.id/muhammadiyah-launching-logo-dan-lagu-muktamar-di-umy.html
http://muktamarmuhammadiyah2015.blogspot.com/2015/01/filosofi-dan-arti-logo-muktamar-ke-47.html

Presiden Jokowi ala Muktamar Muhammadiyah

GLADI. Gladi kotor pra Muktamar Muhammadiyah ke-47 dan Muktamar Satu Abad Aisyiyah, di Lapangan Karebosi, Makassar, Rabu, 29 Juli 2015. Pada gladi tersebut, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr Mahmud Nuhung (pakai jas dan kopiah), bertindak sebagai Presiden Jokowi.



"Menjadi Presiden itu ternyata enak, karena kita diantar dan disambut dengan meriah," kata Mahmud Nuhung sambil tersenyum.

"Wah, Jokowi ala Makassar ini," kata salah seorang peserta gladi.

"Bukan, ini Presiden Jokowi ala Muktamar Muhammadiyah," balas Mahmud Nuhung. (syamsumarlin/win)

Sumber : http://muktamarmuhammadiyah2015.blogspot.com/2015/07/presiden-jokowi-ala-muktamar.html