![]() |
Ita Ssmita, Kabid Advokasi PR IPM SMK 4 Jeneponto |
Sebenarnya sungguh sangat sulit bagi saya untuk
menciptakan sebuah karya erita, apalagi cerita yang bersangkutan dengan
“Muhammadiyah” mengapa saya katakana demikian, karena sebenarnya saya belum
terlalu mendalami Muhammadiyah yang sesungguhnya. Saya masih kader yang
direkrut pada bulan januari lalu. Saya baru kurang lebih satu bulan di
Muhammadiyah yang bias dikatakan seorang kader baru yang masih memiliki tingkat
pengetahuan yang minim. Namun, sebagai kader baru itu tak menjadi sebuah
penghalang bagi saya untuk berkarya. Tak apalah mencoba dahulu daripada tidak
sama sekali. Bismillah semoga karya saya bermanfaat.
Sudah berbagai organisasi Islam yang kupelajari
entah mengapa Muhammadiyah menjadi begitu special dihatiku. Mungkin karena aku
dilahirkan walau bukan warga NU tapi melaksanakan amalan-amalan NU seperti
tahlilan, qunut pada shalat subuh, kerap mengirim surat Al-Fatihah pada
saudara-saudara yang sudah meninggal serta tidak gampang mengkafirkan saudara
yang berbeda aliran. Kedekatanku dengan Muhammadiyah semakin mesra ketika mulai
mengikuti sebuah kajian yang diisi oleh ayahanda-ayahanda Muhammadiyah.
Muhammadiyah mengajariku banyak hal, menjadikan aku tegas dalam bersikap,
mengajariku ilmu agama yang begitu berharga, menjadikan diriku seorang yang
pandai mensyukuri sesuatu hal apapun itu dan masih banyak lagi, Aku juga
menyukai sifat-sifat mulia Muhammadiyah seperti :
1.
Dalam
aqidah, berpedoman pada tauhid murni. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah
selain Allah dan Muhammad saw adalah utusan Allah dengan tauhid murni ini.
Muhammadiyah memerangi perbuatan syirik, termasuk tahayul yang sangat mengakar
di masyarakat. Sejak awal berdirinya hingga saat ini, banyak perbuatan syirik
yang diberangus oleh Muhammadiyah. Syirik selain merupakan perbuatan dosa besar
yang tiada ampun, juga merupakan salah satu perbuatan yang dapat menghalangi
umat manusia untuk membangun peradaban. Syirik menjadikan manusia terikat
dengan benda, dan bukan tunduk hanya kepada Allah semata. Perbuatan ini tentu
bertentangan dengan tugas utama di muka bumi, yaitu sebagai khalifatullah,
tugas utama manusia adalah membangun peradaban yang sesuai dengan jalur
syariat. Muhammadiyah mempunyai cita-cita mulia, baldatun tayyibatun wa rabbun
ghafur yang diterjemahkan oleh Muhammadiyah dengan masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
2.
Dalam
Ibadah, Muhammadiyah sangat hati-hati selalu mencari dalil sahih agar ibadah
yang dijalankan sesuai dengan tuntutan syariat. Muhammadiyah tidak mau terjatuh
kedalam jurang bid’ah dengan melakukan ibadah yang tidak pernah dicontohkan
oleh Rasulullah saw. Muhammadiyah sanat menyadari bahwa bid’ah merupakan
perbuatan tercela dengan ancaman neraka bagi pelakunya. Muhammadiyah selalu
berpegang kepada kaidah usul, bahwa seluruh ibadah adalah haram, kecuali ada
dalil yang menunjukkan mengenai perintah agama tersebut.
3.
Dalam
Akhlaq, Muhammadiyah sangat menjunjung tinggi sifat amanah, berapapun dana yang
dititpkan ke Muhammadiyah hamper bias dipastikan akan disalurkan sesuai dengan amanah
umat. Dengan jiwa amanah yang tinggi itu, berbagai amal usaha Muhammadiyah bias
berdiri sebagai wujud dorongan terhadap nilai amanah ini, Muhammadiyah melalui
Majelis Tarjih dan Tajdid menulis buku pedoman yang sangat urgen bagi bangsa
kita saat ini “Fikih Anti Korupsi” buku ini merupakan dorongsn moral dari
Muhammadiyah untuk bangsa dan Negara.
4.
Dalam
Muamalah, Muhammadiyah selalu kreatif. Muhammadiyah melihat bahwa muamalah
duniawiyah urusan manusia dan melihat maslahat manusia sesuai dengan jalur
syariat. Dengan sikap kreatif itu Muhammadiyah mampu membangun amal usaha, baik
rumah sakit, sekolah/madrasah, panti asuhan, dan perguruan tinggi. Melalui
media seperti TVMU, radio, website, majalah dan lainnya, koperasi dan masih banyak
lagi. Semua itu dijalankan karena kesadaran yang mendalam mengenai tugas
manusia sebagai wakil Tuhan di muka bumi. Muhammadiyah selalu berpegang kepada
kaidah ushul, bahwa urusan muamalah kita harus melihat kepada spirit dan
maqashid.
Masih banyak lagi sifat-sifat mulia Muhammadiyah
yang dimiliki oleh Muhammadiyah minimal empat hal tadi menjadi kesyukuran
tersendiri bagi saya menjadi bagian dari Muhammadiyah. Semoga Muhammadiyah ke
depannya semakin maju dan berkembang. Semoga cita-cita mulia Muhammadiyah untuk
membentuk masyarakat utama segera terwujud.
Kita sudah mengetahui beberapa sifat mulia yang
dimiliki oleh Muhammadiyah. Namun apakah sebenarnya pengertian, latar belakang
terbentuknya Muhammadiyah dan sejarah dari Muhammadiyah?
Muhammadiyah yaitu suatu organisasi Islam yang besar
di Indonesia. Nama Muhammadiyah diambil dari kata nama nabi Muhammad.
Muhammadiyah dari kata estimologis arab yakni Muhammad yang berarti nabi/rasul sedangkan yah berarti pengikut atau mengikuti. Jadi, nama Muhammadiyah berarti
umatnya nabi Muhammad saw atau pengikut nabi Muhammad saw. yaitu semua
orang-orang yang meyakini bahwa Muhammad adalah hamba dan pembawa pesan Allah
yang terakhir untuk menyebarkan ajaran Islam tauhid dengan demikian bukanlah
kita sudah mengetahuinya dengan sangat jelas. Untuk itu siapapun yang merasa
bahwa dia adalah seorang yang beragama Islam maka dia adalah orang Muhammadiyah
tanpa dilihat dari dan dibatasi oleh perbedaan organisasi, bangsa, golongan,
etnis, dan geografis. Ini merupakan arti dan makna Muhammadiyah apabila dilihat
dari segi perspektif kata. Kemudian arti istilah atau terminologis Muhammadiyah
dalam kacamata atau lingkup organisasi Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam
yang bersifat amar makruf nahi mungkar, berasaskan Islam bersumber Al-Qur’an
dan Sunnah Maqbulah.
Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada
tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan pada tanggal 18 November 1912 M di
kampong Kauman Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah dengan maksud
untuk berta’faul (berpengharapan baik) dapat mencontoh dan meneladani jejak
perjuangan nabi Muhammad saw dalam menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
semata-matademi terwujudnya izzul Islam wal muslimin, kejayaan Islam sebagai idealita dan kemuliaan
hidup umat Islam sebagai realita.
Muhammadiyah tidak lepas dari peranan KH.Ahmad
Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1869 dan wafat 1923 dengan nama asli Muhammad
Darwis anak seorang kiai H. Abu Bakar bin Sulaiman khatib Masjid Kauman atau
kesultanan Yogyakarta. Lantas ia pergi ke Makkah pada tahun 1890 dan belajar
dengan seorang guru syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau, salah seorang ulama
yang kharismatik dan besar di Masjid Al-Haram.
Sepulang dari Makkah, KH. Ahmad Dahlan mendalami
Al-Qur’an dan menelaah, membahas, meneliti, dan mengkaji kandungan isi
Al-Qur’an. Sikap KH.Ahmad Dahlan ini sebagaimana sesungguhnya dalam rangka
melaksanakan firman Allah dan surat Muhammad ayat 24 yang pada dasarnya adalah
melakukan tadabbur atau memperhatikan dan mencermati dengan penuh ketelitian
terhadap apa yang tersirat dalam ayat Al-Qur’an.
Sikap inilah yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan ketika
menatap surat Ali Imran ayat 104 yang
artinya “Dan hendaklah ada diantara kamu
sekalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang
makruf dan mencegah yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.
Memahami seruan di atas, KH.Ahmad Dahlan tergerak
hatinya untuk membangun sebuah perkumpulan organisasi atau persyarikatan yang
teratur dan rapi dimana tugasnya melaksanakan misi dakwah Islam amar makruf
nahi mungkar di tengah masyarakat Indonesia. Mula-mula ajaran awal yang menjadi
embrio sejarah beridirinya organisasi Islam Muhammadiyah ini ditolak, namun
berkat ketekunan dan kesabaran hati KH. Ahmad Dahlan akhirnya mendapat sambutan
dari keluarga dan teman dekatnya meskipun berat dengan perjuangan yang berat “berdarah-darah”. Profesinya sebagai
pedagang sangat mendukung ajakan beliau yang mengingatkan kita kepada sosok
nabi Muhammad saw.
Dalam waktu singkat ajaran ideology Muhammadiyah
yang dibawa KH.Ahmad Dahlan menyebar keluar kampong Kauman bahkan sampai keluar
daerah dan luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut, maka
didirikanlah Persyarikatan Muhammadiyah. Berawal dari pembentukan perkumpulan
Muhammadiyah sebagai bentuk manifestasi ideology yang dibawa KH. Ahmad Dahlan,
kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air dan menjadi organisasi
Islam berpengaruh di Indonesia.
Namun sejarah atau dibentuknya organisasi
Muhammadiyah ini karena adanya latarbelakang ketidakmurnian ajaran Islam.
Hasrat dari KH. Ahmad Dahlan ketidakmurnian ajaran Islam dimengerti oleh
beberapa umat Islam di Indonesia. Untuk wujud penyesuaian tak tuntas pada
kebiasaan local nusantara dalam awal bermuatan faham animism serta dinamisme hingga
pemurnian ajaran Islam jadi pilihan mutlak untuk umat Islam Indonesia.
Kelatarbelakangan umat Islam Indonesia dalam sisi
kehidupan jadi sumber keprihatinan untuk mencarikan jalan keluar supaya bias
keluar dari kelatarbelakangan. Maraknya kristenisasi di Indonesia sebagai
dampak domino dari imperialism Eropa di Indonensia ke dunia timur sebagian
besar beragama Islam proyek kristenisasi satu paket dengan proyek imperialism
serta modernisasi bangsa Eropa, tak hanya hasrat untuk memperluas daerah koloni
untuk pasarkan beberapa produk hasil revolusi industry yang melanda Eropa.
Modernisasi yang terhembus melewati jenis pendidikan barat (Belanda) di
Indonesia mengusung paham-paham yang melahirkan modernisasi Eropa, seperti
sekularisme, individualism, liberalism, dan rasionalisme. Bila penetrasi itu
tak dihentikan maka bakal lahir generasi baru Islam yang rasional tetapi
liberal serta sekuler.
Ternyata dari sini kita bias mengetahui bahwa begitu
gelap sisi latarbelakang terbentuknya Muhammadiyah dan begitu besar perjuangan
KH.Ahmad Dahlan, Masya Allah sungguh sangat-sangat luar biasa. Hadirnya
Muhammadiyah memang membawa sebuah perubahan yang sangat bagi banyak orang
terutama pada diri saya. Hadirnya Muhammadiyah dalam hidup saya memberikan
perubahan yang sangat berarti, walau dulunya saya adalah seorang yang
seringkali melalaikan segala perintah Allah, namun Alhamdulillah kebiasaan
itupun hilang sedikit demi sedikit, yang dulunya saya juga sering keluar cari
hiburan, refreshing, tanpa tujuan yang jelas, sekarang Alhamdulillah diisi
dengan kajian-kajian yang sangat bermanfaat.
Terima kasih kepada orang-orang yang tetap
men-support saya hingga menjadi bagian dari Muhammadiyah, walaupun semasa
perkaderan saya masih mengelak, keras kepala, dan banyak komentar tentang apa
sih Muhammadiyah itu, apa manfaatnya, tapi sekarang saya sadar Muhammadiyah
banyak member perubahan dalam hidup saya. Saya bangga jadi bagian dari
Muhammadiyah.
Nah, untuk itu tidak ada alasan lagi untuk tidak
menjadi bagian dari Muhammadiyah. Mengapa demikian? Ini dikarenakan sebagaimana
yang saya jelaskan dalam pengertian Muhammadiyah tadi yang pada intinya
siapapun yang merasa beragama Islam maka dia adalah orang Muhammadiyah. Apalagi
yang Anda tunggu mari menjadi bagian dari Muhammadiyah. Bersama Muhammadiyah
bertindak optimis dan bertindak menyongsong perubahan warga masyarakat amar
makruf nahi mungkar.
Sekian, Wassalamu ‘Alaikum wr.wb.