Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Jumat, 19 September 2014

MALAM TANPA BULAN


Jumat, 19 September 2014

MALAM TANPA BULAN

Sembari duduk menyendiri di ruang tengah asrama Aku mulai membuat geli keyboard yang sedang Aku ketik dengan mengurai kata perkata untuk mnjadikan sebuah tulisan yang sederhana. Semoga malam ini yang tanpa di temani terangnya bulan membuat Aku tak ingin luput darinya. Tetapi anehnya Aku hamper saja kaget di buat pikiranku yang melambung jauh ke angkasa entah apa yang terjadi. Tetapi, Aku berusaha berimajinasi apa yang ada di dalam benakku. Memang betul, ternyata tidak semua malam di temani oleh terangnya bulan. Tetapi, sekali lagi bagaimanapun bulan tak menemani malam, ia akan hadir kembali memnemani malam agar malam tak kesepian ditinggal terangnya bulan.

Seperti Aku yang tak di temani kawan-kawan membuat diriku seperti dengan namaku yakni sandi(saya sendiri), tetapi itu tidak membuat Aku kecewa ataupun semacamnya. Karena kawan-kawanku sementara ada di masjid mengkaji Islam dengan belajar bahasa Arab. Mungkin ada yang ganjil, mengapa Aku tidak ikut sementara yang lainnya ikut. Karena Aku sedang jaga malam bersama Syamsumarlin, Awaluddin, Fahmi dan Aku sendiri. Jadi, walapun Aku tak ikut belajar bahasa Arab, melunakan waktu Aku untuk menulis unek-unik yang ada dalam pikiranku. Aku ingin mencoba merangkai kata-kata atau menjadikan sebuah kaliamat yang sederhana saja sambil mendengar pengajian dari PP Muhammadiyah oleh Syakir Jamaluddin melalui audio. Eh ternyata Kak Ramadhan tiba-tiba dating membawa sesuatu yang tidak membuat kita haus dan lapar sembari menulis Aku di kagetkan dengan berbagai macam corak kaki yang sedang berjalan menuju Aku di ruang asramaku.

Malam jangan bersedih jika bulan tak menemani dirimu karena masih ada milyaran bintang yang terang-benderang  menemani dirimu yang sedang kesendirian. Tenang saja Malam tak usah bersedih dengan apa yang terjadi dengan diirimu sebab Engkau sangat tangguh menghadapi semua itu. Walau berat rasanya ditinggal Bulan namun masih ada Bintang yang sedang tersenyum padamu.

Seperti diriku yang lagi kesendirian tetapi Aku berusaha untuk tidak bersedih karena Aku di temani terangnya lampu yang ada disekeliling Aku yang sedang tersenyum padaku, ditemani gelas berisi air, buku, HP dan yang lainnya yang menemani Aku ini. Rasanya mataku semakin kecil, namun aku berusaha untuk tidak menjadikan semua itu sebagai halangan dalam menyelesaikan tulisan yang sedang Aku tulis ini yang berisi apa yang sedang Aku alami malam ini.

Mudah-mudahan dengan menulis ide-ide yang ada di benakku bisa tertuangkan dalam Microsoft Word yang sedang Aku tulis, setelah saya tulis Aku akan apdate ke blogku yang berjudul CATATAN HARIANKU dalam ipmawan93.blogspot.com dan dalam emailku: ipmawansandi@gmail.com. Rasanya mataku semakin berat dan tak bisa kutahan kantukku, Aku harus bertahan karena malam ini malam untuk menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi diri Aku dan orang lain.

MASALAHKU SAHABATKU

grapic.jpgBuku ini adalah karya dari Leonardo Al-Ghazi dan Iwa Sumpena yang tentang bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai masalah kita telah hadapi tetapi mungkin banyak di antara kita yang belum atau boleh jadi kita tak menemukan solusi apa yang telah kita hadapi, dan sebagai referensi di dalam menemukan suatu pencerahan yang membawa kita menuju kedamaian dalam menjalani hidup ini.

Walaupun setiap orang ’bergaul’ dengan masalah, ternyata tidak semua orang mampu mengatasi masalahnya dengan baik. Memang, ada orang yang mampu menghadapi masalah dengan baik sehingga kehidupannya menjadi mandiri dan sukses, tapi tidak sedikit (bahkan lebih banyak) orang yang tidak mampu menghadapi masalah dengan baik sehingga kehidupannya menjadi biasa-biasa saja. Bahkan, ada yang gagal. Kira-kira apa yang membuat adanya perbedaan ini? Bisajadi, ada sesuatu yang keliru dari mereka yang gagal menghadapi masalah dengan baik. Dan pasti, terdapat ”sesuatu” yang dimiliki orang yang mampu menghadapi masalah dengan baik itu, yang tidak dimiliki oleh mereka yang gagal menghadapi masalah dengan baik. Apakah ”sesuatu” itu? Temukan jawabannya di buku MASALAHKU SAHABATKU. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit WAFA Press.

Adalah Leonardo Al-Ghazi dan Iwa Sumpena telah menyusun buku ”MASALAHKU SAHABATKU” (Sukses dan Bahagia Menghadapi Masalah). Sebuah buku yang bisa dijadikan salah satu rujukan bagi pembaca dalam menambah wawasan mengenai bagaimana sikap terbaik dalam bergaul dengan masalah. Gaya mengupas masalah yang sederhana dan mudah difahami membuat buku ini saya rekomendasikan untuk Anda miliki.

  

 

Surah Al-Insyirah


Nama             :           Sandi Ibnu Syam

Tugas             :           Tafsir Ibnu Katsir

Dosen            :           Prof.Dr.KH.Muhammad Ghalib,M.A

 

Surah Al-Insyirah


Surah Al Inshirah atau Surat Alam Nasyrah (
سورة الشرح) adalah surat ke-94 dalam Al Quran. Surat ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyah serta diturunkan sesudah Surah Adh-Dhuha. Nama Alam Nasyrah diambil dari kata Alam Nasyrah yang terdapat pada ayat pertama, yang bererti: bukankah Kami telah melapangkan.

Isi Kandungan

Penegasan tentang nikmat-nikmat Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, dan pernyataan Allah bahawa disamping kesukaran ada kemudahan kerana itu diperintahkan kepada Nabi agar tetap melakukan amal-amal saleh dan bertawakkal kepada-Nya.

Terjemahan ayat

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم: Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

  1. أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ Bukankah Kami telah melapangkan bagimu: dadamu (wahai Muhammad serta mengisinya dengan iman dan hidayah petunjuk)?
  2. وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ Dan Kami telah meringankan daripadamu: bebanmu (menyiarkan Islam),
  3. الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ Yang memberati tanggunganmu, (dengan memberikan berbagai kemudahan dalam melaksanakannya)?
  4. وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ Dan Kami telah meninggikan bagimu: sebutan namamu (dengan mengurniakan pangkat Nabi dan berbagai kemuliaan)?
  5. فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا Oleh itu, maka (tetapkanlah kepercayaanmu) bahawa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan,
  6. إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (Sekali lagi ditegaskan): bahawa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan.
  7. فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ Kemudian apabila engkau telah selesai (daripada sesuatu amal soleh), maka bersungguh-sungguhlah engkau berusaha (mengerjakan amal soleh yang lain),
  8. وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ Dan kepada Tuhanmu sahaja hendaklah engkau memohon (apa yang engkau gemar dan ingini).

Hubungan surat Alam Nasyrah dengan At Tiin

Dalam surat Alam Nasyrah, Allah SWT menjelaskan perintah kepada Nabi Muhammad SAW selaku manusia sempurna. Maka dalam surat At Tiin, diterangkan bahawa manusia itu adalah makhluk Allah yang mempunyai kesanggupan baik lahir maupun batin. Kesanggupannya itu menjadi kenyataan bilamana mereka mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW.

 

Surah At-Tin

Surah At-Tin (Arab: التِّينِ , "Buah Tin") adalah surah ke-95 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan setelah surah Al-Buruj. Nama At-Tin diambil dari kata At-Tin yang terdapat pada ayat pertama surah ini yang artinya buah Tin.

Ringkasan isi

Surah at-Tin diawali dengan sumpah Allah yang menyebut buah Tin, buah Zaitun, Gunung Sinai, dan Mekkah (ayat 1 hingga 4). Ayat berikutnya menjelaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Walau begitu, manusia pada akhirnya akan dikembalikan ke tempat yang paling rendah atau paling hina jika tidak menjalankan perintah Allah. Orang yang akan selamat dari kehinaan adalah orang yang beriman dan beramal shaleh dan mereka akan mendapatkan pahala yang terus-menerus. Ayat ke-7 menjelaskan Muhammad adalah utusan Allah, yang ajarannya tidak boleh didustakan. Ayat terakhir menyatakan bahwa Allah adalah "Hakim Yang Paling Adil"

Surah Al-'Alaq

Surah Al-'Alaq (bahasa Arab:العلق, "Segumpal Darah") adalah surah ke-96 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 19 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Ayat 1 sampai dengan 5 dari surah ini adalah ayat-ayat Al-Quran yang pertama diturunkan, yaitu di waktu Nabi Muhammad bertafakur di gua Hira. Surah ini dinamai Al 'Alaq (segumpal darah), diambil dari perkataan Alaq yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Surat ini dinamai juga dengan Iqra atau Al Qalam.

Pokok-pokok isi

Perintah membaca lingkungan alam semesta untuk menemukan siapa sebenarnya Tuhan; tersurat dalam Surat Al alaq: manusia dijadikan dari segumpal darah; Allah menjadikan kalam sebagai alat mengembangkan pengetahuan;Janganlah manusia bertindak melampaui batas karena merasa dirinya serba cukup; ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang menghalang-halangi kaum muslimin melaksanakan perintah-Nya.

Surat Al 'Alaq menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia dari benda yang hina kemudian memuliakannya dengan mengajar membaca, menulis dan memberinya pengetahuan. Tetapi manusia tidak ingat lagi akan asalnya, karena itu dia tidak mensyukuri nikmat Allah itu, bahkan dia bertindak melampaui batas karena melihat dirinya telah merasa serba cukup.

 
HAKIKAT MANUSIA
                                                  BAB I
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang
Sungguh beruntunglah kita karena diciptakan oleh Allah SWT sebagai seorang manusia. Kita diciptakan sempurna dengan bentuk tubuh yang lengkap dan juga diberikan akal fikiran yang membuat manusia beda dengan makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya.
            Sebagai manusia, kita mempunyai hakikat dalam menjalani kehidupan kita didunia ini. Adapun hakikat dari kehidupan manusia yaitu makhluk, mulia, mempunyai beban, bebas, dan mendapatkan pembalasan.
Sehebat-hebat kita, kita hanyalah makhluk ciptaan Allah SWT yang lemah. Kita hanyalah makhluk yang tidak dapat berjalan sendiri tanpa pertolongan dari Allah SWT. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah dalam menjalani kehidupan ini, kita harus meminta pertolongan dari Allah SWT sebagai penguasa kehidupan yang kita jalani saat ini.
            Walaupun sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT berbeda dari makhluk lainnya. Allah SWT menjadikan manusia sebagai makhluk yang mulia karena diberikan akal fikirian kepadanya dengan tujuan agar manusia bisa menggunakan akal fikiran tersebut guna menjadi manusia yang taan kepada Allah SWT sebagai sang pencipta.
            Sebagai makhluk yang mulia, manusia juga diberikan beban oleh Allah SWT. Allah SWT memberikan beban kepada manusia untuk menjadi perwakilan Allah SWT di bumi guna mengelola kekayaan bumi ini untuk kemakmuran manusia itu sendiri dan juga kemakmuran makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya.

1.2             Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam mengkaji teori ini adalah :
1.      Bagaimana hakikat manusia ?
2.      Bagaimanakah dimensi hakikat manusia ?
3.      Apa saja jenis–jenis hakikat manusia ?
4.      Bagaimanakah karakteristik manusia ?

1.3             Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat kita ketahui tujuan dari kajian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui hakikat manusia.
2.      Untuk mengetahui dimensi hakikat manusia.
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis manusia.
4.      Untuk mengetahui karakteristik manusia.












BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HAKIKAT MANUSIA
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara yang lainnya karena kita dikaruniai akal, pikiran dan perasaan oleh Tuhan. Maka akan selalu memilih yang terbaik diantara yang dapat diambil.
Hakikat manusia juga memiliki banyak arti, yaitu
a.    Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.    Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c.    Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d.    Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e.    Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
f. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
g. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
h. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Kewajiban dan hak, merupakan indikator bahwa manusia sebagai makhluk sosial. Dalam kehidupan, hak dimaknai sebagai sesuatu yang menyenangkan, sedangkan kewajiban dimaknai sebagai beban. Tapi menurut (Drijar Kara, 1978) kewajiban bukan beban, tetapi keniscayaan sebagai manusia, mengenal berarti mengingkari kemanusiaan, sebaliknya melaksanakan kewajiban berarti kebaikan. Pemenuhan akan hak dan pelaksanaan kewajiban berkaitan erat dengan keadilan, dapat dikatakan kedilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban. Kemampuan menghayati kewajiban sebagai keniscayaan tidak lahir dengan sendirinya, tetapi melalui suatu proses pendidikan (disiplin).
Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi.
Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu : Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus. Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut. pithecanthropus erectus. Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan. Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (Homo Soloensis). Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan otak dan nalarnya.

Hakikat manusia terdiri atas aspek – aspek, sebagai berikut:
1.      MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK TUHAN
Manusia adalah subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan penyadaran diri (self – awarness). Karena itu, manusia adalah subjek yang menyadari keberadaannya, ia mampu membedakan dirinyadengan segala sesuatu yang ada di luar dirinya (objek) selain itu, manusia bukan saja mampu berpikir tentang diri dan alam sekitarnya, tetapi sekaligus sadar tentang pemikirannya. Namun, sekalipun manusia menyadari perbedaanya dengan alam bahwa dalam konteks keseluruhan alam semesta manusia merupakan bagian daripadanya.
Manusia berkedudukan sebagai makhluk tuhan YME maka dalam pengalaman hidupnya terlihat bahkan dapat kita alami sebdiri adanya fenomena kemakhlukan (M.I. Soelaeman, 1998). Fenomena kemakhlukkan ini, antara lain berupa pengakuan atas kenyataan adanya perbedaan kodrat dan martabat manusia daripada tuhannya. Manusia merasakan dirinya begitu kecil dan rendah di hadapan Tuhan Yang Maha Besar dan Maha Tinggi. Manusia mengakui keterbatasan dan ketidakberdayaannya dibanding tuhannya Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa. Manusia serba tidak tahu, sedangkan Tuhan serba Maha Tahu. Manusia bersifat fana, sedangkan Tuhan bersifat Abadi, manusia merasakan kasih sayang TuhanNya, namun ia pun tahu pedih siksaNya. Semua melahirkan rasa cemas dan takut pada diri manusia terhadap tuhannya. Tetapi dibalik itu diiringi pula dengan rasa kagum, rasa hormat, dan rasa segan karena TuhanNya begitu luhur dan suci. Semua itu menggugah kesedian manusia untuk bersujud dan berserah diri kepada PenciptaNya. Selain itu, menyadari akan Maha Kasih SayangNya Sang Pencipta maka kepadaNya-lah manusia berharap dan berdoa. Dengan demikian, dibalik adanya rasa cemas dan takut itu muncul pula adanya harapan yang mengimplikasikan kesiapan untuk mengambil tindakan dalam hidupnya.
2.      MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Sebagaimana Anda alami bahwa manusia menyadari keberadaan dirinya sendiri. Kesadaran manusian akan dirinya sendiri merupakan perwujudan individualitas manusia. Manusia sebagai individu atau pribadi merupakan kenyataan yang paling riil dalam kesadaran manusia. Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan manusia lainnya sehingga bersifat unik, dan merupakan subjek yang otonom.
Setiap manusia mempunya dunianya sendiri, tujuan hidupnya sendiri. Masing-masing secara sadar berupaya menunjukkan eksistensinya, ingin menjadi dirinya sendiri atau bebas bercita – cita untuk menjadi seseorang tertentudan masing – masing mampu menyatakan “inilah aku” ditengah segala yang ada. Setiap manusia mampu mengambil distansi, menempati posisi, berhadapan, menghadapi, memasuki, memikirkan, bebas mengambil sikap, dan bebas mengambil tindakan atas tanggung jawabnya sendiri atau otonom. Karena itu, manusia adalah subjek dan tidak sebagai objek.
3.      MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Manusia adalah makhluk individual, namun demikian ia tidak hidup sendirian, tak mungkin hidup sendirian, dan tidak pula hidup untuk dirinya sendiri. Manusia hidup dalam keterpautan dengan sesamanya. Dalam hidup bersama dalam sesamanya (bernasyarakat) setiap individu menempati kedudukan (status) tertentu. Disamping itu, setiap individu mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing-masing, mereka juga mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama dengan sesamanya. Selain dengan adanya kesadaran diri, terdapat pula kesadaran sosial pada manusia. Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat mengukuhkan eksistensinya. Sehubungan dengan ini Aristoteles menyebut manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat.
Setiap manusia adalah pribadi (individu) dan adanya hubungan pengaruh timbal balik antara individu dengan sesamanya maka idiealnya situasi hubungan antara individu dengan sesamanya itu tidak merupakan hubungan anatara subjek dengan objek, melainkan subjek dengan subjek.
4.      MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA
Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan, hidup berbudaya, dan membudaya. Kebudayaan bukan sesuatu yang ada diluar manusia, bahkan hakikatnya meluputi perbuatan manusia itu sendiri. Manusia tidak terlepas dari kebudayaan, bahkan manusia itu baru menjadi manusia karena dan bersama kebudayaannya (C.A. Vanpeursen,1957). Sejalan dengan ini Ernt Cassirer menegaskan bahwa “manusia tidak menjadi manusia karena sebuah factor didalam dirinya, misalnya naluri atau akal budi, melainkan fungsi kehidupannya, yaitu pekerjaannya, kebudayaanya. Demikianlah kebudayaan termasuk hakikat manusia” (C.A. Vanpeursen, 1988).
Kebudayaan tidak bersifat statis, melainkan dinamis. Kodrat dinamika pada diri manusia mengimplikasiakn adanya perubahan dan pembaharuan kebudayaan. Hal ini tentu saja didukung pula oleh pengaruh kebudayaan masyarakat atau bangsa lain terhadap kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, mengingat adanya dampak positif dan negative dari kebudayaan terhadap manusia, masyarakat kadang-kadang terombang ambing diantara 2 relasi kecenderungan. Disatu pihak ada yang mau melestarikan bentuk lama (tradisi), sedang yang lain terdorong untuk menciptkan hal-hal yang baru (inovasi).
5.      MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SUSILA
      Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa manusia sadar akan diri dan lingkungannya, mempunyai potensi dan kemampuan untuk berpikir, berkehendak bebas, bertanggung jawab, serta punya potensi untuk berbuat baik. Karna itulah, eksistensi manusia memiliki aspek kesusilaan.
      Sebagai makhluk yan otonom atau memiliki kebebasan, manusia selalu dihadapkan pada suatu alternative tindakan yang harus dipilihnya. Adapun kebebasan berbuat ini juga selalu berhubungan dengan norma-norma moral dan nilai-nilai moral yang juga harus dipilihnya. Karena manusia mempunyai kebebasan memilih dan menentukan perbuatannya secara otonom maka selalu ada penilaian moral atau tuntunan pertanggung jawaban atas perbuatannya.
6.      MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERAGAMA
        Aspek keberagaman merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi manusia  yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Hal ini terdapat pada manusia manapun, baik dalam rentan waktu (dulu-sekarang-akan datang) maupun dalam rintang geografis dimana manusia berada. Keberagaman menyiratkan adanya pengakuan dan pelaksanaan yang sungguh atas suatu agama.
   Dilain pihak, Tuhanpun telah menurunkan wahyu melalui utusan-utusanNya, dan telah menggelar tanda-tanda di alam semesta untuk dipikirkan manusia agar manusia beriman dan bertaqwa kepadaNya. Manusia hidup beragama karena agama menyangkut masalah-masalah yanag bersifat mutlak maka pelaksanaan keberagaman akan tampak dalam kehidupan sesuai agama yang dianut masing-masing individu. Hal ini baik berkenaan dengan sistem keyakinannya, system peribadatan maupun berkenaan dengan pelaksanaan tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, hubungan manusia dengan manusia serta hubungan manusia dengan alam.
2.2 DIMENSI HAKIKAT MANUSIA
         Dimensi dalam bahasa latinnya adalah dimensio merupakan ukuran. Manusia memiliki karakteristik yang membedakannya dengan hewan, manusia juga memiiki dimensi yang bersifat unik, potensial, dan dinamis.
Ada 4 (empat) macam dimensi manusia:
1. Dimensi Individual
                Sebagai mahkluk individu, manusia bersifat unik dan khas karena tidak ada manusia yang sama persis. Walaupun ada yang mirip, belum tentu sifatnya sama.
  2. Dimensi Religius
                   Sebagai mahkluk religius, manusia mengakui adanya kekuatan lain di luar diri manusia yang sifatnya supranatural, yang secara umum disebut Tuhan.
3. Dimensi Kesosialan
                        Manusia disamping sebagai mahluk individual, dia juga mahluk sosial.        Socrates mengatakan manusia adalah “Zoon Politicon” (Mahluk/hewan yang         bermasyarakat). Dimensi kesosialan pada manusia tampak jelas pada        dorongan untuk bergaul manusia tidak dapat hidup seorang diri (terisolir). Manusia hanya akan menjadi manusia jika berada di antara manusia.           Individualitas manusia terbentuk melalui proses interaksi (pendidikan)
    4.   Dimensi Kesusilaan
                      Sebagai mahkluk susila, manusia akan memunculkan suatu nilai untuk         membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam hubungannya   dengan manusia yang lainnya.
     Pengembangan Dimensi Hakekat Manusia
     1. Pengembangan yang Utuh
                        Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakekat manusia ditentukan         oleh dua faktor, yaitu kualitas dimensi hakekat manusia itu sendiri secara   potensial dan kualitas pendidkan yang disediakan untuk memberikan     pelayanan.
                        Pengembangan dimensi hakekat manusia yang utuh diartikan sebagai          pembinaan terpadu terhadap pembinaan dimensi hakekat manusia sehingga        dapat tumbuh dan berkembang secara selaras.Perkembangan yang dimaksud            mencakup yang bersifat horizontal (yang menciptakan keseimbangan) dan      yang bersifat vertical (yang mnciptakan ketinggian martabat manusia).        Dengan demikian secara totalitas membentuk manusia yang utuh.
  2. Pengembangan yang Tidak Utuh
                        Pengembangan yang tidak utuh terdapat dimensi hakekat manusia akan terjadi didalam proses pengembangan ada unsur dimensi hakekat     manusia yang terabaikan untuk ditangani,misalnya dimensi kesosilaan             didominasi oleh pengembangan dimensi keindividualan ataupun domian     afektif didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Pengembangan yang          tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak       mantap.pengembangan yang semacam ini merupakan pengembangan yang patologis
              Jika dalam mengembangkan dimensi manusia yang baik ada yang    terabaikan, maka manusia itu akan memiliki kepribadian yang tidak mantap.
2.3  JENIS – JENIS HAKIKAT MANUSIA
Jenis - jenis hakikat manusia sebagai berikut:
1.      Kodrat adalah sesutau yang tidak bisa dirubah atau sifat pembawaan alamiah yang terjelma dalam diri manusia itu ketika diciptakan oleh tuhan.
2.      Harkat adalah nilai manusia sebagai mahluk tuhan yang di bekali cipta,rasa,karsa dan hak-hak serta kewajiban assasi manusia.
3.      Martabat adalah tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan yang terhormat
4.      Hak assasi adalah sesuatu atau sebuah anugrah yang diberikan oleh tuhan kepada umatnya dari kita lahir.
5.      kewajiban manusia terhadap Tuhan yang Maha Esa yaitu: a) menganut agama, b) beribadah kepada tuhan, c) menunaikan tugas yang di perintah oleh tuhan dan menjauhi larangannya.
6.      kewajiban manusia terhadap diri sendiri yaitu: a) menjaga diri sendiri baik fisik maupun mental, b) menjaga nama baik sendiri,  c) mengembangkan potensi yang ada pada diri kita sendiri.
7.      kewajiban manusia terhadap sesama mahluk hidup yaitu: a) saling membantu satu sama lain (siamotutiprateli), b) toleransi terhadap orang lain, c) saling menghargai satu sama lain, d) intinya kita semua saudara
8.      kewajiban manusia terhadap negara dan bangsa yaitu: a) membentuk karakter atau diri individu berdasarkan pancasila, b) kesadaran diri wajib bela negara atau bangsa, c) mengabdi kepada manusia sesuai propesi, d) mengikuti pendidikan kewarganegaraan.
2.4 KARAKTERISTIK MANUSIA
Karakter manusia dapat di bedakan menjadi 4 karakteristik, yaitu
1.      Psikoanalisis,
2.      Behavioristik,
3.      Kognitif,
4.      Humanistic.
Psikoanalisis merupakan suatu aliran psikologi dimana individu ini dipengaruhi oleh 3 subsistem yang mengarahkannya untuk bertindak, salah satu tokoh yang bernama siegmun freud menggambarkan tentang 3 subsistem tersebut yakni id, ego dan super ego. Id merupakan subsistem yang ada sejak manusia itu dilahirkan, id ini yang mendorong agar individu tersebut bertindak namun dari alam yang tidak sadar ibarat gunung es yang mengambang itu yang kelihatan di permukaan hanyalah ujung gunung yang sedikit, jadi id ini berada di bawah permukaan yakni alam tidak sadar. Sifat-sifat ini dapat di contohkan dengan sikap egois, bicara yang tidak sopan dan lain sebagainya, id ini tidak bisa membedakan mana yang baik, benar, salah, moral atau tidak bermoral. Subsistem yang berikutnya adalah ego yakni subsistem yang menjembatani id, jadi ego ini menahan id agar tidak sampai melakukan hal-hal yang yang dirasa perlu dipikirkan lebih dahulu. Misalkan sesorang yang terserempet mobil, tanpa sadar dia telah mengumpat dan berbicara kasar terhadap yang telah menyerempet namun, ketika melihat orang tersebut ternyata orang itu pernah membantunya pada waktu pasti orang tersebut akan berpikir-pikir dulu akan akan melakukan hal-hal yang telag diprogram oleh id. Ego ini menahan tindakan-tindakan tersebut. Super ego yakni subsistem yang mengawasi dan mengontrol jalannya id dan ego sehingga tidak semata-mata seorang tersebut harus langsung melakukan tindakan-tindakan bawah alam sadar mereka. Tindakan tersebut dapat dikontrol dengan superego ini. Manusia pasti merasakan proses ketiga subsistem tersebut dari id ke ego dan sampai ke superego.
Behavioristik merupakan aliran psikologi dimana seseorang dipengarhi oleh lingkungan, manusia dalam aliran ini dinamakan dengan homo mechanicus yaitu manusia mesin. Yakni manusia yang di gerakkan oleh mesin, dia mau bergerak ketika sudah diprogram dan di suruh untuk bergerak. Pengaruh lingkungan sangat besar jadi seseorang tersebut langsung terpengaruh dengan apa yang terjadi pada saat itu dan langsung memberikan rangsangan. Bisa di contohkan seorang anak dapat di bentuk karakternya menjadi penakut bila anak tersebut ditakut-takuti, anak tersebut langsung memberikan respon dari apa yang telah diketahuinya.
       Kognitif yakni aliran psikologi dimana manusia tersebut masih menggunakan pikirannya untuk merenung dan berpikir kembali apa yang telah diterimanya, jadi individu tersebut tidak langsung melakukan respon namun di telaah terlebih dahulu dan di cari sebabnya mengapa bisa begitu. Kalau behavioristik jika individu itu di takut-takuti maka akan langsung takut berbeda dengan kognitif, dia akan mencari tahu kenapa hal tersebut perlu di takuti sehingga ibarat komputer setelah data itu masuk maka akan di proses dahulu sebelum data itu akan keluar sebagai output.
       Humanistic merupakan aliran psikologi yang memanusiakan manusia maksudnya aliran ini meyakinkan manusia tersebut bahwa dalam dirinya itu terdapat potensi, kretivitas dan kemampuan sehingga individu tersebut dapat bertanggung jawab atas dirinya.
       Tidak semua individu memiliki keempat kerakteristik tersebut, karena karakteristik tersbut sifatnya labil dan berubah-ubah tidak mungkin tetap, dimisalkan saja untuk hari ini bisa jadi individu tersebut humanistic dan hari kemarin bisa juga kognitif, jadi tidak bisa diklaim yang mana karakteristik orang tersebut Cuma dapat dibaca ketika individu tersebut bertindak.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
                        Manusia pada hakikatnya adalah mahluk yang selalu belajar dan      dipelajari . Sifat hakekat manusia menjadi bidang kajian filsafat, khusnya         filsafat antrofologi. hal ini menjadi keharusan oleh karena pendidikan             bukanlah sekadar soal peraktek melainkan peraktek yang berlandaskan dan             bertujuan. Sedangkan landasan dan tujuan pendidikan itu sendiri sifatnya filosofis normatif. Besifat filosofis karena untuk mendapatkan landasan yang             kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis dan      universal tentang ciri hakiki manusia. Potensi kemanusiaan merupakan benih   kemungkinan untuk menjadi manusia. Manusia memiliki ciri khas yang secara   prinsipiil berbeda dari hewan. Ciri khas manusia yang membedakannya dari            hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat hakikat            manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut      hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.
                        Oleh karena itu, sangat strategis jika pembahasan tentang hakekat   manusia ditempatkan pada seluruh pengkajian tentang pendidikan, Bersifat        normatif  karena pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuhkembangkan          sifat hakikat manusia tersebut sebagai sesuatu yang bernilai luhur,dan hal itu             menjadi keharusan. Manusia juga merupakan suatu pribadi yang selalu        mencari tau tentang apa yang belum diketahuinya.


DAFTAR RUJUKAN
                
Wahyudin, dkk. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta Universitas Terbuka

SABAR ITU TAK TERBATAS
Sandi Ibnu Syam

Pernahkah kita melihat orang yang emosinya meledak-ledak tak terkendali ataukah melihat orang yang sedang menunggu di ruang tunggu entah itu di kantor, di kantin, di sekolah atau di mana saja, bahkan boleh jadi kita sendiri yang pernah merasakan hal tersebut. Ini menjadi fenomena yang sangat menarik kita kaji di dalam kehidupan kita sehari-hari. Mengapa bias demikian? Karena ini hal yang sangat sering terjadi dalam kehidupan yang serba modern bahkan dengan istilah yang lebih popular khir-akhir ini adalah dengan kata atau bahasa “KONTEMPORER” semua itu tak terlepas dari kacamata dunia yang serba heterogen dan dunia yang penuh dengan multicultural berbagai macam corak dalam kehidupan kita.
JJika kita kaji lebih mendalam lagi atas fenomena di atas, kita akan menemukan betapa banyak orang yang tak sabar. Mungkin kita sering mendengar dengan kata-kata seperti ini “ kesabaran saya sudah habis”, tidak salah juga jika mereka mengatakan seperti itu. Namun, perlu kita tahu bahwa apa yang dikatakan itu hanya karena mereka tidak tahu apa makna sabar yang sebenarnya. Andaikan mereka tahu bahwa sabar mempunyai makna yang sangat mendalam mereka tak akan mungkin mengatakan seperti itu. Sehingga yang ada adalah bahwa sabar tak ada batasnya dan yang membatasinya adalah karena nafsu manusia yang berlebihan atau bias juga kita katakana nafsunya lebih dominan daripada sabar yang ada pada diri mereka.
Bukankah Allah telah berfirman di dalam Alqur’an surah Al-Baqarah ayat 153, yang berbunyi “Sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar”, ini menandakan bahwa betapa sabar sangat dalam maknanya apalagi memakai kata “sesungguhnya” yang berari itu adalah sebuah kata Allah di dalam mengatakan sesuatu Tidak semua orang tahu  makna sabar sehingga wajar jika ada yang mengatakan seperti di atas.
Sebenarnya jika ada yang tidak sabar mereka hanya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka, cobaan dan ujian yang diberikan Allah kepada hambanya itu adalah salah satu hal bagi mereka yang diberikan cobaan dan ujian untuk mengetahui siapa di antara mereka yang betul-betul mau mengabdi dan terus berupaya memaksimalkan pengabdian mereka kepada Allah. Sehingga bias di ketahui bahwa si fulan ini benar-benar tangguh dan kuat menghadapi cobaan yang di berikan padanya.
Seorang Tokoh atau Ulama Muhammadiyah yang juga Pimpinan Daerah Kota Makassar, yakni Ust. Drs. KH. Jalaluddin Sanusi mengatakan bahwa salah satu sebab orang tidak bisa sabar karena tidak tahu keadaan yang sebenarnya. Sehingga ini sutu pertanda bahwa memang sabar dalam kehidupan sehari-hari perlu kita miliki karena sabar itu tak terbatas dan sebagai perisai bagi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.
Betapa banyak dalam Al-qur’an yang mulia, ayat yang menjelaskan tentang makna sabar, terutama di dalam Ali Imram: (186,200), Yusuf: (90), Ar-Ra’du: (22-24), Al-Insan: (24), Al-Ankabut: (58-59), Hud: (11), Al-Baqarah: 155-157), Luqman: (17), Al-Baqarah: (45,153), An-Nisa: (25), Thaha: (32,130), Al-Mukmin: (55,77), Qaaf: (39), dan Al-Ma’arif: (5).(N.A. Baiquni, I.A. Syawaqi, R.A. Aziz, Indeks Alqur’an cara mencari ayat Alqur’an, hal:276). Dan masih banyak lagi ayat yang menjelaskan tentang sabar di dalam Alqur’an.
Sungguh menheran kita jika masih ada yang tidak sabar di dalam menjalani liku-liku kehidupan dunia yang saat ini era globalissasi yang merajalela di mana saja. Bukan hanya di Indonesia tetapi seluruh mancanegara tak luput dari globalisasi, yang mempunyai dampak positif dan juga dampak negative yang dapat menjerumuskan siapa saja yang ingin melawannya. Bahakan Rasulullah saja mengingatkan kepada kita bahwa sabar itu adalah perisai manusia ketika di timpa suatu musibah, baik kelaparan, kekurangan, harta, jiwa, buah-buahan, dan lain-lainya.
Memang tak mudah seperti membalikkan telapak tangan, namun jika semua itu mampu kita lakukan insyaalah Allah bersama dengan kita yang mempunyai jiwa-jiwa perkasa yang telah di berikan Allah kepada hambanya yang tetap sabar dalam mengarungi samudra kehidupan yang penuh ombak dan gelombang yang sangat berbahaya.
Oleh karena itu, kita sebagai insan biasa sudah terbiasa menghadapi seperti itu maka kita akan menjadi orang-orang yang berbahagia atas apa yang kita lakukan. Mengapa kita bahagia? Bukankah Allah telah menerangkan di dalam kitabnya bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar. Jadi nikmati dan hayati hidup serta mari kita bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Dan janganlah kita menjadi orang-orang yang tidak tahu diri atas apa yang Allah berikan kepada kita.
MEMAHAMI PRILAKU IHSAN DALAM
KEHIDUPANSEHARI-HARI
Sandi Ibnu Syam


Penting untuk kita ketahui bersama terutama dalam berbuat ihsan dalam kehidupan sehari-hari. Ini fenomena yang jarang terjadi di kalangan umat Islam ketika melakukan ibadah kepada sang Khaliq terkadang mereka beribadah ala kadarnya saja. Sehingga di perlukan sesuatu yang bisa menopang hal tersebut yakni dengan ihsan semata-mata hanyaberibadah kepada Allah.
Trilogi Dasar Agama Islam
Ihsan juga dikenal sebagai bagian dari trilogi dasar agama Islam yaitu islam, iman, dan ihsan dan ini sering disandingkan dengan Aqidah, ibadah dan akhlaq.Menurut Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof.Dr. Yunahar Ilyas, trilogi ini walau bisa di bedakan namun tidak besa dipisahkan. Dalam surah Al-Mukminin iman di jelaskan dengan islam dan ihsan. Dalam surah Yunus 84 Islam dijelaskan dengan iman dan ihsan. Dalam surah Lukman1-5, ihsan dijelaskan dengan islam dan iman. Perpaduan ketiganya ada di dalam Al-Baqarah : 177. Dalam ayat ini, Allah mendefinisikan al-birru dengan iman, islam dan ihsan(SM, edisi 15, hal 7). Konsep akhlaq mulia di dalam islam pada dasarnya berbasis pada konsep ihsan yang di definisikan Nabi SAW, sebagai: kamu menyembah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, jika tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu(HR. Bukhari dan Muslim). Menyembah kepada Allah yang dimaksud dalam hadits ini adalah ibadah yang melampaui itu semua sehingga ini dapat membuktikan diri kita sebagai hamba yang terikat kepada yang disembah. Menurut Prof.Dr.H. Din Syamsuddin, ibadah tidak boleh dimaknai sebagai tujuan yang berakhir setelah kegiatan itu selesai . Setelah salam, shalatnya juga wassalam.Setelah puasa ya lebaran. Namun ibadah harus dimaknai sebagai aktivitas dari proses dinamis yang terus menerus dan berkelanjutan untuk mencari keridlaan Allah bahkan liqa’a rabbi(bertemu Allah). Oleh karena Allah adalah Maha Mulia, maka Allah tidak akan mungkin kita temui kalau kita tidak senantiasa dan terus menerus melakukan perilaku mulia di sepanjang hidup kita(SM, edisi 15 hal 8).
Ihsannya Rasulullah SAW
Telah jelas di dalam Alqur’an bahwa Nabi Muhammad SAW adalah contoh tauladan dan rahmat bagi seluruh alam. Maka tentunya kita sebagai umatnya patut mencontohi pribadinya yang telah tercermin di dalam kehidupan sehari-hari Rasulullah Saw, terutama kepada keluarga dan para sahabatnya. Salah satu contoh ihsannya Rasulullah Saw adalah ketika berdakwah di Thaif bagaimana Rasulullah di lempari kotoran hewan, di lempari batu dan lain-lainnya hingga tubuh  Rasulullah berdarah-darah akibat dari kejadian tersebut. Namun, Rasulullah tetap berbuat baik kepada mereka. Karena penduduk Thaif waktu itu belum mengetahui apa yang akan di dakwahkannya kepada penduduk mereka. Kemudian dari pada itu, masih banyak lagi contoh tauladan yang di berikan Rasulullah dan ini menjadi acuan bgi kita untuk meneladani pribadi Rasulullah Saw juga ketika ada orang Yahudi yang tua renta lagi buta mencaci maki Rasulullah Saw yang ada di pinggiran pasar  Madinah kemudian Rasulullah semasa hidupnya setiap pagi memberinya makanan dan orang Yahudi berkata “janganlah engkau mendekati Muhammad dia adalah orang pembohong lagi penyihir” namun Rasulullah tetap melakukan kebiasaannya memberikan makanan setiap pagi kepada orang Yahudi tersebut hingga pada akhirnya sepeninggal Rasulullah, Sahabatnya Abu Bakar pernah menemui Aisyah anaknya dan berkata “ perbuatan apa lagi yang tidak pernah aku lakukan semasa hidup Rasulullah” maka Aisyah anaknya berkata “memberi makanan setiap pagi orang Yahudi di pinggiran pasar Madinah”. Kemudian keesokannya Abu Bakar menemui orang Yahudi yang tua renta itu dan memberikannya makanan,  namun yang terjadi adalah makanan yang diberikan oleh Abu Bakar langsung diluapkannya dari mulutnya dan berkata “tidak seperti ini makanan yang berikannya kepadaku, dia mengunyahnya dulu dan memasukkan makanan tersebut ke mulutku. Siapa engkau? Ujarnya. Kemudian Abu Bakar berkata “Aku adalah sahabatnya yang memberimu makanan”. Lalu orang Yahudi berkata lagi siapa gerangan yang baik hati memberikan Aku makanan di kunyahnya lalu di masukkan ke mulutku makanan tersebut. Abu Bakar hanya diam dan menangis dan berkata dia adalah Rasulullah Saw namun ia telah tiada dan takkan ada lagi seperti dia memberimu makanan setiap pagi. Ketika itu juga orang Yahudi tersebut menangis dan menyesal telah memaki dan mencaci Rasulullah Saw, pada saat yang bersamaan orang Yahudi tersebut bersyahadat di depan Abu Bakar dan masuk islam pada saat itu juga.
Sebagai umat islam sepatutnya kita mencontohi perilaku dan pribadi Rasulullah Saw yang tetap berbuat ihsan kepada sesamanya maupun selainnya begitu pribadi yang sangat menyentuh hati kita untuk merenung dan berpikir sejenak menjadikan sesosok Nabi yang ihsannya melampaui dari apa yang semestinya ia lakukan.
Konsep Spiritual Ihsan
Konsep ihsan merujuk kepada Hadits Nabi ketika menjawab pertanyaan Malaikat Jibril mengenai ihsan, Nabi menjawab “an ta’budallaha kaannaka tarahu fain lam takun tarahu fainnahu yaraka,bahwa kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu ( HR Muslim dari Umar Ibnu Khattab). Subtansi ihsan ialah kebaikan tertinggi yang lahir dari ruh beribadah kepada Allah dan tercermin dalam perilaku utama setiap Muslim dalam mengamalkannya. Dalam tradisi islam klasik, ihsan sebenarnya dijadikan rujukan tasawuf, kendati tasawuf sendiri lebih mengenai ajaran tarekat sering menjadi bahan perdebatan pro-kontra dalam wacana ke-islaman hingga saat ini(DR.H. Haedar Nashir, Msi).
Dalam Alqur’an terdapat banyak kandungan ajaran tentang ihsan. Allah memerintahkan sebagaimana telah di jelaskannya di dalam Al-qur’an pada agar kita dapat berbuat ihsan dengan jihad dijalan-Nya (Al-Ankabut:69). Kita diperintahkan pula bahwa Allah adalah selalu menyertai orang-orang yang muhsin. Yaitu orang yang selalu menjaga agar mutu amalannya selalu baik dan di perbaiki lagi di pertinggi mutunya , dibuat lebih sempurna.Fudhail bin ‘Iyadh, mempertalikan di antara ikhlas dan ihsan. Ikhlas ialah memperbaiki niat sejak semula, agar beramal benar-benar karena Allah dan bersedia berjihad untuk itu. Ihsan ialah membuat amalan itu lebih baik, yaitu lebih tepat menurut Sunnah yang digariskan oleh Nabi SAW, Bagaiamanapun ikhlasnya suatu niat, kalau tidak diperjuangkan atau di buat jadi jihad percumalah ikhlas itu. Bagaimanapun ikhlas dan jihad itu, kalau tidak diatur yang sesuai Sunnah Nabi, percuma jugalah pekerjaan atau amalan yang kita kerjakan itu. Kalau ketiganya telah berkumpul dalam gerak hidup seorang yang beriman, jalan yang tadinya gelap  pastilah akan diberi terang oleh Allah(Tafsir Al-Azhar, juz 21hal 36).
Dengan menjadi pribadi ihsan apapun yang kita lakukan itu hanya semata-mata mengharapkan keridhaannya tanpa mengharap sesuatu dari manusia yang terkadang membuat kita kecewa atas apa yang telah dilakukannya yang tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam Al-qur’an dan apa yang yang telah di contohkan oleh Rasulullah sebagai contoh tauladan dan sebagai kerahmatan di utusnya ke dunia ini.
Wallahu Allam Bish-Shawab
MEMBENDUNG KENAKALAN REMAJA


Akhir-akhir ini kita dibuat sangat cemas dan khawatir terhadap aksi kriminal yang semakin meningkat di kota Makassar akibat aksi yang dilakukan oleh Geng-Geng Motor. Tak tanggung-tanggung, tanpa merasa berdosa, tanpa rasa kasihan para kawanan geng Motor itu yang juga diketahui rata-rata masih berusia remaja tega menghilangkan nyawa korbannya, pekan ini Trio Rivaldi (14), siswa kelas IX SMP Yaspen Makassar, Selasa kembali menjadi korban penikaman sekawanan geng motor di jalan Urip Sumiharjo, menyusul tiga korban lainnya yang merupakan korban kebrutalan geng motor dalam dua bulan terakhir, salah satu diantaranya merupakan Mahasiswa FKIP Unismuh Makassar yang sebelumnya sempat disiksa menggunakan busur agar menyerahkan motornya hingga almarhum akhirnya menghembuskan nafas terakhir. 
Fenomena Geng Motor yang semakin gencar saat ini adalah suatu gerakan kejahatan atau bisa juga dikatakan komunitas kejahatan yang lahir dari faktor  kenakalan dan kelabilan para remaja yang semakin memuncak. Dengan kata lain ini adalah penyakit sosial  masyarakat yang harus sitanggapi dan diatasi secara serius, karena mengganggu keamanan ketentraman kedamaian masyarakat, terutama terhadap keselamatan dan keamanan para remaja yang sebagian besar menjadi korbannya.
Pertanyaan penting adalah mengapa hal ini bisa terjadi? Persepsi yang biasanya masih mendominasi di masyarakat beranggapan bahwa yang bertanggung jawab dalam masalah ini adalah pemerintah, para da’i, pendidik dan ulama. Padahal Rasulullah bersabda: “Siapa saja di antaramu melihat kemungkaran hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak sanggup maka dengan lidahnya, dan jika tidak sanggup maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”(HR. Muslim).
kita semua menyadari bahwa salah satu faktor yang paling pokok yang harus terlebih dahulu disoroti adalah sejauh mana efek pendidikan terhadap para remaja yang melakukan aksi tidak terpuji itu, terutama pendidikan dalam keluarga, bagaimana peran orang tua dalam mendidik putra-putrinya . Kalau memang, mereka ternyata adalah anak yang masih bersekolah maka ini bisa jadi akibat kurangnya materi serta contoh pendidikan akhlak yang baik dalam lingkungan sekolah.
Karakter dan Psikologi remaja yang masih labil dan selalu ingin mencoba-coba membutuhkan pedoman dan keteladanan termasuk keteladanan keluarga, bertetangga dan masyarakat. Lebih dari itu, pengaruh yang amat besar datang dari media TV, Cetak, Internet dan Sosial Media yang sering kali menampilkan gambar dan tayangan kekerasan atau hal-hal yang bersifat negative lainnya yang tidak mampu mereka saring dan pilah, sehingga tontonan-tontonan yang kebanyakan tidak baik itulah yang akhirnya menjadi tuntunan mereka dalam pergaulan sehari-hari.
Fenomena geng motor ini merupakan cermin evaluasi bagi setiap kalangan yang merasa punya tanggung jawab terhadap cerah tidaknya  masa depan generasi bangsa, bahwa ada celah-celah kelengahan yang terjadi disetiap institusi-institusi kita, mulai dari institusi agama, pendidikan, keamanan dan pemerintahan.
Lalu bagaimana solusi mengatasi Geng Motor ini
Untuk mengatasinya memang harus di mulai dari orang tua, guru-guru di sekolah, lingkungan sekitar dan juga dari pihak keamanan bersama-sama masyarakat terhadap mereka ini yang sangat di tuntut dalam menggapai keamanan, ketentraman, dan kedamaian.
. Dalam menanggapi keresahan masyarakat yang terjadi saat ini dengan adanya korban-korban akibat dari Geng Motor tersebut adalah jangan membiasakan keluar rumah jika tidak ada kepentingan-kepentingan yang tidak terlalu penting kecuali jika memamg itu sesuatu yang sangat mendesak. Namun yang jelas pihak korban juga menuntut keadilan dengan di beri hukuman dengan hukuman yang ada.
Salah satu solusi dari fenomena ini adalah bagaimana semua stake holder memperbaiki pendidikan mereka dan salah satunya adalah memperbaiki pendidikan karakter mereka.
Renungan bagi para pendidik anak-anak Bangsa dan Negara
Berdasarkan hasil wawancara di atas memang perlu perhatian terhadap mereka atas tindakan-tindakan yang mereka lakukan ini tidak terlepas betapa peran kelurga sangatlah penting dalam mendidik dan menjadi teladan bagi mereka karena seorang anak yang lahir dalam keadaan fitrah, dan orang tualah yang mewarnai mereka, Rasulullah bersabda: “Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah(Islam), maka orang tualah yang menyebabkan dia menjadi Yahudi, Nasrana dan Majusi.” (HR. Bukhari).
Untuk itu, orang tua harus dapat memanfaatkan saat-saat awal dimana anak mengalami pertumbuhannya dengan menanamkan dalam jiwa anak kecintaan terhadap agamanya, cinta terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya, sehinnga ketika anak tersebut berhadapan dengan lingkungan lain anak tersebut memiliki daya resistensi yang dapat menangkal setiap pengaruh negatif salah satunya Geng Motor tadi yang akan merusak dirinya.
Dalam lingkungan sekolah faktor yang juga cukup menentukan dalam membentuk watak dan karakter anak di sekolah adalah konsep yang di terapkan sekolah tersebut dalam mendidik dan mengarahkan setiap anak didik mereka. Sehingga menurut Dr. KH. Alwi Uddin dalam mengatasi pendidikan mereka adalah dengan memperbaiki pendidikan karakter mereka.
Persepsi biasanya masih mendomiasi masyarakat yang beranggapan bahwa yang bertanggung jawab dalam masalah ini adalah pemerintah, para da’i, pendidik dan ulama. Padahal Rasulullah bersabda: “Siapa saja di antaramu melihat kemungkaran hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak sanggup maka dengan lidahnya, dan jika tidak sanggup maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”(HR. Muslim). Wallahu A’lam.

Rabu, 17 September 2014

TETAP TEGAR MESKI TERSAKITI
Terasa pahit memang jika kita mendapat ujian dan cobaan, di dalam kehidupan kita ini terlalu banyak lilku-liku kehidupan yang menerpa kita. Tetapi, apakah kita mampu bertahan ataukah malah sebaliknya? Ini yang harus kita jawab!
Berbaik baik itu belum tentu kita di anggap baik oleh orang lain, (ust. Husni Yunus), tetapi kita harus meyakini bahwa kebenaran akan terbukti dengan sendirinya, Allah memberi kita ujian dan cobaan karena Allah sangat merindukan Hamba yang keluh kesah Hamba-Nya. Dan inilah juga yang terjadi padaku, banyak orang apa yang menganggap apa yang lakukan itu hal yang tidak sesuai dengan harapan mereka, tetapi sekali lagi Aku tak berharap kepada Makhluk Allah , Aku hanya berharap keridhaan Allah semata.
Seiring berjalannya waktu, Aku mencoba melalui setiap ujian dan cobaan yang di berikan Allah untuk bisa kuat dengan memberikan mental yang membaja agar mampu menghadapi semua itu, sudah terlalu banyak fitnah yang ku dapat dari orang yang tak hanya menginginkan Aku jatuh. Aku hanya ingin meenikmati proses atas apa yang menimpa diriku.
Jika ada yang memberikan kita kopi pahit maka kita berikan kepadanya gula agar terasa nikmat dengan seduhan gula manis, itulah juga yang akan Aku lakukan jika ada orang membenci, Aku membalas dengan kebaikan dengan senyuman agar beban yang Aku hadapi terasa ringan dan nikmat.


Hilang Tanpa Jejak

Hari -hari bersamamu
membuat semuanya tersenyum
ceria, bahagia, dan bercanda tawa
sembari menikmati hidup ini

Namun ternyata semuanya
hilang tanpa jejak
yang dulu ceria
yang dulu bahagia
kini tiada lagi

Sendiri merenung diri
Entah apa yang terjadi
dalam hidup yang penuh
onak berduri yang tajam.

Hilang tanpa jejak
hilang di telan bumi
bersama reruntuhan batu

#PUISI renungan..

Khittah Perjuangan Muhammadiyah dari masa ke masa



A. Pengertian
Khittah artinya garis besar perjuangan. khittah itu mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman, dan arah perjuangan. hal tersebut mempunyai arti penting karena menjadi landasan berpikir dan amal usaha bagi semua pimpinan dan anggota muhammadiyah. garis-garis besar perjuangan muhammadiyah tersebut tidak boleh bertentangan dengan asas dan tujuan serta program yang telah disusun.

B. Enam Khittah Perjuangan Muhammadiyah
Isi khittah harus sesuai dengan tujuan muhammadiyah, khittah itu disusun sesuai dengan perkembangan zaman.

1. Langkah 12 Muhammadiyah 1938-1940
a. Memperdalam Masuknya Iman.
Hendaklah iman itu ditablighkan, disiarkan dengan selebar-lebarnya, yakni diberi riwayatnya dan diberi dalil buktinya, dipengaruhkan dan digembirakan, sampai iman itu mendarah daging, masuk di tulang sumsum dan mendalam di hati sanubari kita, sekutu-sekutu Muham-madiyah seumumnya.
b. Memperluas Faham Agama.
Hendaklah faham agama yagn sesungguhnya itu dibentangkan dengan arti yang seluas-luasnya, boleh diujikan dan diperbandingkan, sehingga kita sekutu-sekutu Muhammadiyah mengerti perluasan Agama Islam, itulah yang paling benar, ringan dan berguna, maka, mendahulukanlah pekerjaan keagamaan itu.
c. Memperbuahkan Budi Pekerti.
Hendaklah diterangkan dengan jelas tentang akhlaq yang terpuji dan akhlaq yang tercela serta diperbahaskannya tentang memakainya akhlaq yang mahmudah dan menjauhkannya akhlaq yang madzmumah itu, sehingga menjadi amalan kita, ya seorang sekutu Muhammadiyah, kita berbudi pekerti yang baik lagi berjasa.
d. Menuntun Amalan Intiqad (self correctie).
Hendaklah senantiasa melakukan perbaikan diri kita sendiri (self correctie), segala usaha dan pekerjaan kita, kecuali diperbesarkan, supaya diperbaikilah juga. Buah penyelidikan perbaikan itu dimusyawarahkan di tempat yang tentu, dengan dasar mendatangkan maslahat dan menjauhkan madlarat, sedang yang kedua ini didahulukan dari yang pertama.
e. Menguatkan Persatuan.
Hendaklah menjadikan tujuan kita juga, akan menguatkan persatuan organisasi dan mengokohkan pergaulan persaudaraan kita serta mempersamakan hak-hak dan memerdekakan lahirnya pikiran-pikiran kita.
f. Menegakkan Keadilan.
Hendaklah keadilan itu dijalankan semestinya, walaupun akan mengenai badan sendiri, dan ketetapan yang sudah seadil-adilnya itu dibela dan dipertahankan di mana juga.
g. Melakukan Kebijaksanaan.
Dalam gerak kita tidaklah melupakan hikmah, hikmah hendaklah disendikan kepada Kitabullah dan Sunnaturrasulillah. Kebijaksanaan yang menyalahi ke-dua pegangan kita itu, mestilah kita buang, karena itu bukan kebijaksanaan yang sesungguhnya. Dalam pada itu, dengan tidak mengurangi segala gerakan kemuhammadiyahan, maka pada tahun 1838-1940 H. Muhammadiyah mengemukakan pekerjaan akan:
h. Menguatkan Majlis Tanwir.
Sebab majlis ini nyata-nyata berpengaruh besar dalam kalangan kita Muhammadiyah dan sudah menjadi tangan kanan yang bertenaga disisi Hoofdbestuur (PP) Muhammadiyah, maka sewajibnyalah kita perteguhkan dengan diatur yang sebaik-baiknya.
i. Mengadakan Konperensi Bagian.
Untuk mengadakan garis yang tentu dalam langkah-langkah bagian kita, maka hendaklah kita berikhtiar mengadakan Konperensi bagian, umpama: Konperensi Bagian: Penyiaran Agama seluruh Indonesia dan lain-lain sebagainya.
j. Mempermusyawaratkan Putusan.
Agar dapat keringanan dan dipermudahkan pekerjaan, maka hendaklah setiap ada keputusan yang mengenai kepala Majlis (Bagian), dimusyawarahkanlah dengan yang bersangkutan itu lebih dahulu, sehingga dapatlah mentanfidzkan dengan cara menghasilkannya dengan segera.
k. Mengawaskan Gerakan Jalan.
Pemandangan kita hendaklah kita tajamkan akan mengawasi gerak kita yang ada di dalam Muhammadiyah, yang sudah lalu, yang masih langsung dan yang bertambah (yang akan datang/berkembang).
l. Mempersambungkan Gerakan Luar.
Kira berdaya-upaya akan memperhubungkan diri kepada iuran (ekstern), lain-lain persyarikatan dan pergerakan di Indonesia, dengan dasar Silaturahim, tolong-menolong dalam segala kebaikan, yang tidak mengubah asasnya masing-masing, terutama perhubungan kepada persyarikatan dan pemimpin Islam. 

2. Khittah Palembang 1956-1959
a. Menjiwai pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan memperdalam dan mempertebal tauhid, menyempurnakan ibadah dengan khusyu’ dan tawadlu’, mempertinggi akhlak, memperluas ilmu pengetahuan, dan menggerakkan Muham-madiyah dengan penuh keyakinan dan rasa tanggung jawab.
b. Melaksanakan uswatun hasanah.
c. Mengutuhkan organisasi dan merapikan administrasi.
d. Memperbanyak dan mempertinggi mutu anak.
e. Mempertinggi mutu anggota dan membentuk kader.
f. Memperoleh ukhuwah sesama muslim dengan mengadakan badan ishlah untuk menganti­sipasi bila terjadi keretakan dan perselisihan.
g. Menuntun penghidupan anggota.

3. Khittah Ponorogo 1969 
Kelahiran Parmusi merupakan buah dari Khittah Ponorogo (1969). Dalam rumusan Khittah tahun 1969 ini disebutkan bahwa dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar dilakukan melalui dua saluran: politik kenegaraan dan kemasyarakatan. Muhammadiyah sendiri memposisikan diri sebagai gerakan Islam amar ma'ruf nahi munkar dalam bidang kemasyarakatan. Sayangnya, partai parmusi ini gagal sehingga khittah ponorogo kemudian "dinasakh" meminjam istilah Haedar nashir lewat khittah ujung pandang. 

4. Khittah Ujung Pandang 1971 
a.    Muhammadiyah adalah Gerakan Da’wah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat.
b.    Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muham­madiyah.
c.  Untuk lebih memantapkan muhammadiyah sebagai gerakan da’wah islam setelah pemilu tahun 1971, muhammadiyah melakukan amar ma’ruf nahi munkar secara konstruktif dan positif terhadap partai muslimin Indonesia.
d.  Untuk lebih meningkatkan partisipasi muhammadiyah dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

5. Khittah Surabaya 1978 (penyempurnaan dari khittah ponorogo 1969)
a.    Muhammadiyah adalah Gerakan Da’wah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu partai politik atau organisasi apapun.
b.    Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muham­madiyah.

6. Khittah Denpasar 2002
Dalam Posisi yang demikian maka sebagaimana khittah Denpasar, muhammadiyah dengan tetap berada dalam kerangka gerakan dakwah dan tajdid yang menjadi fokus dan orientasi utama gerakannya dapat mengembangkan fungsi kelompok kepentingan atau sebagai gerakan social civil-society dalam memainkan peran berbangsa dan bernegara.

C. Maksud dan Tujuan
Sebagai tuntunan, sebagai pedoman dan arahan untuk berjuang bagi anggota maupun pimpinan muhammadiyah.

D. Fungsi
Sebagai landasan berpikir bagi semua pimpinan dan anggota muhammadiyah dan yang menjadi landasan berpikir bagi setiap amal usaha muhammadiyah.