MEMBENDUNG KENAKALAN REMAJA
Akhir-akhir ini kita dibuat sangat cemas dan khawatir terhadap aksi kriminal yang semakin meningkat di kota Makassar akibat aksi yang dilakukan oleh Geng-Geng Motor. Tak tanggung-tanggung, tanpa merasa berdosa, tanpa rasa kasihan para kawanan geng Motor itu yang juga diketahui rata-rata masih berusia remaja tega menghilangkan nyawa korbannya, pekan ini Trio Rivaldi (14), siswa kelas IX SMP Yaspen Makassar, Selasa kembali menjadi korban penikaman sekawanan geng motor di jalan Urip Sumiharjo, menyusul tiga korban lainnya yang merupakan korban kebrutalan geng motor dalam dua bulan terakhir, salah satu diantaranya merupakan Mahasiswa FKIP Unismuh Makassar yang sebelumnya sempat disiksa menggunakan busur agar menyerahkan motornya hingga almarhum akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Fenomena Geng Motor yang semakin gencar saat ini adalah suatu gerakan kejahatan atau bisa juga dikatakan komunitas kejahatan yang lahir dari faktor kenakalan dan kelabilan para remaja yang semakin memuncak. Dengan kata lain ini adalah penyakit sosial masyarakat yang harus sitanggapi dan diatasi secara serius, karena mengganggu keamanan ketentraman kedamaian masyarakat, terutama terhadap keselamatan dan keamanan para remaja yang sebagian besar menjadi korbannya.
Pertanyaan penting adalah mengapa hal ini bisa terjadi? Persepsi yang biasanya masih mendominasi di masyarakat beranggapan bahwa yang bertanggung jawab dalam masalah ini adalah pemerintah, para da’i, pendidik dan ulama. Padahal Rasulullah bersabda: “Siapa saja di antaramu melihat kemungkaran hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak sanggup maka dengan lidahnya, dan jika tidak sanggup maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”(HR. Muslim).
kita semua menyadari bahwa salah satu faktor yang paling pokok yang harus terlebih dahulu disoroti adalah sejauh mana efek pendidikan terhadap para remaja yang melakukan aksi tidak terpuji itu, terutama pendidikan dalam keluarga, bagaimana peran orang tua dalam mendidik putra-putrinya . Kalau memang, mereka ternyata adalah anak yang masih bersekolah maka ini bisa jadi akibat kurangnya materi serta contoh pendidikan akhlak yang baik dalam lingkungan sekolah.
Karakter dan Psikologi remaja yang masih labil dan selalu ingin mencoba-coba membutuhkan pedoman dan keteladanan termasuk keteladanan keluarga, bertetangga dan masyarakat. Lebih dari itu, pengaruh yang amat besar datang dari media TV, Cetak, Internet dan Sosial Media yang sering kali menampilkan gambar dan tayangan kekerasan atau hal-hal yang bersifat negative lainnya yang tidak mampu mereka saring dan pilah, sehingga tontonan-tontonan yang kebanyakan tidak baik itulah yang akhirnya menjadi tuntunan mereka dalam pergaulan sehari-hari.
Fenomena geng motor ini merupakan cermin evaluasi bagi setiap kalangan yang merasa punya tanggung jawab terhadap cerah tidaknya masa depan generasi bangsa, bahwa ada celah-celah kelengahan yang terjadi disetiap institusi-institusi kita, mulai dari institusi agama, pendidikan, keamanan dan pemerintahan.
Lalu bagaimana solusi mengatasi Geng Motor ini
Untuk mengatasinya memang harus di mulai dari orang tua, guru-guru di sekolah, lingkungan sekitar dan juga dari pihak keamanan bersama-sama masyarakat terhadap mereka ini yang sangat di tuntut dalam menggapai keamanan, ketentraman, dan kedamaian.
. Dalam menanggapi keresahan masyarakat yang terjadi saat ini dengan adanya korban-korban akibat dari Geng Motor tersebut adalah jangan membiasakan keluar rumah jika tidak ada kepentingan-kepentingan yang tidak terlalu penting kecuali jika memamg itu sesuatu yang sangat mendesak. Namun yang jelas pihak korban juga menuntut keadilan dengan di beri hukuman dengan hukuman yang ada.
Salah satu solusi dari fenomena ini adalah bagaimana semua stake holder memperbaiki pendidikan mereka dan salah satunya adalah memperbaiki pendidikan karakter mereka.
Renungan bagi para pendidik anak-anak Bangsa dan Negara
Berdasarkan hasil wawancara di atas memang perlu perhatian terhadap mereka atas tindakan-tindakan yang mereka lakukan ini tidak terlepas betapa peran kelurga sangatlah penting dalam mendidik dan menjadi teladan bagi mereka karena seorang anak yang lahir dalam keadaan fitrah, dan orang tualah yang mewarnai mereka, Rasulullah bersabda: “Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah(Islam), maka orang tualah yang menyebabkan dia menjadi Yahudi, Nasrana dan Majusi.” (HR. Bukhari).
Untuk itu, orang tua harus dapat memanfaatkan saat-saat awal dimana anak mengalami pertumbuhannya dengan menanamkan dalam jiwa anak kecintaan terhadap agamanya, cinta terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya, sehinnga ketika anak tersebut berhadapan dengan lingkungan lain anak tersebut memiliki daya resistensi yang dapat menangkal setiap pengaruh negatif salah satunya Geng Motor tadi yang akan merusak dirinya.
Dalam lingkungan sekolah faktor yang juga cukup menentukan dalam membentuk watak dan karakter anak di sekolah adalah konsep yang di terapkan sekolah tersebut dalam mendidik dan mengarahkan setiap anak didik mereka. Sehingga menurut Dr. KH. Alwi Uddin dalam mengatasi pendidikan mereka adalah dengan memperbaiki pendidikan karakter mereka.
Persepsi biasanya masih mendomiasi masyarakat yang beranggapan bahwa yang bertanggung jawab dalam masalah ini adalah pemerintah, para da’i, pendidik dan ulama. Padahal Rasulullah bersabda: “Siapa saja di antaramu melihat kemungkaran hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak sanggup maka dengan lidahnya, dan jika tidak sanggup maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”(HR. Muslim). Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar