“GENG MOTOR” Membuat Resah Masyarakat
Dr.KH. Alwi Uddin, MA
(Ketua PW Muhammadiyah SUL-SEL)
Akhir-akhir ini kita di gegerkan oleh Geng Motor yang
meresahkan masyarakat Kota Makassar dan sekitarnya, karena apa yang telah
mereka lakukan ini sesuatu tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang
berlaku di masyarakat terkhusus di Kota Makassar ini. Apalagi Geng Motor ini di
pelopori oleh anak-anak SMP dan SMA yang melakukan tindakan yang tak berakhlak
ini. Bahkan telah ada korban jiwa baik
dari anak-anak, remaja bahkan salah satu dari mahasiswa Unismuh Makassar dari
FKIP akibat dari Geng Motor dan ini perlu kewaspadaan kita terhadap mereka ini.
Jangan sampai ada korban selanjutnya yang dapat meresahkan masyarakat lagi.
Berkenaan dengan itu, Kami dari Tim Redaksi Buletin
Al-Mufiid melakukan wawancara dengan seorang Tokoh Muhammadiyah yang cukup
berpengaruh di Sul-Sel ini yakni Ust. Dr. KH. Alwi Uddin,MA yang juga Ketua
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, berikut Wawancara Kami dengan
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan ini mengenai fenomena yang
terjadi akibat Geng Motor ini.
Bagaimana
tanggapan Ust. Terhadap “Geng Motor” yang marak saat ini
Geng Motor yang terjadi saat ini salah satu suatu gerakan
kejahatan bisa juga dikatakan komunitas kejahatan karena mereka banyak serta
akibat dari kenakalan remaja. Geng Motor ini bisa juga dikatakan penyakit
sosial masyarakat yang sangat mengganggu
keamanan, ketentraman, kedamaian. Yang menjadi permasalahannya adalah mengapa
bisa terjadi? ini akibat kegagalan pendidikan dan termasuk pendidikan di rumah
tangga serta faktor orang tua bagaimana putra-putrinya. Jika mereka ini adalah
anak sekolahan maka ini gejala pendidikan yang kurang mengajarkan tentang
akhlak yang baik, sehingga baik pendidikan di sekolah, lingkungan bahkan yang
lebih utama sebenarnya adalah pendidikan orang tua terhadap anaknya.
Apa
pengaruh dari Geng Motor ini
Geng Motor ini terjadi terpengaruh pendidikan di rumah,
di sekolah yang kurang keteladanan termasuk keteladanan keluarga, bertetangga
dan sebagainya. Lebih dari itu juga penagaruh dari media baik media cetak,
elekronik bahkan media sosial seperti internet, facebook, twitter maupun
semacamnya yang memunculkan kekerasan yang sangat mempengaruhi perilaku anak
termasuk mulai dari balita harus di indahkan dari Geng Motor, juga lewat
Handphone, Tablet, Laptop dan yang lainnya. Karena anak yang baru berkembang
sangat berpenagaruh apa yang dilihat, dan didengar. Dalam menanggapi keresahan
masyarakat yang terjadi saat ini dengan adanya korban-korban akibat dari Geng
Motor tersebut adalah jangan membiasakan keluar rumah jika tidak ada
kepentingan-kepentingan yang tidak terlalu penting kecuali jika memamg itu
sesuatu yang sangat mendesak. Namun yang jelas pihak korban juga menuntut
keadilan dengan di beri hukuman dengan hukuman yang ada.
Mengapa
Pemerintah belum mampu mengatasi dari Geng Motor ini
Kemudian tak lepas dari itu bahwa terjadi fenomena
Geng Motor ini belum mampu di atasi Pemerintah Kota saat ini sehingga menjadi
polemik akhir-akhir ini. Akan tetapi, jika hanya Pemerintah Kota yang menangani
Geng Motor ini tentunya kurang maksimal sehingga memang semua stake holder
harus mampu bekerjasama antara satu dengan yang lainnya baik dari orang tua,
masyarakat, maupun dari pihak kepolisian didalam mengatasi Geng Motor yang
terjadi saat ini.
. Dalam menanggapi keresahan masyarakat yang terjadi
saat ini dengan adanya korban-korban akibat dari Geng Motor tersebut adalah
jangan membiasakan keluar rumah jika tidak ada kepentingan-kepentingan yang
tidak terlalu penting kecuali jika memamg itu sesuatu yang sangat mendesak.
Namun yang jelas pihak korban juga menuntut keadilan dengan di beri hukuman
dengan hukuman yang ada.
Geng Motor ini terjadi juga karena broken home,
kenakalan remaja, juga karena hanya ikut-ikutan saja apalagi sudah ada yang
korban bukan saja meresahkan tetapi juga menakutkan dan tidak pandang bulu.
Lalu
bagaimana solusi mengatasi Geng Motor ini
Untuk mengatasinya memang harus di mulai dari orang
tua, guru-guru di sekolah, lingkungan sekitar dan juga dari pihak keamanan
bersama-sama masyarakat terhadap mereka ini yang sangat di tuntut dalam
menggapai keamanan, ketentraman, dan kedamaian.
. Dalam menanggapi keresahan masyarakat yang terjadi
saat ini dengan adanya korban-korban akibat dari Geng Motor tersebut adalah
jangan membiasakan keluar rumah jika tidak ada kepentingan-kepentingan yang
tidak terlalu penting kecuali jika memamg itu sesuatu yang sangat mendesak. Namun
yang jelas pihak korban juga menuntut keadilan dengan di beri hukuman dengan
hukuman yang ada.
Salah satu solusi dari fenomena ini adalah bagaimana
semua stake holder memperbaiki pendidikan mereka dan salah satunya adalah
memperbaiki pendidikan karakter mereka.
Renungan
bagi para pendidik anak-anak Bangsa dan Negara
Berdasarkan hasil wawancara di atas memang perlu
perhatian terhadap mereka atas tindakan-tindakan yang mereka lakukan ini tidak
terlepas betapa peran kelurga sangatlah penting dalam mendidik dan menjadi
teladan bagi mereka karena seorang anak yang lahir dalam keadaan fitrah, dan
orang tualah yang mewarnai mereka, Rasulullah bersabda: “Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah(Islam), maka orang tualah yang
menyebabkan dia menjadi Yahudi, Nasrana dan Majusi.” (HR. Bukhari).
Untuk itu, orang tua harus dapat memanfaatkan
saat-saat awal dimana anak mengalami pertumbuhannya dengan menanamkan dalam
jiwa anak kecintaan terhadap agamanya, cinta terhadap ajaran Allah dan
Rasul-Nya, sehinnga ketika anak tersebut berhadapan dengan lingkungan lain anak
tersebut memiliki daya resistensi yang dapat menangkal setiap pengaruh negatif
salah satunya Geng Motor tadi yang akan merusak dirinya.
Dalam lingkungan sekolah faktor yang juga cukup
menentukan dalam membentuk watak dan karakter anak di sekolah adalah konsep
yang di terapkan sekolah tersebut dalam mendidik dan mengarahkan setiap anak
didik mereka. Sehingga menurut Dr. KH. Alwi Uddin dalam mengatasi pendidikan
mereka adalah dengan memperbaiki pendidikan karakter mereka.
Persepsi biasanya masih mendomiasi masyarakat yang
beranggapan bahwa yang bertanggung jawab dalam masalah ini adalah pemerintah,
para da’i, pendidik dan ulama. Padahal Rasulullah bersabda: “Siapa saja di antaramu melihat kemungkaran
hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak sanggup maka dengan
lidahnya, dan jika tidak sanggup maka dengan hatinya. Dan itu adalah
selemah-lemahnya iman.”(HR. Muslim). Wallahu A’lam.(editor: Sandi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar