ISTIQAMAH DALAM BERBUAT BAIK
“ Sesungguhnya orang-orang yang
berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,
maka Malaikat-Malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah
kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu
dengan (memperolah) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”(QS.FUSHSHILAT:30)
Di
dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa ayat ini sebagai cerminan kepercayaan
mereka tentang kekuasaan dan kemahaesaan Allah
dalam memohon atau bersungguh-sungguh
beristiqamah meneguhkan pendirian mereka dengan melakasanakan
tunutunannya, maka buat mereka bukan teman-teman yang buruk yang
memperindah keburukan yang menemani mereka, sebagaimana halnya para pendurhaka,
tetapi akan turun kepada mereka, yakni akan dikunjungi dari saat ke saat
serta secara bertahap hingga menjelang ajal mereka oleh malaikat-malaikat untuk
meneguhkan hati mereka sambil berkata: “Janganlah kamu takut menghadapi
masa depan dan janganlah kamu bersedih atas apa yang telah
berlalu; dan bergembirah dengan perolehan surga yang telah dijanjikan
Allah melalui Rasul-Nya kepada kamu.”(Volume 12,hal.50)
Di
dalam kehidupan kita sering kali di jumpai orang-orang dirinya sebagai pengembang dakwah merasa apa
yang dilakukannya tidak sesuai dengan harapan, kecewa, bahkan gunda gulana
dalam berbuat kebaikan sebab apa yang di sampaikannya sia-sia belaka, apalagi
menghadapi masyarakat yang heterogen dan multicultural dengan karakter yang
berbeda-beda. Untuk itulah perlu ada senjata melawan semua itu dan salah
satunya adalah kesabaran dan ikhlas dalam melakukan
kegiatan-kegiatan serta tetap istiqamah.
Di
dalam buku 30 hari menjemput berkah renungan setiap hari untuk mencari
hikmah sejati dari Aa Gym berkata, “Mustahil semua orang akan menyukai
kita walaupun kita berbuat baik semaksimal mungkin, tidak usah aneh dan kecewa,
terus saja berbuat yang terbaik karena itulah yang kembali kepada kita.” Jadi
memang kebaikan yang kita lakukan itu banyak tantangannya dan kita harus
berusaha semaksimal mungkin serta bertawakkal kepada Allah atas apa yang kita
lakukan.
Disamping
kita berusaha dan bertawakkal perlu juga di barengi dengan keikhlasan. Didalam
Alqur’an Allah swt telah berfirman, “Padahal mereka hanya di perintah menyembah
Allah, dengan ikhlas menaatinya semata-mata karena (menjalankan) agama.(QS.98:5)
Di dalam Ushul Fiqih di jelaskan bahwa ayat ini di tunjukkan perintah kepada
Ahli Kitab untuk taat dan mengesakan Allah. Hukumnya tetap wajib selama tidak
ada dalil yang memalingkannya, berdasarkan kaidah al aslu fil amri lil
wujuubi illa ma dallad dalilu ‘ala khilafihi, artinya pokok dalam perintah
menunjukkan hal yang wajib kecuali ada dalil yang memalingkannya kepada makna
lain. Amr adalah talabul fi’li minal a’la ila adna, artinya
tuntutan mengerjakan dari yang posisinya tinggi kepada yang lebih rendah.(Abdul
Hamid Hakim,As Sulam:7-8). Ketika di perintah melaksanakan sesuatu, berarti
mereka di larang meninggalkannya, sebagaimana di nyatakan dalam kaidah al
amru bisy syai’ nahyun ‘an diddihi,artinya perintah terhadap sesuatu
berarti larangan kebalikannya’. Jadi pada saat yang sama, terdapat larangan
bagi kita untuk membangkang dan menyekutukan Allah. Nahi adalah talabut tarki
minal a’la ilal adna, artinya tuntutan meninggalkan dari yang posisinya lebih
tinggi kepada yang lebih rendah’.(Wahbah Az Zuhaili, Usulul Fiqhil
Islami:218-232). Dengan demikian ikhlas bagian yang tak terpisahkan dari apa
yang kita lakukan dan ini pun telah diterangkan Rasulullah di dalam hadits yang
di riwayatkan oleh Umar bin Khaththab berkata, Rasulullah Sallallahu Alaihi
Wasallam bersabda: Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung pada
niatnya,”…(HR.Bukhari dan Muslim)
Istiqamahnya Rasulullah sallallahu Alaihi Wasallam
Jika
kita tengok sejarah perjuangan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam dalam
memperjuangkan dalam menegakkan Islam dan dakwahnya banyak dari kalangan Kafir
Quraisy yang tidak menyukai perjuangannya termasuk di antaranya adalah pamannya
sendiri, sehingga Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam tetap yakin dan
teguh pendirian didalam menjalankan Risalah yang di bawahnya. Di Makkah Nabi
Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalllam berdakwah selama 13 tahun yang lebih
kepada Aqidah dan Akhlak dan di Madinah 10 tahun lebih kepada bidang muamalah
dan peradaban umat manusia. Salah satu keistiqamahan Nabi Muhammad Sallallahu
Alahi Wasallam adalah ketika Kafir Quraisy menyuruh Nabi untuk memberhentikan
dakwahnya dengan di tawarkan harta,tahta dan wanita. Namun, Nabi Muhammad
Sallallahu Alaihi Wasallam menolak dengan mengatakan walaupun mereka menaruh
matahari ditangan kananku dan bulan ditangan kiriku, Aku tetap tak akan menarik
kembali pesanku yang berasal dari Allah. Sebagaimana firman Allah “Maka
tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana di perintahkan
kepadamu….(QS.Hud:112)
Juga
dari riwayat Sufyan bin Abdullah R.A berkata, Aku telah berkata, “Wahai
Rasulullah katakanlah kepadaku pesan dalam islam sehingga aku tidak perlu
bertanya kepada orang lain selain engkau. Nabi menjawab, katakanlah Aku telah
beriman kepada Allah kemudian beristimahlah.”(HR.Muslim). Dari hadits ini dapat
kita pahami bahwa beriman kepada Allah dan istiqamah di jalannya sangat perlu
dipegang dan tetap di pertahankan.
Tantangan di Era Globalisasi
Tantangan
umat islam saat sekarang ini adalah semakin canggihnya teknologi dan informasi
yang mempunyai dampak positif tetapi di samping itu juga mempunyai dampak
negative yang dapat membahayakan generasi umat islam terutama di zaman ini,
sehingga perlu adanya system yang dapat meminimalisir dari segi dampak
negatifnya, salah satunya adalah menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang
mungkar(QS.3:104). Dan perlu juga mempertahankan dan kita tetap istiqamah
memperjuangkan Islam di era globalisasi ini karena banyak yang ingin merusak
dan menghilangkan citra Islam pada generasi muda dengan trendnya saat ini
pakaian yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, makanan,minuman dan masih banyak
yang lainnya. Ironisnya lagi, banyak generasi muda sekarang ini, mentalnya
mudah rapuh sehingga di dalam buku ESQ karangan Ari Ginanjar seorang penulis
Best Seller ESQ, bahwa IQ itu 40%, EQ itu 40%, dan SQ itu 60%. Bahkan dalam
sebuah penelitian Kecerdasan Emosional itu 80% lebih dominan daripada
kecerdasan Intelektual yang hanya 20%.Mengapa demikian? Karena mental seseorang
saat ini mudah rapuh dan galau jika ada sesuatu yang membuat semangatnya
berkurang bahkan sama sekali tidak ada.
Refleksi dalam Istiqamah
Memang
berbuat kebaikan dalam memperjuangkan islam itu banyak tantangan dan
hambatannya, bahkan tidak sedikit yang tidak senang apa yang kita lakukan walaupun
yang kita lakukan itu adalah sebuah kebaikan. Dan itu pernah juga dirasakan
oleh junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam semasa hidupnya,
apalagi di era dunia yang masyarakatnya heterogen dan multicultural. Dan
berbahagialah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kita semua, dan
Allah tidak pernah mengngkari janji-Nya. Wallahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar