Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Minggu, 21 September 2014

ISTIQAMAH DALAM BERBUAT BAIK



ISTIQAMAH DALAM BERBUAT BAIK
“ Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat-Malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperolah) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”(QS.FUSHSHILAT:30)
Di dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa ayat ini sebagai cerminan kepercayaan mereka tentang kekuasaan dan kemahaesaan Allah  dalam memohon atau bersungguh-sungguh  beristiqamah meneguhkan pendirian mereka dengan melakasanakan tunutunannya, maka buat mereka bukan teman-teman yang buruk yang memperindah keburukan yang menemani mereka, sebagaimana halnya para pendurhaka, tetapi akan turun kepada mereka, yakni akan dikunjungi dari saat ke saat serta secara bertahap hingga menjelang ajal mereka oleh malaikat-malaikat untuk meneguhkan hati mereka sambil berkata: “Janganlah kamu takut menghadapi masa depan dan janganlah kamu bersedih atas apa yang telah berlalu; dan bergembirah dengan perolehan surga yang telah dijanjikan Allah melalui Rasul-Nya kepada kamu.”(Volume 12,hal.50)
Di dalam kehidupan kita sering kali di jumpai orang-orang  dirinya sebagai pengembang dakwah merasa apa yang dilakukannya tidak sesuai dengan harapan, kecewa, bahkan gunda gulana dalam berbuat kebaikan sebab apa yang di sampaikannya sia-sia belaka, apalagi menghadapi masyarakat yang heterogen dan multicultural dengan karakter yang berbeda-beda. Untuk itulah perlu ada senjata melawan semua itu dan salah satunya adalah kesabaran dan ikhlas dalam melakukan kegiatan-kegiatan serta tetap istiqamah.
Di dalam buku 30 hari menjemput berkah renungan setiap hari untuk mencari hikmah sejati dari Aa Gym berkata, “Mustahil semua orang akan menyukai kita walaupun kita berbuat baik semaksimal mungkin, tidak usah aneh dan kecewa, terus saja berbuat yang terbaik karena itulah yang kembali kepada kita.” Jadi memang kebaikan yang kita lakukan itu banyak tantangannya dan kita harus berusaha semaksimal mungkin serta bertawakkal kepada Allah atas apa yang kita lakukan.
Disamping kita berusaha dan bertawakkal perlu juga di barengi dengan keikhlasan. Didalam Alqur’an Allah swt telah berfirman, “Padahal mereka hanya di perintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaatinya semata-mata karena (menjalankan) agama.(QS.98:5) Di dalam Ushul Fiqih di jelaskan bahwa ayat ini di tunjukkan perintah kepada Ahli Kitab untuk taat dan mengesakan Allah. Hukumnya tetap wajib selama tidak ada dalil yang memalingkannya, berdasarkan kaidah al aslu fil amri lil wujuubi illa ma dallad dalilu ‘ala khilafihi, artinya pokok dalam perintah menunjukkan hal yang wajib kecuali ada dalil yang memalingkannya kepada makna lain. Amr adalah talabul fi’li minal a’la ila adna, artinya tuntutan mengerjakan dari yang posisinya tinggi kepada yang lebih rendah.(Abdul Hamid Hakim,As Sulam:7-8). Ketika di perintah melaksanakan sesuatu, berarti mereka di larang meninggalkannya, sebagaimana di nyatakan dalam kaidah al amru bisy syai’ nahyun ‘an diddihi,artinya perintah terhadap sesuatu berarti larangan kebalikannya’. Jadi pada saat yang sama, terdapat larangan bagi kita untuk membangkang dan menyekutukan Allah. Nahi adalah talabut tarki minal a’la ilal adna, artinya tuntutan meninggalkan dari yang posisinya lebih tinggi kepada yang lebih rendah’.(Wahbah Az Zuhaili, Usulul Fiqhil Islami:218-232). Dengan demikian ikhlas bagian yang tak terpisahkan dari apa yang kita lakukan dan ini pun telah diterangkan Rasulullah di dalam hadits yang di riwayatkan oleh Umar bin Khaththab berkata, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung pada niatnya,”…(HR.Bukhari dan Muslim)
Istiqamahnya Rasulullah sallallahu Alaihi Wasallam
Jika kita tengok sejarah perjuangan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam dalam memperjuangkan dalam menegakkan Islam dan dakwahnya banyak dari kalangan Kafir Quraisy yang tidak menyukai perjuangannya termasuk di antaranya adalah pamannya sendiri, sehingga Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam tetap yakin dan teguh pendirian didalam menjalankan Risalah yang di bawahnya. Di Makkah Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalllam berdakwah selama 13 tahun yang lebih kepada Aqidah dan Akhlak dan di Madinah 10 tahun lebih kepada bidang muamalah dan peradaban umat manusia. Salah satu keistiqamahan Nabi Muhammad Sallallahu Alahi Wasallam adalah ketika Kafir Quraisy menyuruh Nabi untuk memberhentikan dakwahnya dengan di tawarkan harta,tahta dan wanita. Namun, Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam menolak dengan mengatakan walaupun mereka menaruh matahari ditangan kananku dan bulan ditangan kiriku, Aku tetap tak akan menarik kembali pesanku yang berasal dari Allah. Sebagaimana firman Allah “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana di perintahkan kepadamu….(QS.Hud:112)
Juga dari riwayat Sufyan bin Abdullah R.A berkata, Aku telah berkata, “Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku pesan dalam islam sehingga aku tidak perlu bertanya kepada orang lain selain engkau. Nabi menjawab, katakanlah Aku telah beriman kepada Allah kemudian beristimahlah.”(HR.Muslim). Dari hadits ini dapat kita pahami bahwa beriman kepada Allah dan istiqamah di jalannya sangat perlu dipegang dan tetap di pertahankan.

Tantangan di Era Globalisasi
Tantangan umat islam saat sekarang ini adalah semakin canggihnya teknologi dan informasi yang mempunyai dampak positif tetapi di samping itu juga mempunyai dampak negative yang dapat membahayakan generasi umat islam terutama di zaman ini, sehingga perlu adanya system yang dapat meminimalisir dari segi dampak negatifnya, salah satunya adalah menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar(QS.3:104). Dan perlu juga mempertahankan dan kita tetap istiqamah memperjuangkan Islam di era globalisasi ini karena banyak yang ingin merusak dan menghilangkan citra Islam pada generasi muda dengan trendnya saat ini pakaian yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, makanan,minuman dan masih banyak yang lainnya. Ironisnya lagi, banyak generasi muda sekarang ini, mentalnya mudah rapuh sehingga di dalam buku ESQ karangan Ari Ginanjar seorang penulis Best Seller ESQ, bahwa IQ itu 40%, EQ itu 40%, dan SQ itu 60%. Bahkan dalam sebuah penelitian Kecerdasan Emosional itu 80% lebih dominan daripada kecerdasan Intelektual yang hanya 20%.Mengapa demikian? Karena mental seseorang saat ini mudah rapuh dan galau jika ada sesuatu yang membuat semangatnya berkurang bahkan sama sekali tidak ada.
Refleksi dalam Istiqamah
Memang berbuat kebaikan dalam memperjuangkan islam itu banyak tantangan dan hambatannya, bahkan tidak sedikit yang tidak senang apa yang kita lakukan walaupun yang kita lakukan itu adalah sebuah kebaikan. Dan itu pernah juga dirasakan oleh junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam semasa hidupnya, apalagi di era dunia yang masyarakatnya heterogen dan multicultural. Dan berbahagialah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kita semua, dan Allah tidak pernah mengngkari janji-Nya. Wallahu A’lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar