Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Rabu, 15 Oktober 2014

HAJI MABRUR


HAJI MABRUR

5 SIFAT HAJI MABRUR

  1. Ikhlas mengharap wajah Allah, tidak riya‘ dan sum’ah. Jadi haji bukanlah untuk cari titel atau gelarHaji. Tetapi semata-mata ingin mengharap ganjaran dari Allah.

2. Berhaji dengan rezeki yang halal karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Allah itu thoyyib (baik) dan tidaklah menerima kecuali dari yang baik” (HR. Muslim no. 1015).

3. Menjauh dari maksiat, dosa, bid’ah dan hal-hal yang menyelisihi syari’at. Hal-hal tadi jika dilakukan dapat berpengaruh pada amalan sholeh dan bisa membuat amalannya tidak diterima. Lebih-lebih lagi dalam melakukan haji. Dalam ayat suci Al Qur’an disebutkan firman Allah, “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (berkata kotor), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.” (QS. Al Baqarah: 197).

4. Berakhlak yang mulia dan bersikap lemah lembut, juga bersikap tawadhu’ (rendah hati) ketika di kendaraan, tempat tinggal, saat bergaul dengan lainnya dan bahkan di setiap keadaan.

5. Mengagungkan syi’ar Allah. Orang yang berhaji hendaknya benar-benar mengagungkan syi’ar Allah. Ketika melaksanakan ritual manasik, hendaklah ia menunaikannya dengan penuh pengagungan dan tunduk pada Allah. Hendaklah ia menunaikan kegiatan haji dengan penuh ketenangan dan tidak tergesa-gesa dalam berkata atau berbuat. Jangan bersikap terburu-buru sebagaimana yang dilakukan banyak orang di saat haji. Hendaklah punya sikap sabar yang tinggi karena hal ini sangat berpengaruh besar pada diterimanya amalan dan besarnya pahala.
Di antara bentuk mengagungkan syi’ar Allah, hendaklah ketika berhaji menyibukkan diri dengan dzikir,
yaitu memperbanyak takbir, tasbih, tahmid dan istighfar. Karena orang yang berhaji sedang dalam ibadah dan berada dalam waktu-waktu yang mulia.(sumber:muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/5-sifat-haji-mabrur.html)

TIPS MERAIH HAJI MABRUR

Bagi jamaah haji yang benar-benar mau ibadah atas dasar Lillahi Ta` ala, tentu ada tips penting agar lancar, mudah, dan senantiasa sehat dalam beribadah haji. Insya Allah, kelak akan menjadi haji/hajjah mabrur/mabruroh. Tips dan kunci strategis ini tidak bisa dilakukan bagi jamaah yang pergi ke tanah suci karena haji pollitik, haji hanya untuk bergelar haji atau karena ingin dilihat publik (haji riya).

Bila para jamaah telah pasti keberangkatannya untuk melaksanakan ibadah haji, maka mutlak harus memantapkan dan membulatkan tekad dan niat bahwa ibadah haji akan berserah diri ke hadapan Ilahi Rabbi. Berserah diri dan pasrahlah karena Allah, tidak ada beban karena harta, jabatan, anak saudara sekalipun. Inilah yang dimaksudkan niat bersih dan mantap Lillahi Ta`ala.

Selain itu, jamaah haji harus benar-benar bertobat kehadirat Allah SWT. Ya, setelah sampai di tanah suci- bagi yang ke Mekah (sebelum musim haji), insya Allah para jamaah haji akan melakukan salat di Masjidilharam Mekah, termasuk melakukan Tawaf Qudum. Saat itu, selain membaca, tertulis atau yang sudah dihafal sebagaimana dalam buku doa-doa ibadah haji, maka jamaah harus bersih hati dan memanjatkan atau meminta ampun kepada Allah SWT. Sedangkan bagi jamaah haji yang terbang dari Indonesia langsung ke Madinah, mereka akan berada di tanah suci Madinah dengan ibadah salat dulu di Masjid Nabawi. Apabila beribadah salat fardu/salat sunah atau wirid di masjid Nabawi, usahakan jamaah haji bisa salat sunat/berdoa di Raudhoh. Lakukan evaluasi diri, bertobat, dan munajatkan doa tobat seperti dalam tawaf qudum. Setelah bertobat, jamaah haji sebaiknya melakukan istighfar secara rutin. Jamaah haji sebaiknya juga mengikis sikap, perasaan, ucapan, apalagi perbuatan jelek yang kadang-kadang terbiasa dilakukan sebelum pergi haji Janganlah merasa ragu dan malu mengakui dosa dan kesalahan. Selalulah bertanya kepada pembimbing.

Selain itu, jamaah haji pun dituntut ikhlas dan pasrah bila menerima cobaan, cepat-cepat istigfar kepada Allah dan jangan lupa memintakan ampunan bagi diri sendiri, orang tua, suami atau istri dan anak-anak serta cucu, semua anggota keluarga, guru, ustaz dan semua orang yang telah berjasa memberi ilmu.

Tips lain yang harus diketahui ialah soal perlunya bersikap hati-hati bila sedang berada di Mina/melontar (nafar awal/nafar stani). Agar jamaah haji meraih kemabruran, juga perlu selalu menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Ikhtiar lainnya agar bisa lancar dan meraih peluang haji mabrur adalah berdoa dan membaca Alquran (Prof. H. Pupuh Fathurrahman) .(sumber: http://mihrabqolbi.com/artikel/detail/9/tips-meraih-haji-mabrur.html)

TANDA-TANDA HAJI MABRUR

Setiap jamaah haji tentunya sangat mendambakan bahwa hajinya mendapatkan predikat haji yang mabrur. Untuk itu tidaklah mudah mendapatkanya. Bahkan tak jarang banyak jamaah haji yang setelah pulang keimanannya tidaklah bertambah melainkan tambah menjadi-jadi alias habis tobat kambuh lagi kemaksiatannya. Na'udzubillahi min dzalik.

Pelaksanaan hajinya harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW dimana rukun dan wajib hajinya haruslah terpenuhi. Rasulullah SAW pernah bersabda "Khuddu ani manasikakum" yang artinya "Ikuti dariku manasik olehmu". Ternyata berat juga ya..

Salah seorang Ulama Hadis Al Hafidh Ibn Hajar al’ Asqalani dalam kitab Fathul Baarii, syarah Bukhori Muslim menjelaskan: “Haji mabrur adalah haji yang maqbul yakni haji yang diterima oleh Alah SWT.

Pendapat lain yang saling menguatkan dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam syarah Muslim: “Haji mabrur itu ialah haji yang tidak dikotori oleh dosa, atau haji yang diterima Allah SWT, yang tidak ada riyanya, tidak ada sum’ah tidak rafats dan tidak fusuq.”

Sedangkan haji yang ditolak (mardud) adalah ibadah haji yang pelaksanaanya dicampuri oleh perbuatan dosa dan maksiat kepada Allah SWT. Disamping itu, dalam suatu hadist Rasulullah SAW menjelaskan penolakan Allah terhadap haji dengan biaya atau bekal yang haram: : “Tidakada talbiyah bagimu dan tidak ada pula keberuntungan atasmu karena makananmu haram, pakaianmu haram dan hajimu ditolak”. (HR. Al-Tabrani).

Dengan demikian haji mabrur sudah pasti maqbul, tetapi tidak semua haji yang maqbul menjadi haji mabrur. Karena kemabruran haji seseorang akan terlihat dengan perilaku ibadah dan amaliahnya setelah pelaksanaan hajinya. Boleh dikata bahwa kemabruran ibadah haji lebih mencerminkan kualitas ketaqwaan seseorang setelah menjalankan ibadah haji. Artinya kemabruran haji adalah sebuah proses peningkatan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Mudah-mudahan segala amaliah kita selama melaksanakan ibadah haji menjadikan pemicu agar kita tetap istiqomah dalam meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kehadirat Allah SWT. Amin.(sumber:www.kbiharofahmalang.com. (Editor: Sandi)

   

 

 

 

 

 

  

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar