HAJI MABRUR
5 SIFAT HAJI MABRUR
- Ikhlas mengharap wajah Allah, tidak riya‘ dan sum’ah. Jadi haji bukanlah untuk cari titel atau gelar “Haji”. Tetapi semata-mata ingin mengharap ganjaran dari Allah.
“Allah itu thoyyib (baik) dan tidaklah menerima kecuali
dari yang baik” (HR. Muslim no. 1015).
3. Menjauh dari maksiat, dosa, bid’ah
dan hal-hal yang menyelisihi syari’at. Hal-hal tadi jika dilakukan dapat
berpengaruh pada amalan sholeh dan bisa membuat amalannya tidak diterima.
Lebih-lebih lagi dalam melakukan haji. Dalam ayat suci Al Qur’an disebutkan
firman Allah, “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi,
barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka
tidak boleh rafats (berkata kotor), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di
dalam masa mengerjakan haji.” (QS. Al Baqarah: 197).
4. Berakhlak yang mulia dan bersikap lemah lembut, juga
bersikap tawadhu’
(rendah
hati)
ketika di kendaraan, tempat tinggal, saat bergaul dengan lainnya dan bahkan di
setiap keadaan.
5. Mengagungkan syi’ar Allah. Orang yang berhaji
hendaknya benar-benar mengagungkan syi’ar Allah. Ketika melaksanakan ritual
manasik, hendaklah ia menunaikannya dengan penuh pengagungan dan tunduk pada
Allah. Hendaklah ia menunaikan kegiatan haji dengan penuh ketenangan dan tidak
tergesa-gesa dalam berkata atau berbuat. Jangan bersikap terburu-buru
sebagaimana yang dilakukan banyak orang di saat haji. Hendaklah punya sikap
sabar yang tinggi karena hal ini sangat berpengaruh besar pada diterimanya
amalan dan besarnya pahala.
Di antara bentuk mengagungkan syi’ar Allah, hendaklah ketika berhaji menyibukkan diri dengan dzikir, yaitu memperbanyak takbir, tasbih, tahmid dan istighfar. Karena orang yang berhaji sedang dalam ibadah dan berada dalam waktu-waktu yang mulia.(sumber:muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/5-sifat-haji-mabrur.html)
Di antara bentuk mengagungkan syi’ar Allah, hendaklah ketika berhaji menyibukkan diri dengan dzikir, yaitu memperbanyak takbir, tasbih, tahmid dan istighfar. Karena orang yang berhaji sedang dalam ibadah dan berada dalam waktu-waktu yang mulia.(sumber:muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/5-sifat-haji-mabrur.html)
TIPS MERAIH HAJI MABRUR
Bagi jamaah haji yang benar-benar mau ibadah atas dasar
Lillahi Ta` ala, tentu ada tips penting agar lancar, mudah, dan senantiasa
sehat dalam beribadah haji. Insya Allah, kelak akan menjadi haji/hajjah
mabrur/mabruroh. Tips dan kunci strategis ini tidak bisa dilakukan bagi jamaah
yang pergi ke tanah suci karena haji pollitik, haji hanya untuk bergelar haji
atau karena ingin dilihat publik (haji riya).
Bila para jamaah telah pasti keberangkatannya untuk
melaksanakan ibadah haji, maka mutlak harus memantapkan dan membulatkan tekad
dan niat bahwa ibadah haji akan berserah diri ke hadapan Ilahi Rabbi. Berserah
diri dan pasrahlah karena Allah, tidak ada beban karena harta, jabatan, anak
saudara sekalipun. Inilah yang dimaksudkan niat bersih dan mantap Lillahi
Ta`ala.
Selain itu, jamaah haji harus benar-benar bertobat
kehadirat Allah SWT. Ya, setelah sampai di tanah suci- bagi yang ke Mekah
(sebelum musim haji), insya Allah para jamaah haji akan melakukan salat di
Masjidilharam Mekah, termasuk melakukan Tawaf Qudum. Saat itu, selain membaca,
tertulis atau yang sudah dihafal sebagaimana dalam buku doa-doa ibadah haji,
maka jamaah harus bersih hati dan memanjatkan atau meminta ampun kepada Allah
SWT. Sedangkan bagi jamaah haji yang terbang dari Indonesia langsung ke
Madinah, mereka akan berada di tanah suci Madinah dengan ibadah salat dulu di
Masjid Nabawi. Apabila beribadah salat fardu/salat sunah atau wirid di masjid
Nabawi, usahakan jamaah haji bisa salat sunat/berdoa di Raudhoh. Lakukan
evaluasi diri, bertobat, dan munajatkan doa tobat seperti dalam tawaf qudum.
Setelah bertobat, jamaah haji sebaiknya melakukan istighfar secara rutin.
Jamaah haji sebaiknya juga mengikis sikap, perasaan, ucapan, apalagi perbuatan
jelek yang kadang-kadang terbiasa dilakukan sebelum pergi haji Janganlah merasa
ragu dan malu mengakui dosa dan kesalahan. Selalulah bertanya kepada
pembimbing.
Selain itu, jamaah haji pun dituntut ikhlas dan pasrah
bila menerima cobaan, cepat-cepat istigfar kepada Allah dan jangan lupa
memintakan ampunan bagi diri sendiri, orang tua, suami atau istri dan anak-anak
serta cucu, semua anggota keluarga, guru, ustaz dan semua orang yang telah
berjasa memberi ilmu.
Tips lain yang harus diketahui ialah soal perlunya
bersikap hati-hati bila sedang berada di Mina/melontar (nafar awal/nafar
stani). Agar jamaah haji meraih kemabruran, juga perlu selalu menjaga kesehatan
dan kebugaran tubuh. Ikhtiar lainnya agar bisa lancar dan meraih peluang haji
mabrur adalah berdoa dan membaca Alquran (Prof. H. Pupuh Fathurrahman)
.(sumber: http://mihrabqolbi.com/artikel/detail/9/tips-meraih-haji-mabrur.html)
TANDA-TANDA HAJI MABRUR
Setiap jamaah haji tentunya sangat mendambakan bahwa
hajinya mendapatkan predikat haji yang mabrur. Untuk itu tidaklah mudah
mendapatkanya. Bahkan tak jarang banyak jamaah haji yang setelah pulang keimanannya
tidaklah bertambah melainkan tambah menjadi-jadi alias habis tobat kambuh lagi
kemaksiatannya. Na'udzubillahi min dzalik.
Pelaksanaan hajinya harus sesuai dengan tuntunan
Rasulullah SAW dimana rukun dan wajib hajinya haruslah terpenuhi. Rasulullah
SAW pernah bersabda "Khuddu ani manasikakum" yang artinya "Ikuti
dariku manasik olehmu". Ternyata berat juga ya..
Salah seorang Ulama Hadis Al Hafidh Ibn Hajar al’
Asqalani dalam kitab Fathul Baarii, syarah Bukhori Muslim menjelaskan: “Haji
mabrur adalah haji yang maqbul yakni haji yang diterima oleh Alah SWT.
Pendapat lain yang saling menguatkan dijelaskan oleh Imam
Nawawi dalam syarah Muslim: “Haji mabrur itu ialah haji yang tidak dikotori
oleh dosa, atau haji yang diterima Allah SWT, yang tidak ada riyanya, tidak ada
sum’ah tidak rafats dan tidak fusuq.”
Sedangkan haji yang ditolak (mardud) adalah ibadah haji
yang pelaksanaanya dicampuri oleh perbuatan dosa dan maksiat kepada Allah SWT.
Disamping itu, dalam suatu hadist Rasulullah SAW menjelaskan penolakan Allah
terhadap haji dengan biaya atau bekal yang haram: : “Tidakada
talbiyah bagimu dan tidak ada pula keberuntungan atasmu karena makananmu haram,
pakaianmu haram dan hajimu ditolak”. (HR. Al-Tabrani).
Dengan demikian haji mabrur sudah pasti maqbul, tetapi
tidak semua haji yang maqbul menjadi haji mabrur. Karena kemabruran haji
seseorang akan terlihat dengan perilaku ibadah dan amaliahnya setelah
pelaksanaan hajinya. Boleh dikata bahwa kemabruran ibadah haji lebih
mencerminkan kualitas ketaqwaan seseorang setelah menjalankan ibadah haji.
Artinya kemabruran haji adalah sebuah proses peningkatan ketaqwaan kita kepada
Allah SWT. Mudah-mudahan segala amaliah kita selama melaksanakan ibadah haji
menjadikan pemicu agar kita tetap istiqomah dalam meningkatkan kualitas
ketaqwaan kita kehadirat Allah SWT. Amin.(sumber:www.kbiharofahmalang.com.
(Editor: Sandi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar