Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Selasa, 14 Oktober 2014

MAKALAH TIM TRANSISI JOKOWI-JK vs PEMERINTAHAN SBY

TUGAS KELOMPOK
TIM TRANSISI JOKOWI-JK vs PEMERINTAHAN SBY

logo put.jpeg

DISUSUN OLEH :
MUH. LUKMAN
SANDI
RUSLI

PEMDIDIKAN ULAMA TARJIH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2014/2015




TIM TRANSISI JOKOWI-JK
Bentuk Tim Transisi Jokowi-JK
 Dengan pembentukan Tim Transisi, Jokowi menginginkan proses transisi kekuasaan dari SBY kepada dirinya berjalan mulus. Adapun berikut inti dari sembilan program Nawa Cita yang diusung Jokowi-JK:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu, yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar" serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi, serta jaminan sosial untuk rakyat pada tahun 2019.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

9. Memperteguh kebinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.

Tugas Tim Transisi Jokowi-JK
1.      Mempersiapkan hal-hal strategis berkaitan dengan pembahasan APBN 2015
2.      Mempersiapkan konsep kelembagaan pemerintahan di bawah presiden, baik kantor kepresidenan maupun arsitektur kabinet.
3.      Mempersiapkan agar program-program yang bisa dilakukan dipercepat. Misalnya Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat sehingga betul-betul nantinya bisa diberikan ke masyarakat.
4.      Selain itu, tanggung jawab kelima orang tersebut juga mencakup, antara lain, komunikasi politik, mengelola kelompok-kelompok kerja, dan bertugas menjabarkan seluruh visi-misi serta program aksi Jokowi-JK ke dalam paket kebijakan. Kantor Transisi juga dilengkapi oleh beberapa penasihat senior dan satuan tugas khusus.

SBY Kritik Tim Transisi Jokowi-JK
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegur Tim Transisi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang langsung masuk ke tiap kementerian tanpa ada koordinasi. Konsep transisi yang digadang, menurut SBY, tak berarti membuat ada dua pemerintahan bersama di masa peralihan kepemimpinan. Pemerintahan KIB II memang berkomitmen membantu presiden terpilih memulai pemerintahan selanjutnya. Komitmen ini didasarkan pada pengalaman tak terjadinya transisi pemerintahan pada 2004. Namun, SBY tak setuju adanya proses transisi yang tanpa koordinasi.
Melalui Sekretaris Kabinet Dipo Alam, SBY meminta Tim Transisi untuk berkoordinasi lebih dulu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, dan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. Koordinasi juga penting karena proses komunikasi yang terjadi antara Tim Transisi dan kementerian selama ini menimbulkan banyak kebingungan dan salah paham. SBY mengklaim kerap mendapat aduan dari kementerian dan lembaga yang tak mengerti harus berbuat apa terhadap permintaan Tim Transisi.

SBY mengklaim, melalui pesan singkat mendapat laporan dari anggota kabinet dan lainnya tentang undangan sejumlah tim yang mengatasnamakan Tim Transisi. namun, materi dan pembahasan kurang relevan karena menjadi masalah pemerintahan KIB II.






Tanggapan Tim Transisi Jokowi-JK atas kritikan Pemerintahan SBY

Deputi Tim Transisi, Hasto Kristianto, menuturkan, pihaknya akan menerima semua kritikan yang dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap tim transisi. Terkait kritikan itu, tim transisi akan memperbaiki mekanime koordinasi. Sebenarnya pihaknya tidak ada niatan sama sekali untuk mencampuri pemerintahan SBY. Menurut dia, pihaknya hanya ingin meminta data-data, terkait program yang harus dilanjutkan, atau ditambahkan oleh pemerintahan Joko Widodo - JK nantinya. Bahkan tim transisi Jokowi - JK sudah merumuskan rencana selama tiga bulan ke depan yang tertuang di dalam Rencana Kerja Pemerintahan (RKP). Tim transisi akan menegaskan pihak yang memiliki otoritas langsung di tim transisi adalah staf yang ditunjuk Jokowi. Dalam hal ini, diketuai oleh Ketua Tim Transisi, Rini M. Soemarno Soewandi.
 Sebelumnya, Presiden SBY menegur Tim Transisi pemerintahan Joko Widodo-JK yang langsung masuk ke tiap kementerian tanpa ada koordinasi. Konsep transisi yang digadang, menurut SBY, tak berarti membuat ada dua pemerintahan bersama di masa peralihan kepemimpinan. Dalam rapat itu, SBY menyatakan pemerintahannya memang berkomitmen membantu presiden terpilih memulai pemerintahan selanjutnya. Komitmen ini didasarkan pada pengalaman tak terjadinya transisi pemerintahan pada 2004. Namun, SBY tak setuju adanya proses transisi yang tanpa koordinasi.



















PEMERINTAHAN SBY
  • 1.1.1     Latar Belakang

Fungsi politik merupakan usaha-usaha peremusan khendak/kemauan dari pada Negara (the formulation of the will of the state). Dengan demikian politik itu bersangkut paut dengan Negara dan dengan sendirinya juga bersangkut paut dengan pemerintahan dan kekuasaan. Sebaliknya dengan fungsi, Administrasi Negara merupakan usaha-usaha melaksanakaan kehendak dari pada Negara (the execution of the will of the state).
Layaknya seorang pemimpin, SBY banyak mendapatkan penilaian, kesan dan kritik publik. Dalam berbagai media dan kesan banyak pengamat, SBY adalah sosok pemimpin yang peragu, lamban dan tidak desisive. Oleh karena itu, menurut mereka, SBY dianggap tidak cocok untuk meminpin negara yang masih tertimpa krisis seperti Indonesia.
seorang presiden, harus mempunyai segudang kualitas, seperti handal menangani kebijakan, sigap dalam mengambil keputusan, judgment yang matang, intelektualitas yang tinggi, inovatif, berani mengambil resiko, adaptif, naluri yang tajam, kepedulian terhadap masalah, tangguh mental, mau interospeksi dan belajar dari kesalahan, mampu menentukan prioritas, gigih mencari solusi, mampu memabaca perubahan zaman dan tren dunia, mampu beradaptasi, akhlak yang baik, dan lain-lain.
Jika kita dapat mengenal baik dan dekat dengan pemimpin kita sangatlah mudah mengetahui bagai mana sepak terjang pemimpin kita itu dalam kinerja pemerintahannya, tetapi lain halnya dengan mengenal hanya menggunakan rasa praduga dan isu politik yang menjatuhkannya, kesan negatif terhadap kepemimpinan SBY seperti peragu dan lamban tidak akan ada lagi. Yang terjadi justeru sebaliknya, kita akan berpandangan bahwa SBY adalah sosok pemimpin yang mempunyai leadership type yang kokoh dan pemimpin yang mempunyai kualitas yang mapan.
Kualitas itu bisa dilihat saat dia menyelesaikan berbagai persoalan yang menimpa negeri ini. Dalam menyelesaikan masalah Tsunami di Aceh, seumpamanya, dia menanganinya dengan tepat dan cepat. Dia meninjau langsung kelapangan saat ada bencana. Pada saat terjadi bencana Tsunami tersebut, SBY berada di Nabire Papua yang tertimpa Gempa lebih dulu. SBY langusng terbang ke Aceh setelah mendengar berita bencana yang meluluhlantahkan Aceh tersebut
Dalam hal ini penulis merangkum perjalanan politik sepak  terjang  Dr.H.Susilo Bambang Yudhoyono. Bagaimana beliau selama dua periode memimpin indonesia ini yang penduduknya kaya akan budaya dan adat, yang wilayah teroterialnya berupa nusantara kaya akan kekayaan alam dan tidak luput juga kaya akan perpolitikannya karna diera pemerintahan SBY ini keran demokrasi sangatlah terbuka lebar bagi rakyatnya yang pada akhirnya adalah salah satu menjadi faktor kaya akan perpolitikannya.






2.1.1    Biografi presiden susilo bambang yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda denganpresiden sebelumnya, beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.
Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).
Pendidikan SR adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).
Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itu, beliau mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, belaiu meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya.
Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.








2.1.2    Politik Dalam Demokratisasi Era SBY Berjalan Baik
Indonesia adalah Negara yang menganut sistem demokrasi pancasila. Dalam arah kebijakan pembangunan Indonesia dibawah pemerintahan SBY baik jangka panjang maupun menengah, pemerintah berupaya mengajak segenap komponen bangsa untuk bersama-sama menyukseskan program-program dan kebijakan pemerintah.
 Di pemerintahan SBY, kita melihat betapa proses demokrasi berjalan lancar. Pesta demokrasi dalam pemilu presiden, memberikan signal positif bahwa pemerintahan yang dipimpin SBY-Budiono berhasil mengawal agenda reformasi demokrasi berjalan direl yang tepat.
Olehnya itu, seluruh masyarakat Indonesia di negeri ini berperan serta dalam pesta demokrasi memilih pemimpin yang bervisi memberantas korupsi, selalu bekerja keras. Sistem demokrasi harus terus digelorakkan. Merawat system ini pun berada di pundak masyarakat Indonesia.
 Demokrasi dalam pemerintahan SBY, memberikan ruang yang maksimal kepada semua elemen masyarakat yang tergabung dalam Ormas, LSM, Lembaga, Komunitas, Mahasiswa untuk mengekspresikan pendapat dan inovasinya kedalam sistem pembagunan Indonesia.
Demokrasi kita telah berjalan maju, meski dalam perjalanan kerap kali mengalami benturan, hambatan, bahkan diciderai oleh pelaku demokrasi itu sendiri. Media sebagai pilar ke tiga demokrasi yang ikut meramaikan sosialisasi peran dan fungsi demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, juga harusnya mampu menjadi benteng akal sehat, pencetus, pelopor, pengawal, proses demokrasi yang sehat dan bermartabat.
Di bawah kepemimpinan SBY, kita mampu bersama-sama untuk ikut melebur mewujudkan cita-cita membangun Indonesia lebih ramah, lebih sejahterah dan lebih bermartabat.

2.1.3    KEKURANGAN DARI SISTEM DEMOKRASI ERA SBY
Di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono SBY), kebebasan demokrasi diakui, tapi hukum tidak tegak. Akibatnya semua serba transaksional dan korupsi kian jadi.“Sekarang ini dimana-mana serba korupsi dan serba dibeli. Itu karena demokrasi tanpa disertai penegakan hukum. Sekarang justru kekuasaan mengangkangi hukum,”.
Dalam kondisi seperti inilah, Gerakan Indonesia Bersih (GIB) terus-menerus mengajak masyarakat untuk jangan sampai terlupa dengan kasus-kasus besar korupsi, seperti skandal Bank Century, mafia pajak, dan lainnya. Untuk itu, mengadakan kegiatan untuk mengangkat buku-buku yang membongkar korupsi besar di negeri ini untuk diadili dalam suatu Mahkaham Intelektual (MI).
MI ini gagasan aktivis GIB untuk melawan korupsi. MI didesain mirip pengadilan sebagai forum pertanggung jawaban publik mengenai korupsi dan penyalahgunaan wewenang para pejabat publik.
Sementara itu, pakar politik dari UI Boni Hargens menyatakan, sekarang ini sudah begitu banyak kritik keras disampaikan, tapi semuanya lewat begitu saja. “Sekarang sudah sampai pada kata-kata sudah tak bermakna lagi. Semua sudah keluar, tapi tidak ditanggapi untuk perbaikan negara.”


Pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara Indonesia atau menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin. Akan tetapi bantuan tersebut di berhentikan sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang membutuhkan. Kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada di Negara Indonesia.
Pada pemerintahan SBY dalam perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus bank century yang sampai saat ini belum terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk menyelesaikan kasus bank century ini. Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5 - 6 persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6 - 6,5 persen pada 2011. Dengan demikian, prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula. Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia.
Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang pada triwulan IV - 2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17 persen dan masih berlanjut pada Januari 2010. Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang negara.
Masalah-masalah besar lain pun masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makro ekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Kabinet Indonesia Bersatu merupakan kabinet pemerintahan Indonesia yang dibagi menjadi Kabinet Indonesia Bersatu jilid I dan II. Kabinet Indonesia Bersatu jilid I yaitu merupakan bentuk pemerintahan yang ke enam yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla pada masa (2004 – 2009) dan presiden yang pertama kalinya dipilih melalui sistem pemilihan umum langsung di Indonesia, sedangkan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan wakil presiden Dr. Boediono yang merupakan bentuk pemerintahan yang ke tujuh pada masa (2009-2014).










2.1.5    Pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid II Pada Era SBY-Boediono
Pada pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid II pada era SBY-JK, pemerintah khususnya melalui Bank Indonesia menetapkan empat kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional negara yaitu :
1.      BI rate
2        Nilai tukar
3        Operasi moneter
4        Kebijakan makroprudensial untuk pengelolaan likuiditas dan makroprudensial lalu lintas modal.

Dengan kebijakan-kebijakan ekonomi diatas, diharapkan pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang akan berpengaruh pula pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Beberapa pengamat ekonomi bahkan berpendapat kekuatan ekonomi Indonesia sekarang pantas disejajarkan dengan 4 raksasa kekuatan baru perekonomian dunia yang terkenal dengan nama BIRC (Brazil, Rusia, India, dan China). Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 semakin membuktikan ketangguhan perekonomian Indonesia. Di saat negara-negara superpower seperti Amerika Serikat dan Jepang berjatuhan, Indonesia justru mampu mencetak pertumbuhan yang positif sebesar 4,5% pada tahun 2009. Gemilangnya fondasi perekonomian Indonesia direspon dunia internasional dengan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pilihan tempat berinvestasi.
Dua efeknya yang sangat terasa adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah dengan berhasil menembus angka 3.800. Bahkan banyak pengamat yang meramalkan sampai akhir tahun ini IHSG akan mampu menembus level 4000. Indonesia saat ini menjadi ekonomi nomor 17 terbesar di dunia.
Sistem ekonomi bangsa Indonesia dibawah pemerintahan SBY-Boediono masih belum terbebas dari hegemoni sistem kapitalis yang menggrogoti sendi-sendi perekonomian tanah air. Sampai saat ini, ekonomi kita masih terjajah. Walaupun data statistik dan angka pertumbuhan perekonomian naik tinggi seperti yang dikatakan oleh SBY. Namun,, upah buruh di Indonesia adalah upah yang paling rendah diseluruh dunia.

            Kepemimpinan SBY Dinilai Sangat Mengesankan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima  gelar Honorary Degree of Doctor of Letters dari Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University (NTU), Singapura. Penganugerahan ini berlangsung di Hotel Shangri-La,  Kepemimpinan SBY dalam pelayanan publik di berbagai bidang sangat mengesankan, sebagai advokat perdamaian, demokrasi, islam moderat, dan HAM.
Dalam rilis yang dikeluarkan NTU, penganugerahan gelar kepada SBY ini merefleksikan suatu pengakuan NTU atas kenegarawanan SBY serta kontribusinya terhadap Indonesia, khususnya dalam membangun stabilitas politik, transformasi demokrasi, dan kemajuan ekonomi nasional.
Presiden SBY merupakan kepala negara pertama dari Indonesia yang menerima gelar tersebut. Sebelumnya gelar kehormatan dari NTU juga didapat mantan Presiden India Abdul Kalam dan mantan Presiden Singapura SR Nathan.
Gelar ini juga sebagai pengakuan atas kiprah SBY yang dinilai sangat mengesankan dalam pelayanan publik, yaitu 27 tahun pelayanan militer, 4 tahun menduduki kursi menteri, dan hampir satu dekade menjadi presiden Indonesia.
Presiden NTU Prof Bertil Andersson menjelaskan, kepemimpinan SBY dalam pelayanan publik di berbagai bidang sangat mengesankan, sebagai advokat perdamaian, demokrasi, islam moderat, dan HAM.
“Sebagai negarawan internasional, Presiden Yudhoyono telah meningkatkan visibilitas Indonesia melalui kepemimpinannya dan keterkaitan dalam berbagai acara internasional, seperti ASEAN, APEC, East Asia Summit, dan G20,” menurut Professor Andersson.
NTU merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka di Singapura bahkan Asia, menduduki peringkat ke-11 di Asia dan ke-86 di dunia. S Rajaratnam School of International Studies sendiri menduduki peringkat ke-3 dari 40 top think tanks di Asia.
2.1.6    Kepemimpinan SBY sebagai Bapak Negara
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden RI ke enam dan Presiden pertama yang dipilih langsung oleh Rakyat Indonesia. Sosok presiden yang gemar membaca buku setiap harinya, Beliau selalu menyempatkan dirinya untuk membaca buku setiap pagi. Beliau pernah berkata ilmu dan pengetahuan sangat berguna untuk kehidupan kita di masa yang akan datang. Presiden Yudhoyono sudah berjanji akan mengubah gaya kepemimpinannya. Selain itu, presiden juga akan meminta hal sama yang dilakukan oleh seluruh pejabat pemerintah pusat dan daerah yang pada intinya akan berjuang untuk rakyat.
Presiden mengatakan bahwa gaya memimpin di sana juga akan berubah, Bagi seorang pepmimpin seperti SBY, kata – kata dan tindakannya dalam kehidupan sehari – hari adalah sumber kebijakan. Jika kebijakan seorang pemimpin itu diterima oleh rakyat, berarti kebijakan itu terkait dengan kesadaran dan kebutuhan fundamental rakyat, demikian pula sebaliknya. Akibatnya, rakyat menjadi bangga terhadap pemimpinnya.
Bila, SBY dilihat dari sisi kepemimpinan, manajerial, dan intelektualitasnya. Dia memang tokoh yang selalu menyedot perhatian banyak kalangan. Karena, bahasa tubuh, bahasa lisan, dan bahasa kepemimpinannya menyatu dalam perpaduan yang harmonis, memikat, dan memesona bagi siapa saja yang melihat dan mendengarnya. Kepemimpinannya dari 2004 hingga kini telah membuktikan siapa SBY sesungguhnya. SBY adalah negarawan, jenderal, ilmuwan, cendekiawan, peacemaker, mentor, instruktur, dan bahkan pencipta lagu. Tak heran jika menurut beberapa masyarakat, Capres 2004 - 2014 ini tetap menjadi calon terpopuler daripada tokoh – tokoh yang lain.

2.1.7    Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan Presiden SBY
Politik luar negeri sebuah negara merupakan suatu bentuk siasat yang digunakan suatu negara dalam berhubungan dengan negara lain untuk dapat mencapai kebijakan luar negeri sesuai dengan kepentingan nasionalnya. Politik luar negeri yang dianut setiap negara terhadap negara lain berbeda- beda sesuai dengan kepentingan nasional masing- masing.
Memahami haluan dan bentuk politik luar negeri suatu negara terutama negara sendiri merupakan suatu hal yang perlu dilakukan agar mampu melakukan analisis kebijakan secara efektif dan efisien. Kamis, 16 Februari 2012 lalu diadakan sebuah seminar mengenai politik luar negeri Indonesia di Auditorium Nurcholish Madjid Universitas Paramadina dengan narasumer utama Dr. Santo Darmosumarto yang merupakan Pembantu Asisten Staf Khusus Hubungan Internasional Presiden Repulik Indonesia.
Dalam seminar yang bertajuk Politik Luar Negeri Indonesia di bawah Pemerintahan Presiden SBY’ ini disampaikan mengenai konteks politik luar negeri RI yang menyangkut aspek domestik dan aspek kawasan. Dalam aspek domestik termasuk pula mengenai reformasi dan demokrasi. Semakin stabil dan terkonsolidasi demokrasi di Indonesia, maka akan semakin terbukanya kesempatan tumbuhnya Islam berdampingan dengan modernitas. Demokrasi yang berhasil di Indonesia akan memicu demokrasi di negara- negara lain pula. Demokratisasi dalam politik luar negeri RI digalakkan melalui peran DPR RI dan juga melalui civitas akademika serta seluruh anggota masyarakat.
Dalam hal ini peran pers dan media massa yang terbuka sangat besar dalam hal pembentukan opini publik agar masyarakat memahami perkembangan luar negeri dan arah perspektif luar negeri terhadap Indonesia. Masyarakat juga mampu memberi masukan atas isu hubungan internasional yang perlu diperhatikan Indonesia. Keberadaan otonomi daerah yang berhasil juga mampu menjadi media promosi Indonesia yang mencerminkan dan membutuhkan koordinasi antar instansi pemerintahan yang baik.
 Pendekatan politik luar negeri yang dilakukan oleh Presiden SBY memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
·         Opportunity Driven, yaitu mendayagunakan segala kesempatan yang ada secara optimal.
·         Win Win Solution, yaitu memberikan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
·         Constructive, yaitu bahwa Indonesia akan berperan dalam kegiatan- kegiatan yang mendorong terciptanya kestabilan regional.
·         Rasional dan Pragmatis, yaitu menggunakan rasio dalam berpikir dan perimbangan keputusan serta berpikir secara pragmatis atau manfaat.
·         Soft Power, yaitu mengandalkan dan mempelajari cara- cara halus dalam melakukan diplomasi seperti yang dilakukan di negara- negara Canada, Norwegia dan Australia.
·         Personal, yaitu pendekatan yang dilakukan terhadap pemimpin tiap- tiap negara untuk mengamil hati dan menjalin persahabatan.
             
2.1.8    SBY dan tantangan politik luar negeri
mekanisme institusi-institusi pembentukan komunitas. Keduanya didukung second track masing-masing, yaitu CSCAP dan PECC.
Akhirnya, Indonesia dan Asean harus pula menjadi anggota yang baik dari komunitas internasional, khususnya di dalam sistem PBB, yang merupakan sistem global satu-satunya yang kita miliki dan harus diperkuat oleh seluruh anggota demi tertib internasional. Suatu tertib internasional harus didukung semua anggota komunitas internasional, termasuk Asean.
Dalam menghadapi perkembangan di masa depan, politik luar negeri Indonesia tidak mempunyai pilihan lain kecuali memperbaiki dan meningkatkan diri dalam mengatasi berbagai tantangan. Sebagai target jangka pendek dan menengah, prioritas politik luar negeri adalah meningkatkan kemampuan nasional dan regional. Kontribusi Indonesia ke dunia internasional kemungkinan besar akan sulit diharapkan.





2.1.9    Kontribusi RI
Kontribusi yang mungkin bagi Indonesia pada masyarakat internasional hanyalah secara tidak langsung. Ini berupa perbaikan ekonomi domestik dengan menjalin kerja sama investasi dan perdagangan.
Untuk memenuhi tantangan ini tidak mudah. Ini karena sumber dan ragam tantangan politik luar negeri terus berkembang.
Hanya saja upaya yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. Pertama, beberapa sumber masalah politik luar negeri terkait dengan pembangunan, misalnya, ekses dari proses kegiatan ekonomi.
Khusus di bidang lingkungan, kegiatan ekonomi dan pembangunan dapat menjadi penyebab timbulnya masalah politik luar negeri. Misalnya, masalah pencemaran asap sebagai akibat kebakaran hutan. Karena itu, kebijakan dan peraturan pembangunan harus dilandasi perangkat hukum yang kuat dan tegas agar pelestarian lingkungan dapat tercipta.
Kedua, kemampuan dan usaha untuk mendeteksi permasalahan secara dini. Suatu prasyarat penting untuk meningkatkan kemampuan ini, yaitu tersedianya informasi akurat dan terpercaya.
Sumber informasi ini dapat diperoleh dari berbagai pihak, termasuk sumber nonpemerintah, seperti LSM dan media. Untuk itu, Indonesia harus lebih membuka diri keikutsertaan aktor nonpemerintah dalam mengantisipasi berbagai masalah baru, seperti isu domestik.
Ketiga, karena isu lintas negara telah menembus batas wilayah suatu negara maka koordinasi antarnegara Asean menjadi penting menghadapi tantangan keamanan regional yang semakin kompleks, seperti terorisme internasional. Departemen Luar Negeri dengan swasta dapat bekerja sama di bidang fact finding mission, joint training, exchange of experts, dan diplomasi dengan tujuan untuk early warning system.
Dari berbagai tantangan di atas redefinisi politik luar negeri Indonesia akan menjadi tantangan besar. Masalah-masalah 'baru' dan sifatnya yang tidak terduga, seperti SARS, flu burung, dan human security lainnya akan menjadi ujian berat pemerintahan baru SBY, termasuk kredibilitas di mata masyarakat internasional.
Presiden SBY dinilai inkonsisten. Di banyak kesempatan SBY mengemukakan teori dan idealisasi soal Demokrasi, namun pada kenyataannya mempraktikkan oligarki politik.
Pengangkatan Menko Perekonomian Hatta Rajasa sebagai pelaksana tugas menteri keuangan baru-baru ini jadi bukti SBY penganut setia praktik oligarki dan dinasti politik. Selain menjadi menteri ganda dengan pengangkatan tersebut, Hatta merupakan besan SBY.
Di Partai Demokrat, praktik oligarki dan dinasti politik yang dijalankan SBY malah sudah berlangsung lama. SBY menjadi ketua dewan pembina, ketua dewan kehormatan, majelis tinggi dan ketua umum. Edhie Baskoro Yudhoyono yang merupakan bungsunya, jadi sekjend. Terbaru, ada kabar SBY akan mengangkat salah satu adik ipar Ani Yudhoyono, Agus Hermanto, menjadi salah satu wakil ketua umum.
"Sudah banyak contoh-contoh yang menegaskan sikap inkonsistensi SBY dalam kaitannya sebagai presiden dan kepala negara. Terakhir, pengambilalihan Partai Demokrat padahal dia mengintruksikan agar menteri-menteri asal partai fokus urusan negara," katanya mengingatkan.
"Kelakuan SBY ini merupakan tonjokan paling serius bagi kaum reformis yang sejak awal kemunculannya, salah satunya adalah menolak bentuk-bentuk nepotisme," tegas Ridwan.



2.1.11  Politik SBY dan Politik Machiavelli
“Moral dan etika politik presiden jadi gunjingan. Bapak Ketua, anak Sekjen. Tadinya orang mengira tak akan mungkin SBY mempraktekkan nepotisme. Berduet dengan Ibas, putranya sendiri sebagai sekjen di panggung politik. Bukankah ini sama saja mencederai janji reformasi ?”
Tapi perkiraan orang meleset. Akhirnya terjadi juga sejarah baru di Indonesia. Seorang kepala negara juga merangkap sebagai ketum partai, ketua Dewan Pembina sekaligus ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Walau rangkap jabatan yang dilakukan SBY tidak menyalahi aturan hukum, namun hal tersebut menuai kritik. Kata Adnan Buyung Nasution dilansir Metrotvnews, "Hukum tidak identik dengan UU. Pelanggaran hukum itu termasuk nilai moral dan etika. Menurut saya, presiden sekarang sudah melanggar hukum. Sebab dia sudah bersumpah untuk melaksanakan UUD selurus-lurusnya. Jangan dia melanggar sendiri dengan merangkap jabatan lain.”
Sebagai kepala negara dengan gelar akademis, SBY tentu paham makna etika dan moral politik. Terlebih lagi SBY sendiri sebelumnya melarang para menteri untuk mengurusi partai dan harus lebih fokus mengurus negara. Namun SBY justru melanggar larangannya sendiri. Bukan itu saja. SBY juga tidak konsisten dengan menunjuk dua menterinya sebagai pengurus vital di partainya. Apapun alasannya, inkonsistensi itu sendiri mengesankan ketidak-acuhan terhadap nilai-nilai moral dan etika politik.
 Niccolo Machiavelli (1469-1527), adalah filsuf dan ahli politik dari Italia. Salah satu teorinya yang terkenal adalah bagaimana cara mempertahankan kekuasaan. Di dalam bukunya Il Principe, Machiavelli berpendapat bahwa politik dan moral adalah dua hal yang tidak saling berkaitan. Yang dikedepankan adalah raja harus sukses dalam mempertahankan kekuasaannya. Etika politik ala Machiavelli adalah bahwa segala yang baik, adalah segala hal yang dapat memperkuat kekuasaan raja.
Bagi Machiavelli, mempersoalkan legitimasi moral kekuasaan bukanlah hal penting. Yang terpenting adalah bagaimana merebut dan mempertahankan kekuasaan. Machiavelli menginginkan negara yang kuat, sehat, dan tidak korup. Untuk menuju tujuan ini, terlebih dahulu raja  harus mengamankan kekuasaannya.
Ironinya adalah untuk mewujudkan negara yang tidak korup, ajaran Machiavelli justru menawarkan cara-cara manipulatif. Jika perlu dengan menggunakan kekuatan senjata dan uang. Bahkan menurut Machiavelli, demi stabilitas negara raja boleh melalukan kekejaman, asal dilakukan dengan tepat. Bagaimana mempertahankan kekuasaan, adalah prinsip paling mendasar dalam ajaran politik Machiavelli.




PENUTUP
3.1.1     Kesimpulan
 Presiden terpilih periode 2014-2019, Joko Widodo, ingin mempercepat implementasi sembilan program nyata yang dijanjikannya bersama Jusuf Kalla atau yang dikenal sebagai "Nawa Cita". Salah satu caranya adalah dengan membentuk Tim Transisi. Dengan pembentukan Tim Transisi, Jokowi menginginkan proses transisi kekuasaan dari SBY kepada dirinya berjalan mulus.Tim Transisi Jokowi-JK mendapat kritikan dari Pemerintahan SBY bahwa Tim Transisi melekukan sesuatu tanpa ada koordinasi dari pemerintahan SBY, Presiden SBY menegur Tim Transisi pemerintahan Joko Widodo-JK yang langsung masuk ke tiap kementerian tanpa ada koordinasi. Konsep transisi yang digadang, menurut SBY, tak berarti membuat ada dua pemerintahan bersama di masa peralihan kepemimpinan. tetapi Tim Transisi Jokowi-JK akan memperbaiki koordinasi tersebut.
            Deputi Tim Transisi, Hasto Kristianto, menuturkan, pihaknya akan menerima semua kritikan yang dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap tim transisi. Terkait kritikan itu, tim transisi akan memperbaiki mekanime koordinasi. Sebenarnya pihaknya tidak ada niatan sama sekali untuk mencampuri pemerintahan SBY. Menurut dia, pihaknya hanya ingin meminta data-data, terkait program yang harus dilanjutkan, atau ditambahkan oleh pemerintahan Joko Widodo - JK nantinya.


Peningkatan citra pemerintah ini tampak senada dengan bertahannya citra Presiden dan tingkat kebanggaan publik terhadapnya. Dengan kata lain, keberadaan dan setting politik Presiden sejauh ini masih menjadi kekuatan penopang wibawa pemerintahan di mata masyarakat. Jajak pendapat menunjukkan citra Presiden pada triwulan ini cukup tinggi, yakni 54,5 persen, jauh di atas citra pemerintahan sebesar 39,2 persen. Posisi itu bisa menjadi berubah dengan sejumlah perkembangan terbaru.

Sejauh mana pemerintahan SBY memenuhi kebutuhan, menyelesaikan persoalan, dan mengembalikan rasa keadilan publik akan memengaruhi rapor kinerja pemerintahan SBY di tahun terakhir masa pemerintahan SBY. 


3.1.2     Saran Dan Kritik
                        Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari penulisan maupun isi materinya. Untuk itu penulis sangat terbuka atas saran dan kritikan dari pembaca demi kebaikan makalah dan penulis untuk dimasa yang akan datang. Penulis berharap makalah ini dapat dimanfaatkan dalam pembangunan bangsa kita.








DAFTAR PUSTAKA

Faisal, Sanafiah. 1989. Sistem Politik Indonesia, CV. Rajawali. Jakarta
Karim M, Rusli. 1991. Perjalanan Partai Politik di Indonesia : Sebuah Potret Pasang Surut, CV. Rajawali. Jakarta.
LP3ES. 1995. Analisa Kekuasaan Politik di Indonesia, PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta
Al-Qura`an , Surat  Al-Ma-idah [5]: 18
Al-Qura`an , Surat  Ali Imran [3]: 26



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar