Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Sabtu, 03 Oktober 2015

LELAH TAPI TERASA NIKMAT


Inilah satu hal yang Aku rasakan saat ini, beberapa hari Aku disibukkan dengan kegiatan yang bermuatan sosial dalam sebuah organisasi yang cukup banyak yang telah mengenal namanya. Nama yang tidak asing lagi ditelinga bagi orang-orang yang ada disekitarnya. Nama yang membuat orang yang berada di dalamnya merasa nyaman bila berada di dekatnya. Dan namanya akan selalu ada bagi orang yang pernah bergelut dan bermesraan dengannya namanya kini kusebut IMM (IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH).
Awalnya ada sesuatu yang mengganjal di hati Aku, ada beban yang senantiasa menghantuiku. Lalu kucoba untuk meredam semua itu namun terasa sulit. Dan sekarang Aku mulai merangkai kata walau ku tahu Aku bukanlah seorang pujangga, Aku bukanlah sastrawan, Aku bukanlah seorang yang pandai bermain kata. Dan Aku juga bukanlah seorang penulis seperti kebanyakan penulis terkenal baik lokal, nasional bahkan Internasional.
Aku hanyalah orang yang ingin mencurahkan segala dalam sebuah tulisan yang nantinya tulisan ini di baca orang untuk mengetahui apa yang Aku rasakan saat ini. Mungkin Anda atau siapa saja yang membaca tulisan ini sebagai tulisan yang Lebay atau apapun status yang diberikan dalam tulisan ini. Aku hanya ingin mencurahkan segala isi hati dalam tulisan ini. Bahwa Aku ingin terus mencoba menulis agar rasa sakit ini hilang bersama dengan angin untuk di bawa pergi.
Sesuai judul di atas, sebenarnya Aku hanya ingin berbagi pengalaman dalam kegiatan yang Aku lakukan beberapa hari lalu di IMM, terutama di PIKOM IMM FAI. Dalam organsasi ini Aku dikenal sebagai SEKPAT (Sekretaris Panitia) di Darul Arqam Dasar Angkatan 57 Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Agama Islam (DAD Ang. 57 PIKOM IMM FAI). Awalnya yang pertama kali ditunjuk SekPat adalah orang baru saja di DAD Ang 56, tetapi ada sesuatu dan lain hal kemudian dirapatkan kembali untuk ditunjuk kembali siapa yang akan menjadi SekPat. Dalam rapat itu ditunjuklah Lukman (Salah satu Mahasantri PUT Unismuh Makassar), Dalam beberapa hari setelah dirapatkan ia kembali menginformasikan kepada Aku bahwa ia juga ditunjuk sebagai Panitia di PIKOM SOSPOL. Sehingga ia menawawrkan kepada Aku untuk menggantikannya. Namun, Aku juga menolaknya bahwa Aku tidak berani menggantikan tanpa ada rapat selanjutnya, dan dua hari setelah itu Lukman mengkonfirmasi Ketua Panitia dan Kabid Kader PIKOM IMM FAI untuk mengundurkan diri dengan alasan bertugas di kepanitiaan di PIKOM SOSPOL.
Singkat cerita, tanpa ada rapat Aku lalu mengkonfirmasi ketua panitia dan Kabid Kader PIKOM IMM FAI untuk menggantikan Lukman sebagai Sekretaris Panitia sesuai amanah dari Lukman untuk menggantikannya. Sebenarnya Aku dalam rapat sebelumnya sebagai Koodinator Acara yang ditunjuk langsung oleh Kabid Kader PIKOM IMM FAI dalam hal ini Ridwan Malik. Tugas ini berat bgi Aku untuk menerimanya sebab beberapa hal yakni Aku ingin menyelesaikan proposal Risalah, Propsal penelitian, tugas-tugas kuliah dari Dosen dan lain-lain
Dalam rapat selanjutnya, mulai Aku menjadi SekPat pertama kali dalam kegiatan di IMM terutama di PIKOM IMM FAI. Baru pertama juga menjadi panitia walau sebenarnya secara srtuktural melanggar karena telah beberapa kali DAD batang hidung Aku tidak muncul-muncul dan baru kali ini ada dalam sebuah kepanitiaan Aku seperti makhluk halus yang berjalan yang tak nampak oleh mata namun ada dalam bayangan. Aku adalah salah satu alumni DAD Ang 48 yang kegiatannya berpusat di Sekretariat PIKOM IMM FAI di Mappaodang 2012 lalu.
Usai rapat kedua, Ahad(13/9/15) Aku langsung meluncur ke Mappaodang untuk bertugas sebagai sekretaris panitia yang harus senantiasa bermesraan dengan Printer, Komputer, Laptop, Notebook, Kertas, Tinta, Amplop, Stempel dan hal yang dibutukan dalam kesekretariatan. Semua hal yang berkaitan dengan yang kusebutkan di atas Aku tanyakan kepada Sekum PIKOM IMM FAI dan yang lainnya untuk membantu Aku dalam menyelesaikan segala persuratan yang diperlukan. Aku bahkan bermalam di Mappaodang untuk menyelesaikan segala persuratan mulai dari undangan, membawakan materi, hal peminjaman barang, pemakaian gedung dan lain lain yang ada kaitannya dengan persuratan.
Memang sebagai manusia tumbuh sebagai sifat kemanusiaan yakni salah satunya adalah lelah dan terasa capek, kondisi bandan tidak sehat. Namun semua itu Aku hiraukan demi suksesnya kegiatan yang akan berlangsung pada 15 – 20 September 2015. Dan memang dalam hal kegiatan seperti ini bagi Aku itu adalah hal sangat lumrah karena telah beberapa kali mengadakan kegiatan seperti ini, baik di IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) sewaktu masih di Jeneponto maupun sebagai Mahasantri PUT Unismuh. Sehingga hal ini Aku anggap suatu yang biasa-biasa saja. Dan yang terpenting dalam melakukan sebuah kegiatan adalah untuk dapat mengikhlaskan diri dan untuk mendapatkan ridha Ilahi atas segala apa yang akan kita lakukan.
Beberapa hari juga Aku menyempatkan bermalam di Sekretariat Mappaodang untuk menyelesaikan dan setiap malamnya juga Aku berbagi donor darah kepada Nyamuk. Semua itu bagi Aku terasa nikmat dan menyenangkan sebab dalam kegiatan seperti ini banyak teman, sahabat yang siap untuk mendedikasikan waktunya hanya demi lancarnya kegiatan ini. Apakah kita mampu menjadi patron dan mempunyai loyalitas dalam kegiatan tersebut. Sehingga ini juga membutuhkan keahlian tersendiri dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang bernilai ibadah.
Salah satu pesan Kabid Kader PIKOM IMM FAI yang senantiasa terngiang-ngiang dalam benak Aku adalah bahwa apa yang kita lakukan ini adalah kerja-kerja dakwah dan jika dalam DAD ini ada satu orang saja yang diberikan hidayah oleh Allah maka pahalanya akan mengalir terus kepada kita. Sehingga ini memompa semangat Aku dan taman-teman panitia yang lain bergairah untuk terus menyukseskan kegiatan DAD ini hingga selesai.
Walaupun Aku sadari ketika di sekretariat mataku semakin kecil bahkan Aku begadang sampai jam dua dini hari hanya untuk menyukseskan kegiatan yang bernilai positif ini karena ini adalah panggilan dakwah. Dan dakwah tidak hanya bermakna di mimbar saja tetapi dimana dan kapanpun tak mengenal ruang dan waktu ketika ada panggilan dakwah marilah kita untuk ber-FASTABIQUL KHAIRAT (Berlomba-lomba dalam Kebaikan). Menumpuk pahala di dunia untuk kita nikmati nanti di akhirat kelak. Jadi, selagi masih ada waktu untuk bernapas mari kita sisakan diri ini untuk berbagi dengan sesama untuk shaleh secara sosial dan shaleh secara ritual menurut petuah dari Prof. Dr. KH.Muh. Ghalib, MA.
Setelah beberapa hari jari-jemariku menari-nari di atas key board baik Komputer, Laptop dan Notebook. Aku sebagai SekPat bersama KetuPat dan teman-teman panitia yang lain berkumpul di Auditorium untuk melakukan kegiatan Pembukaan yang akan dihadiri oleh peserta, panitia, undangan dan beberapa Narasumber untuk menyukseskan DAD Ang.57 oleh PIKOM IMM FAI Unismuh Makassar pada 15 September 2015 tepatnya pada pukul 13.00 sesuai dengan di persuartan yang Aku buat.
Usai jari-jemariku menari-nari di atas Komputer, Laptop dan Notebook kini jari jemariku akan menari-nari di atas tumupkan piring-piring kotor, di atas panci besar dan tak lupa pula Aku sebutkan wajan besar besar untuk membuat nasi goreng. Tak apalah semua itu akan ada hikmahnya dan sekali lagi memang tidak ada pekerjaan yang tidak membutuhkan tenaga dan pikiran semua itu kita harus menikmatinya dari pemberian sang Khaliq.
Bersama teman-teman panitia yang didominasi oleh panitia IMMawati di banding dengan panitia IMMawan sehingga segala hal kita harus mempersiapkan semua kekuatan dan menutupi segala kekurangan. Bahkan ada statement dari Kakanda- Kakanda Instruktur bahwa panitia IMMawati tidak boleh mengangkat nasi, mencuci piring dan mengangkat yang berat-berat kecuali yang melakukan semua itu adalah panitia IMMawan. Sepintas Aku melihat ternyata betul juga bukan karena tidak dibolehkan tetapi jika masih ada panitia IMMawan kenapa harus panitia IMMawati yang mengangkat. Namun, timbul juga pertanyaan dibenak Aku yang tak Aku utarakan di depan panitia baik IMMawan dan IMMawati apalagi Instruktur bahwa makanan untuk peserta harus ontime dan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dan bagaimana hasilnya ternyata tidak sesuai dengan rencana sehingga semua tertatih-tatih kata Vice of Master ketika Aku mengikuti rapat malam kedua.
Idealnya memang semua elemen - elemen harus ada kerjasama antara panitia dan instruktur. Sehingga tidak ada sekat-sekat atau sesuatu hal yang tidak kita inginkan apatah lagi ada bahasa bahasa instrumen atau dalam bahasa Arab disebut sebagai bahasa Balaghah. Baik secara lisan maupn tulisan semua bercampur menjadi satu kesatuan dan hal ini sulit bagi yang tidak mengerti bahasa –bahasa instrumen.
Alhamdulillah puji syukur Aku panjatkan ke hadirat Allah swt, sebab bukan hanya Aku dari  Mahasantri PUT Unismuh tetapi ada juga teman –teman dari nagh Mahansantri PUT yang lainnya ikut membantu terutama memasak dan mencuci piring. Dan sedari awal Aku sadari bahwa tidak ada mandat dari PIKOM IMM FAI, bukan hanya mereka tetapi mulai dari KetuPat, SekPat, Panitia Koordinator, dan lainnya itu tidak ada mandat. Namun, satu keyakinan kami bahwa kami tidak perlu di mandat dalam menyukseskan kegiatan DAD ini. Yang kami butuhkan adalah Kerja Ikhlas, Kerja Cerdas, Kerja Propesional dan kerja yang mendapat ridha-Nya. Itulah yang kami butuhkan dari teman –teman panitia yang tak kenal lelah baik siang dan malam. Terutama teman –teman panitia IMMawati yang dengan ikhlas membantu di dunia DPR alias DAPUR.
Masih ada yang tersisa diingatanku ketika Aku mengantarkan nasi untuk Instruktur setiap waktu makan baik  pagi, siang lebih – lebih lagi ketika malam ada kesan tersendiri yang Aku rasakan saat mengantarkan nasi kepada mereka. Bukan berarti Aku kesana bagaimana Aku mendapatkan simpati dan perhatian mereka tetapi itu semua Aku lakukan demi suksesnya kegiatan DAD ini dan juga Aku panitia untuk menghargai mereka. Sebagian dari mereka jika dilihat dari jenjang perkuliahan Aku masih di atasnya akan tetapi yang Aku lakukan ini mereka jenjang mereka lebih di atas sehingga Aku harus menghargai mereka tetapi setelah kegiatan ini tentunya malah sebaliknya kita harus saling menghargai antara satu dengan yang lainnya.
Sebenarnya masih banyak hal yang tidak Aku tulis dalam tullah Aku tulisan ini namun cukuplah apa yang tulis di atas untuk mewakili semua itu. Dan Aku berterima kasih kepada semua elemen - elemen yang telah membantu suksesnya DAD Ang.57 ini hingga selesai penutupan. Banyak hal pengalaman yang telah Aku dapatkan dari kegiatan yang singkat ini namun penuh makna dan hikmah, kebersamaan, canda, tawa bahkan tangisan mengiringi perjalanan DAD ini. Sehingga Aku ingin kembali dalam rona cinta ingin Aku dendangkan di Benteng Somba Opu. Terima kasih dari Panitia jurusan PAI, Jurusan Bahasa Arab, Jurusan Hekis, dan terkhusus kepada teman –teman panitia dari kalangan Aku Mahasanti PUT Unismuh Makassar. Terima kasih juga kepada penyelenggara kegiatan PIKOM IMM FAI dan Tim Instruktur serta dukungan dari Fakultas Agama Islam untuk menyukseskan DAD ini. Dan satu lagi Sopir –Sopir Pete-Pete yang setia dan ikhlas mengangkut kami ke Benteng hingga pulang ke Kampus tercinta Unismuh Makassar.
Ada satu hal yang unik Aku rasa menarik yakni ketika jari-jemari dan lengan kedua tanganku ikut menari di atas wajan yang berisi nasi untuk di goreng, saat menggoreng pertama kali tak terasa apa tetapi ketika semua satu termos nasi di tuangkan ke wajan baru Aku rasakan lenganku  merasakan lelah tetapi terus menari-nari karena Aku memikirkan keadaan peserta yang lama menanti datangnya nasi goreng ini. Dan ternyata nasi yang Aku goreng itu ada yang gosong, tetapi tidak apalah ini namanya juga lagi-lagi belum terlalu profesional dalam memasak dan wajar memang nasi yang Aku goreng banyak sekali. Sehingga untuk memaksimalkan perlu tenaga yang powerfull.
Tak lama kemudian sekitar tiga puluh menit, nasi goreng siap untuk dihidangkan bagi peserta yang kampung pulau tengah sedang menanti mereka. Itu baru ronde pertama, dan untuk ronde keduanya Aku dan panitia yang lain menyiapkan khusus untuk panitia baik IMMawan dan IMMawati dan untuk Instruktur. Dalam ronde kedua ini lebih menarik lagi, sebab tidak sama yang Aku hidangkan untuk peserta. Khusus ronde kedua ada sedikit lebih berbeda dari sebelumnya bumbunya juga spesial hasil racikan dari BenPat (Indah, salah satu Mahasiswi jurusan PBA) sehingga menghasilkan nasi goreng yang berbeda dan tampilan yang berbeda pula.
Itu untuk nasi goreng, kemudian beralih ke nasi kuning. Nasi kuning sebenarnya baru sekali juga Aku mencobanya ketika Aku punya jadwak masak di Asrama dengan resep dan bumbu rahasia ala Manado Bang Ade Manangin. Kali ini, untuk yang kedua kalinya Aku mengambil alih sebab Rahman yang senantiasa memasak mundur dengan teratur dan Aku maju menggantikannya walau sedikit ilmu tentang memasak nasi kuning. Mula-mula beras di cuci, santan kelapa disiapkan, daun serei, tak lupa juga kunyit sebagai bahan dasar warna pembedanya dengan yang lain. Tak dinanya Pak Kabidor datang dengan membawa kunyit bukan dalam bentuk bubut tetapi seperti aslinya belum jadi bubuk.Untuk jadi bubuk kembali kulit kunyit dikupas dan siap untuk di blender. Habis di blender dituangkan dech ke wajan oleh BenPat yang berisi beras dan santan sementara tangan Aku dan Ardiansyah sedang asyik-asyiknya menari di atas wajan.
العَمَلُ يَجْعَلُ الصَّعْبَ سَهْلًا (bekerja itu menjadikan yang sulit menjadi mudah) boleh jadi inilah pepatah Arab yang juga memompa semangat kami dari panitia untuk bekerja maksimal. Sesuatu yang sulit, sukar akan mampu menjadi mudah bila di kepanitiaan mempunyai kesadaran untuk saling bekerja sama antara satu dengan yang lainnya. Dan itu mampu kami buktikan di kepanitiaan yang sebelumnya di katakan oleh Vice of Master dalam bahasa instrumennya tertatih-tatih. Wajar saja jika dikatakan seperti itu dan kami dari panitia dan Aku sebagai SekPat bergerak cepat agar tidak terulang kembali baik dari makanan yang terlambat, materi ikut terlambat semua serba terlambat dengan mengadakan rapat di tengah kesibukan panitia yang mata mereka tak tertahankan lagi disebabkan mengantuk dan rasa lelah menyelimuti badan-badan mereka.
Namun rasa kantuk dan lelah harus dilumpuhkan dengan semangat yang membara bagai api yang sedang berkobar. Dalam rapat kami mendapat wejangan dari mantan panitia komisioner untuk memberikan masukan baik kritikan yang membangun maupun untuk mengevaluasi atas apa yang telah dilakukan dari hari pertama hingga diadakannya rapat ini. Banyak hal yang dapat kami petik dari wejangan tersebut untuk lebih giat lagi sehingga loyalitas dan sebagai patron dari kepanitiaan menjadi hal yang sangat kami butuhkan demi menyukseskan kegiatan DAD Ang.57 ini. Tak  terasa jam telah menunjukkan waktu 00. Lewat beberapa menit. Dan kami dari panitia masih tetap setia untuk beraktivitas dan beberapa keputusan yang di ambil adalah puasa bagi Tim Instruktur baik IMMawan dan IMMawati dan panitia IMMawan dan IMMawati yang tidak berhalangan (haid). Untuk peserta tidak dipuasakan sebab kondisi dapur tidak memungkinkan untuk berpuasa hanya sekitar 25 %. Sehingga puasa bagi peserta tidak jadi atau batal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar