Inilah satu hal yang Aku rasakan saat ini, beberapa hari Aku disibukkan dengan kegiatan yang bermuatan sosial dalam sebuah organisasi yang cukup banyak yang telah mengenal namanya. Nama yang tidak asing lagi ditelinga bagi orang-orang yang ada disekitarnya. Nama yang membuat orang yang berada di dalamnya merasa nyaman bila berada di dekatnya. Dan namanya akan selalu ada bagi orang yang pernah bergelut dan bermesraan dengannya namanya kini kusebut IMM (IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH).
Awalnya ada sesuatu yang mengganjal di hati
Aku, ada beban yang senantiasa menghantuiku. Lalu kucoba untuk meredam semua
itu namun terasa sulit. Dan sekarang Aku mulai merangkai kata walau ku tahu Aku
bukanlah seorang pujangga, Aku bukanlah sastrawan, Aku bukanlah seorang yang
pandai bermain kata. Dan Aku juga bukanlah seorang penulis seperti kebanyakan
penulis terkenal baik lokal, nasional bahkan Internasional.
Aku hanyalah orang yang ingin mencurahkan
segala dalam sebuah tulisan yang nantinya tulisan ini di baca orang untuk
mengetahui apa yang Aku rasakan saat ini. Mungkin Anda atau siapa saja yang
membaca tulisan ini sebagai tulisan yang Lebay atau apapun status yang
diberikan dalam tulisan ini. Aku hanya ingin mencurahkan segala isi hati dalam
tulisan ini. Bahwa Aku ingin terus mencoba menulis agar rasa sakit ini hilang
bersama dengan angin untuk di bawa pergi.
Sesuai judul di atas, sebenarnya Aku hanya
ingin berbagi pengalaman dalam kegiatan yang Aku lakukan beberapa hari lalu di
IMM, terutama di PIKOM IMM FAI. Dalam organsasi ini Aku dikenal sebagai SEKPAT
(Sekretaris Panitia) di Darul Arqam Dasar Angkatan 57 Pimpinan Komisariat
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Agama Islam (DAD Ang. 57 PIKOM IMM FAI).
Awalnya yang pertama kali ditunjuk SekPat adalah orang baru saja di DAD Ang 56,
tetapi ada sesuatu dan lain hal kemudian dirapatkan kembali untuk ditunjuk
kembali siapa yang akan menjadi SekPat. Dalam rapat itu ditunjuklah Lukman
(Salah satu Mahasantri PUT Unismuh Makassar), Dalam beberapa hari setelah
dirapatkan ia kembali menginformasikan kepada Aku bahwa ia juga ditunjuk
sebagai Panitia di PIKOM SOSPOL. Sehingga ia menawawrkan kepada Aku untuk
menggantikannya. Namun, Aku juga menolaknya bahwa Aku tidak berani menggantikan
tanpa ada rapat selanjutnya, dan dua hari setelah itu Lukman mengkonfirmasi
Ketua Panitia dan Kabid Kader PIKOM IMM FAI untuk mengundurkan diri dengan
alasan bertugas di kepanitiaan di PIKOM SOSPOL.
Singkat cerita, tanpa ada rapat Aku lalu
mengkonfirmasi ketua panitia dan Kabid Kader PIKOM IMM FAI untuk menggantikan
Lukman sebagai Sekretaris Panitia sesuai amanah dari Lukman untuk
menggantikannya. Sebenarnya Aku dalam rapat sebelumnya sebagai Koodinator Acara
yang ditunjuk langsung oleh Kabid Kader PIKOM IMM FAI dalam hal ini Ridwan
Malik. Tugas ini berat bgi Aku untuk menerimanya sebab beberapa hal yakni Aku
ingin menyelesaikan proposal Risalah, Propsal penelitian, tugas-tugas kuliah
dari Dosen dan lain-lain
Dalam rapat selanjutnya, mulai Aku menjadi
SekPat pertama kali dalam kegiatan di IMM terutama di PIKOM IMM FAI. Baru
pertama juga menjadi panitia walau sebenarnya secara srtuktural melanggar
karena telah beberapa kali DAD batang hidung Aku tidak muncul-muncul dan baru
kali ini ada dalam sebuah kepanitiaan Aku seperti makhluk
halus yang berjalan yang tak nampak oleh mata namun ada dalam bayangan.
Aku adalah salah satu alumni DAD Ang 48 yang kegiatannya berpusat di
Sekretariat PIKOM IMM FAI di Mappaodang 2012 lalu.
Usai rapat kedua, Ahad(13/9/15) Aku langsung
meluncur ke Mappaodang untuk bertugas sebagai sekretaris panitia yang harus
senantiasa bermesraan dengan Printer, Komputer, Laptop, Notebook, Kertas,
Tinta, Amplop, Stempel dan hal yang dibutukan dalam kesekretariatan.
Semua hal yang berkaitan dengan yang kusebutkan di atas Aku tanyakan kepada
Sekum PIKOM IMM FAI dan yang lainnya untuk membantu Aku dalam menyelesaikan
segala persuratan yang diperlukan. Aku bahkan bermalam di Mappaodang untuk
menyelesaikan segala persuratan mulai dari undangan, membawakan materi, hal
peminjaman barang, pemakaian gedung dan lain lain yang ada kaitannya dengan
persuratan.
Memang sebagai manusia tumbuh sebagai sifat
kemanusiaan yakni salah satunya adalah lelah dan terasa capek, kondisi bandan
tidak sehat. Namun semua itu Aku hiraukan demi suksesnya kegiatan yang akan
berlangsung pada 15 – 20 September 2015. Dan memang dalam hal kegiatan seperti
ini bagi Aku itu adalah hal sangat lumrah karena telah beberapa kali mengadakan
kegiatan seperti ini, baik di IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) sewaktu masih
di Jeneponto maupun sebagai Mahasantri PUT Unismuh. Sehingga hal ini Aku anggap
suatu yang biasa-biasa saja. Dan yang terpenting dalam melakukan sebuah
kegiatan adalah untuk dapat mengikhlaskan diri dan untuk mendapatkan ridha
Ilahi atas segala apa yang akan kita lakukan.
Beberapa hari juga Aku menyempatkan bermalam
di Sekretariat Mappaodang untuk menyelesaikan dan setiap malamnya juga Aku
berbagi donor darah kepada Nyamuk. Semua itu bagi Aku terasa nikmat dan
menyenangkan sebab dalam kegiatan seperti ini banyak teman, sahabat yang siap
untuk mendedikasikan waktunya hanya demi lancarnya kegiatan ini. Apakah kita
mampu menjadi patron dan mempunyai loyalitas dalam
kegiatan tersebut. Sehingga ini juga membutuhkan keahlian tersendiri dalam
melakukan aktivitas-aktivitas yang bernilai ibadah.
Salah satu pesan Kabid Kader PIKOM IMM FAI
yang senantiasa terngiang-ngiang dalam benak Aku adalah bahwa apa yang
kita lakukan ini adalah kerja-kerja dakwah dan jika dalam DAD ini ada satu
orang saja yang diberikan hidayah oleh Allah maka pahalanya akan mengalir terus
kepada kita. Sehingga ini memompa semangat Aku dan taman-teman panitia
yang lain bergairah untuk terus menyukseskan kegiatan DAD ini hingga selesai.
Walaupun Aku sadari ketika di sekretariat
mataku semakin kecil bahkan Aku begadang sampai jam dua dini hari hanya untuk
menyukseskan kegiatan yang bernilai positif ini karena ini adalah panggilan
dakwah. Dan dakwah tidak hanya bermakna di mimbar saja tetapi dimana dan
kapanpun tak mengenal ruang dan waktu ketika ada panggilan dakwah marilah kita
untuk ber-FASTABIQUL KHAIRAT (Berlomba-lomba dalam Kebaikan). Menumpuk pahala
di dunia untuk kita nikmati nanti di akhirat kelak. Jadi, selagi masih ada
waktu untuk bernapas mari kita sisakan diri ini untuk berbagi dengan sesama
untuk shaleh secara sosial dan shaleh secara ritual menurut petuah dari Prof.
Dr. KH.Muh. Ghalib, MA.
Setelah beberapa hari jari-jemariku
menari-nari di atas key board baik Komputer, Laptop dan Notebook. Aku sebagai
SekPat bersama KetuPat dan teman-teman panitia yang lain berkumpul di
Auditorium untuk melakukan kegiatan Pembukaan yang akan dihadiri oleh peserta,
panitia, undangan dan beberapa Narasumber untuk menyukseskan DAD Ang.57 oleh
PIKOM IMM FAI Unismuh Makassar pada 15 September 2015 tepatnya pada pukul 13.00
sesuai dengan di persuartan yang Aku buat.
Usai jari-jemariku menari-nari di atas
Komputer, Laptop dan Notebook kini jari jemariku akan menari-nari di atas
tumupkan piring-piring kotor, di atas panci besar dan tak lupa pula Aku
sebutkan wajan besar besar untuk membuat nasi goreng. Tak apalah semua itu akan
ada hikmahnya dan sekali lagi memang tidak ada pekerjaan yang tidak membutuhkan
tenaga dan pikiran semua itu kita harus menikmatinya dari pemberian sang
Khaliq.
Bersama teman-teman panitia yang didominasi
oleh panitia IMMawati di banding dengan panitia IMMawan sehingga segala hal
kita harus mempersiapkan semua kekuatan dan menutupi segala kekurangan. Bahkan
ada statement dari Kakanda- Kakanda Instruktur bahwa panitia IMMawati tidak
boleh mengangkat nasi, mencuci piring dan mengangkat yang berat-berat kecuali
yang melakukan semua itu adalah panitia IMMawan. Sepintas Aku melihat ternyata
betul juga bukan karena tidak dibolehkan tetapi jika masih ada panitia IMMawan
kenapa harus panitia IMMawati yang mengangkat. Namun, timbul juga pertanyaan
dibenak Aku yang tak Aku utarakan di depan panitia baik IMMawan dan IMMawati
apalagi Instruktur bahwa makanan untuk peserta harus ontime dan tepat
waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dan bagaimana hasilnya
ternyata tidak sesuai dengan rencana sehingga semua tertatih-tatih
kata Vice of Master ketika Aku mengikuti rapat malam kedua.
Idealnya memang semua elemen - elemen harus
ada kerjasama antara panitia dan instruktur. Sehingga tidak ada sekat-sekat
atau sesuatu hal yang tidak kita inginkan apatah lagi ada bahasa bahasa instrumen
atau dalam bahasa Arab disebut sebagai bahasa Balaghah. Baik
secara lisan maupn tulisan semua bercampur menjadi satu kesatuan dan hal ini
sulit bagi yang tidak mengerti bahasa –bahasa instrumen.
Alhamdulillah puji syukur Aku panjatkan ke
hadirat Allah swt, sebab bukan hanya Aku dari
Mahasantri PUT Unismuh tetapi ada juga teman –teman dari nagh
Mahansantri PUT yang lainnya ikut membantu terutama memasak dan mencuci piring.
Dan sedari awal Aku sadari bahwa tidak ada mandat dari PIKOM IMM FAI, bukan
hanya mereka tetapi mulai dari KetuPat, SekPat, Panitia Koordinator, dan
lainnya itu tidak ada mandat. Namun, satu keyakinan kami bahwa kami tidak perlu
di mandat dalam menyukseskan kegiatan DAD ini. Yang kami butuhkan adalah Kerja
Ikhlas, Kerja Cerdas, Kerja Propesional dan kerja yang mendapat ridha-Nya.
Itulah yang kami butuhkan dari teman –teman panitia yang tak kenal lelah baik
siang dan malam. Terutama teman –teman panitia IMMawati yang dengan ikhlas
membantu di dunia DPR alias DAPUR.
Masih ada yang tersisa diingatanku ketika Aku
mengantarkan nasi untuk Instruktur setiap waktu makan baik pagi, siang lebih – lebih lagi ketika malam
ada kesan tersendiri yang Aku rasakan saat mengantarkan nasi kepada mereka.
Bukan berarti Aku kesana bagaimana Aku mendapatkan simpati dan perhatian mereka
tetapi itu semua Aku lakukan demi suksesnya kegiatan DAD ini dan juga Aku
panitia untuk menghargai mereka. Sebagian dari mereka jika dilihat dari jenjang
perkuliahan Aku masih di atasnya akan tetapi yang Aku lakukan ini mereka
jenjang mereka lebih di atas sehingga Aku harus menghargai mereka tetapi
setelah kegiatan ini tentunya malah sebaliknya kita harus saling menghargai
antara satu dengan yang lainnya.
Sebenarnya masih banyak hal yang tidak Aku
tulis dalam tullah Aku tulisan ini namun cukuplah apa yang tulis di atas untuk
mewakili semua itu. Dan Aku berterima kasih kepada semua elemen - elemen yang
telah membantu suksesnya DAD Ang.57 ini hingga selesai penutupan. Banyak hal pengalaman
yang telah Aku dapatkan dari kegiatan yang singkat ini namun penuh makna dan
hikmah, kebersamaan, canda, tawa bahkan tangisan mengiringi perjalanan DAD ini.
Sehingga Aku ingin kembali dalam rona cinta ingin Aku dendangkan di Benteng
Somba Opu. Terima kasih dari Panitia jurusan PAI, Jurusan Bahasa Arab, Jurusan
Hekis, dan terkhusus kepada teman –teman panitia dari kalangan Aku Mahasanti
PUT Unismuh Makassar. Terima kasih juga kepada penyelenggara kegiatan PIKOM IMM
FAI dan Tim Instruktur serta dukungan dari Fakultas Agama Islam untuk
menyukseskan DAD ini. Dan satu lagi Sopir –Sopir Pete-Pete yang setia dan
ikhlas mengangkut kami ke Benteng hingga pulang ke Kampus tercinta Unismuh
Makassar.
Ada satu hal yang unik Aku rasa menarik yakni
ketika jari-jemari dan lengan kedua tanganku ikut menari di atas wajan yang
berisi nasi untuk di goreng, saat menggoreng pertama kali tak terasa apa tetapi
ketika semua satu termos nasi di tuangkan ke wajan baru Aku rasakan lenganku merasakan lelah tetapi terus menari-nari
karena Aku memikirkan keadaan peserta yang lama menanti datangnya nasi goreng
ini. Dan ternyata nasi yang Aku goreng itu ada yang gosong, tetapi tidak apalah
ini namanya juga lagi-lagi belum terlalu profesional dalam memasak dan wajar
memang nasi yang Aku goreng banyak sekali. Sehingga untuk memaksimalkan perlu
tenaga yang powerfull.
Tak lama kemudian sekitar tiga puluh menit,
nasi goreng siap untuk dihidangkan bagi peserta yang kampung pulau tengah
sedang menanti mereka. Itu baru ronde pertama, dan untuk ronde keduanya Aku dan
panitia yang lain menyiapkan khusus untuk panitia baik IMMawan dan IMMawati dan
untuk Instruktur. Dalam ronde kedua ini lebih menarik lagi, sebab tidak sama
yang Aku hidangkan untuk peserta. Khusus ronde kedua ada sedikit lebih berbeda
dari sebelumnya bumbunya juga spesial hasil racikan dari BenPat (Indah, salah
satu Mahasiswi jurusan PBA) sehingga menghasilkan nasi goreng yang berbeda dan
tampilan yang berbeda pula.
Itu untuk nasi goreng, kemudian beralih ke
nasi kuning. Nasi kuning sebenarnya baru sekali juga Aku mencobanya ketika Aku
punya jadwak masak di Asrama dengan resep dan bumbu rahasia ala Manado Bang Ade
Manangin. Kali ini, untuk yang kedua kalinya Aku mengambil alih sebab Rahman
yang senantiasa memasak mundur dengan teratur dan Aku maju menggantikannya
walau sedikit ilmu tentang memasak nasi kuning. Mula-mula beras di cuci, santan
kelapa disiapkan, daun serei, tak lupa juga kunyit sebagai bahan dasar warna pembedanya
dengan yang lain. Tak dinanya Pak Kabidor datang dengan membawa kunyit bukan
dalam bentuk bubut tetapi seperti aslinya belum jadi bubuk.Untuk jadi bubuk
kembali kulit kunyit dikupas dan siap untuk di blender. Habis di blender
dituangkan dech ke wajan oleh BenPat yang berisi beras dan santan sementara tangan
Aku dan Ardiansyah sedang asyik-asyiknya menari di atas wajan.
العَمَلُ يَجْعَلُ الصَّعْبَ سَهْلًا (bekerja itu menjadikan yang sulit menjadi mudah)
boleh jadi inilah pepatah Arab yang juga memompa semangat kami dari panitia
untuk bekerja maksimal. Sesuatu yang sulit, sukar akan mampu menjadi mudah bila
di kepanitiaan mempunyai kesadaran untuk saling bekerja sama antara satu dengan
yang lainnya. Dan itu mampu kami buktikan di kepanitiaan yang sebelumnya di
katakan oleh Vice of Master dalam bahasa instrumennya tertatih-tatih.
Wajar saja jika dikatakan seperti itu dan kami dari panitia dan Aku sebagai SekPat
bergerak cepat agar tidak terulang kembali baik dari makanan yang terlambat,
materi ikut terlambat semua serba terlambat dengan mengadakan rapat di tengah
kesibukan panitia yang mata mereka tak tertahankan lagi disebabkan mengantuk
dan rasa lelah menyelimuti badan-badan mereka.
Namun rasa kantuk dan lelah harus dilumpuhkan dengan semangat yang membara
bagai api yang sedang berkobar. Dalam rapat kami mendapat wejangan dari mantan
panitia komisioner untuk memberikan masukan baik kritikan yang membangun maupun
untuk mengevaluasi atas apa yang telah dilakukan dari hari pertama hingga
diadakannya rapat ini. Banyak hal yang dapat kami petik dari wejangan tersebut
untuk lebih giat lagi sehingga loyalitas dan sebagai patron dari kepanitiaan
menjadi hal yang sangat kami butuhkan demi menyukseskan kegiatan DAD Ang.57
ini. Tak terasa jam telah menunjukkan
waktu 00. Lewat beberapa menit. Dan kami dari panitia masih tetap setia untuk
beraktivitas dan beberapa keputusan yang di ambil adalah puasa bagi Tim
Instruktur baik IMMawan dan IMMawati dan panitia IMMawan dan IMMawati yang
tidak berhalangan (haid). Untuk peserta tidak dipuasakan sebab kondisi dapur
tidak memungkinkan untuk berpuasa hanya sekitar 25 %. Sehingga puasa bagi
peserta tidak jadi atau batal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar