Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Selasa, 13 Juni 2017

MANA NYALIMU BER-IPM?


Sandi Ibnu Syam

 
Sebuah benda terus mengitari sudut-sudut ruang menerbangkan sesuatu yang tak terlihat bentuknya bundar dengan pegangan besi yang kokoh menempel di dinding berwarna hijau muda. Itulah kipas angin. Di ruang yang luasnya kira-kira 4x7 di dalamnya ada sebuah tv, dispenser dan gallon,  baskom, gelas, sendok, meja, kursi, buku catatan, alat peraga, jam dinding, sebuah almari tempat penyimpanan berkas-berkas penting, papan tulis, lemari dan lain-lain.
            Di tempat inilah Aku biasa membaringkan tubuh yang lelah atau sekedar istirahat sejenak. Nyatanya itu adalah sebuah kantor. Sebuah tempat untuk pertemuan atau rapat bagi orang-orang yang tak kenal lelah mengurus umat demi keberlangsungan hidupnya dan demi sebuah penyelamatan nyawa yang hampir tak tertolongkan. Ya, mereka Aku sebut pejuang sejati, mereka anggota SSR (Sub-Sub Recipient) Aisyiyah Jeneponto.
            Di luar sana masih terasa mendung, sesekali Aku mendengar suara-suara mesin yang lewat di jalan. Pohon-pohon seakan-akan tertunduk patuh pada pencipta-Nya tak ada di antara mereka yang ingin menggoyangkan daunnya walau sehelai saja. Boleh jadi mereka sementara bertasbih dengan Tuhan-Nya. Kulihat jam dinding telah menunjukkan pukul 06.20 yang berwarna putih merek DELTA.
            Sehabis shalat subuh hingga detik ini. Suasana hatiku masih terbawa arus oleh kejadian kemarin lalu tepat tanggal 12 Juni 2017. Sebuah momentum bagiku dalam merefleksi sebuah pergerakan pelajar dimana Aku bagian yang ada di dalamnya. Pergerakan Pelajar itu bernama IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) adalah organisasi yang bergerak di bidang dakwah khusus kalangan pelajar.
            Baru kali ini Aku mengadakan sebuah kegiatan yang membuat diriku pilu tak berkesudahan dan tak tertahankan rasa di hatiku. Jika ini adalah sebuah ajang unjuk gigi nyatanya pun tidak. Kegiatan ini direncanakan sekitar satu bulan yang lalu telah diadakan sosialisasi ke sekolah-sekolah Muhammadiyah untuk ikut meramaikan kegiatan tersebut. Undangan telah tersebar dimana-mana. Namun, pada akhirnya kegiatan tersebut bagai apa ya Aku tak bisa membayangkan bagaimana kejadian tersebut. Aku tidak bisa membuat sebuah perumpamaan yang cocok dalam memberikan ilustrasi. Sebab memang Aku bukanlah orang yang mempunyai keahlian itu semua.
Tak habis pikir harapan itu hampir sirna begitu saja, rasa kecewa, sedih, gelisah, tangisan, berkecamuk dan menjadi satu. Tubuhku ikut lemas dan lunglai apalagi memang tubuhku kecil semakin tambah kecil lagi. Pikiranku tak terkendali, syaitan kayaknya langsung merasuki tubuhku dan berpikir yang bukan-bukan. Tetapi ku berharap setitik cahaya itu masih ada dalam jiwaku hingga akhirnya Aku masih bisa mengendalikan diriku. Sebab memang Aku juga puasa sehingga ini menjadi penopang dalam mengontrol diri. Andaikan saja Aku masih kecil apapun yang ada di depanku hancur lebur dan sebuah menjadi berantakan. Hatiku terus meronta dan beringas ingin memukul meja, ingin melempar kursi, ingin apalagi ya. Aku tak tahu lagi.
Naluriku pun muncul, air mata ini jatuh tertumpah Aku segera masuk di PUSDAM duduk di kursi dan alhasil butiran-butiran mutiara di mataku ini tumpah melewati wajahku. Hanya Aku sendiri dan hanya mereka yang tahu keadaan yang menimpa diriku. Tak banyak yang tahu berapa harga dan jiwa ini kuperjuangkan untuk membangun organisasi ini. Aku tak bermaksud ingin di puji karena pujian itu hanyalah kepada Allah. Aku hanya membutuhkan orang-orang yang mempunyai rasa kecintaan kepada organisasi ini. Nyatanya toh hanya sebagian kecil saja yang betul-betul berjuang di organisasi ini.
Hari itu mulai pagi hingga menjelang siang tak ada batang hidung yang ingin mendaftar untuk ikut kegiatan tersebut. Aku konfirmasi lewat telpon hasilnya nihil. Aku terus meminta petunjuk kepada salah satu kakanda yang terus memberikan dukungan dalam kegiatan tersebut. Tetapi apalah dayaku. Aku hanyalah manusia biasa yang tak sempurna. Semua kegiatan Aku batalkan. Titik. Aku mulai menulis di HP-ku sebuah sms untuk memberitahukan kepada semua orang bahwa kegiatan tersebut dibatalkan.
Jika hari ini MATAHARI telah memancarkan cahayanya ke seantero bumi. Maka mereka yang berada dibawahnya akan diberikan kehangatan CINTA. Dan Aku sangat berharap Aku masih diberi kehangatan CINTA oleh Tuhan untuk berbuat sesuatu yang lebih baik. Aku tahu tak ada gading yang tak retak seperti itulah diriku jua. Saat ini, kejadian kemarin masih basah diingatanku. Sebuah fenomena yang tak kuharapkan terjadi tetapi nyatanya kejadian tersebut betul-betul terjadi.
Aku sangat malu pada semua pihak terutama kader dari IPM Gowa yang datang jauh-jauh hanya untuk mengikuti PKM TM II. Alhasil mereka menemukan kekecewaan yang luar biasa walau mereka tak ungkapkan tetapi Aku tahu mereka sangat kecewa dengan apa yang telah terjadi. Aku tak tahu lagi harus berbuat apa dan bagaimana. Semua seakan-akan sirna sudah. Tak terbayangkan, banyak yang bertanya, ada apa? Kenapa bisa terjadi?. Bibirku seakan keluh tak bisa menjawab dengan jawaban yang pas bagi mereka. Aku hanya mencoba melakukan yang bisa membuat mereka berhenti bertanya.
Jika Aku mengangkat sebuah tema yang menurutku cukup menggugah orang yang membacanya. Maka bukan hanya gugahan yang Aku butuhkan tetapi manifestasi dari tema tersebut. Ya, sebuah karya nyata untuk IPM Jeneponto. Semua itu hanyalah omong kosong belaka. Katanya, ada yang mau ikut tetapi sampai acara mau dimulai hingga Aku batalkan hanyalah dua orang yaitu Sekretaris Umum dan Ketua Bidang Kader dalam hal ini Wahyu dan Niar.
Merekalah yang Aku harapkan bisa menjadikan mereka punya nyali dalam berIPM. Apakah mereka punya nyali. Saya yakin dan percaya mereka punya. Mengapa demikian? Buktinya mereka datang dan hadir sebagai peseta TM II. Maafkan Aku Bu Niar kamu sangat kecewa dan hatimu meronta agar TM II diadakan. Sekali lagi Aku mohon maaf. Semua ini diluar kemanpuanku sebagai ketua. Aku beberapa personil saja yang bergerak, ada wahyu, hasrullah dan Aku sendiri. Mana bisa berjalan maksimal jika hanya kami bertiga. Padahal banyak loh nama yang terpampang di SK. Mereka semua hanyalah nama bukan aksi. Itu yang tidak Aku inginkan sama sekali. Jika ada yang protes silahkan. Datang padaku. Tunjukkan batang hidunmu di depanku Aku tak takut.
Oh tidak, kalian semua hanya omong kosong belaka. Aku menulis dan berbicara ini dengan penuh murka yang teramat dalam. Aku hanya bisa tuliskan lewat tulisan ini mudah-mudahan kalian semua membacanya. Atau siapa saja. Aku tuliskan ini sebagai pesan untuk kalian yang masih punya jiwa IPM dalam dada kalian. Sekarang ini Aku tak lagi membutuhkan omongan kalian yang hanya punya konsep tetapi Aku beri nilai 0 (nol) besar. Aku sadar bahwa tulisan ini hanyalah sebagai pelipur laraku.
Sekali lagi, tulisan ini mudah-mudahan kalian semua punya militansi dan loyalitas dalam berIPM. Namun, semua itu hanyalah impian dan mimpi yang semu seperti fatamorgana di ujung saja. Mana nyalimu berIPM.
Rasa terima kasihku pada Seorang sosok yang masih ingin IPM Jeneponto bangkit dan Berjaya kusebut namanya Bang Lawa. Ya, beliau bernama lengkap Muh. Syahrir Sarea. Aku tak bermaksud mengkultuskan namanya. Tetapi beliaulah yang terus memberikan suppor bagaimana IPM Jeneponto Jaya. Betul sekali yang dikatakan oleh Kakanda Syahrul “setiap kepemimpinan itu ada kemunduran dan kejayaan dan mudah-mudahan ditanganmu kejayaan itu ada”. Aku berusaha terus membuktikan kata-kata itu bahwa Aku bisa berbuat dan IPM Jeneponto jaya kembali. Tetapi sampai kini. Semangat itu hampir sirna dan boleh jadi Aku ingin rehat sejenak berpikir untuk berbuat atau tidak.
Semua harus tahu, bahwa boleh jadi tak lama lagi Aku akan pergi meninggalkan Jeneponto dan ke daerah lain yang akan ditunjuk oleh PWM Sulsel dan Pimpinan PUT Unismuh Makassar. Sampai detik ini hatiku masih kalut dan tak tahu harus berbuat apa. Aku teringat semua pesan singkat “Ikuti kata hatimu”. Jika demikian, Maka setelah ramadhan Aku hendak menghadap Pimpinan PUT Unismuh Makassar untuk mencari tempat lain selain Jeneponto.
Semua harus tahu, bahwa Muhammadiyah di Jeneponto hanyalah semua nama dan konsep yang tak pernah diaplikasikan, ruhnya telah hilang entah kemana. Tetapi masih ada harapan dari Aisyiyah yang terus bergerilya dan terus bergerak agar Muhammadiyah tetap ada.
Semua harus tahu, bahwa sampai detik ini PUSDAM masih dalam perbaikan. Boleh jadi ini juga yang menjadi kendala di dalam setiap kegiatan. Tetapi syukur Ketua PDM  terus mengupayakan agar PUSDAM dalam periodenya untuk merampungkan semuanya. Jika kita lihat masih tak layak pakai. Untung masih ada ruang disampingnya yang sampai saat ini ditempati rapat.
Sekali lagi, bahwa tulisan ini hanyalah untuk menjauhkan rasa gelisah, malu, kecewa, sedih, dan lagi naluriku muncul kembali. Aku mengeluarkan butiran mutiara-mutiara indah di pipiku sebagai rasa pelampiasan dari apa yang Aku alami. Masih adakah yang peka dengan apa yang Aku lakukan hari ini. Semua harus tahu. Semua itu Aku lakukan bukan untuk Aku, dirimu, dirinya. Tetapi MUHAMMADIYAH.
Akhirnya, tulisan ini jadi juga. Dan Aku berharap tulisan ini akan abadi sepanjang zaman walau raga dan jiwaku telah terpisah. Aku ingin merawat keabadian dengan zaman. Semua harus tahu inilah salah satu caraku melepas keresahan di hatiku.
Satu lagi, Aku hampir lupa bahwa ternyata militansi kader dalam gerakan baik di Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemuda, Nasyiah, IMM, HW, Tapak Suci dan khusus IPM masih kurang. Itu menjadi PR untuk kita semua.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar