![]() |
Sandi Ibnu Syam |
Hari
ini langit begitu cerah tak satu pun terlihat tanda-tanda akan turunnya hujan,
Matahari begitu sangat memikat dan bisa memukau siapa saja yang meneropongnya.
Pancaran sinarnya dapat menembus kulit-kulit manusia akibat dari sengatan sinar
dan pancarannya. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Pepohonan seakan
ikut bergembira karena dapat melakukan fotosintesis untuk menambah kualitas
makanannya. Ditambah binatang juga ikut bergembira sebab mereka dapat mencari
makanan disana sini sebagai kelangsungan hidupnya. Tak jarang, merekapun
bersorak kegirangan akan semua yang didapatkannya. Begitupun dengan makhluk
lain yang istimewa dari kedua makhluk yang Aku sebutkan tadi. Yah, ia biasa
disebut dengan sebutan “manusia” yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya
tak ketinggalan tumbuhan dan binatang juga dapat beradaptasi dengan
lingkungannya.
Manusia
yang mempunyai akal dan nafsu sebagai bentuk kesempurnaannya. Bahkan ada yang
mengatakan karena ketidaksempurnaannya manusia itulah ia disebut sebagai
makhluk yang sempurna. Tak pelak, ini yang mesti jadi perhatian bagi mereka
yang disebut sebagai manusia. Tentu saja, manusia adalah sebagai wakil Tuhan di
muka bumi atau sebagai seorang khalifah di muka bumi untuk mengatur segala
urusan dan system yang ada dalam jagat raya ini dinamakan bumi. Tuhan
menempatkan manusia untuk mendapatkan fasilitas dunia yang ada di muka bumi
untuk dapat dikelola dengan baik dan benar sesuai apa yang telah dituntunkan
Tuhan kepada makhluk hidup yang bernama manusia.
Dengan
akal manusia mampu melakukan apa saja yang bisa dilangsungkan di bumi ini
dengan akal tersebut manusia mampu untuk berpikir dan memikirkan apa yang harus
dilakukannya di bumi ini. Manusia dengan sebaik-baik bentuk ciptaan Tuhan ia
dapat melakukan berbagai kreasi dan inovasi serta mempunyai motivasi yang ada
dalam dirinya untuk bisa bertahan hidup salah satunya dengan mampu mengelola
apa yang ada di muka bumi ini. Mudah-mudahan dengan segala potensi yang
diberikan Tuhan padanya sebagai manifestasi dapat membuat suatu peradaban dan
kebudayaan yang bisa mengantarkan menjadi manusia yang betul-betul mampu
bertransformatif dengan segala fenomena-fenomena yang ada disekitarnya.
Artinya
apa, manusia tidak hanya sebagai makhluk individu tetapi ia juga makhluk social
yang dapat melangsungkan hidup dengan bantuan sesama makhluk yakni “manusia”.
Dengan bantuan dan pertolangan manusia lain dapat meringankan segala beban dan
tanggungjawab yang diembannya. Dengan potensi akal yang diberikan padanya mampu
berpikir bagaimana ia dapat menolong sesamanya tanpa memikirkan hal-hal lain
hanya demi hidup bermasyarakat. Manusia mulai dari awal hidupnya sangat
membutuhkan orang lain. Mengapa demikian? Karena manusia sekali makhluk yang
sangat membutuhkan orang lain. Mereka harus hidup berkelompok antara satu
dengan yang lainnya. Tak perlu basa – basi bagaimana ia harus berkelompok
mereka mengikut dengan system yang telah disepakati bersama tanpa ada yang
didiskrimatif. Oleh karena itu, kolektifitas itu sangat diperlukan dan juga
kolegial dan partisipatisipan manusia lain agar apa yang dicita-citakannya
menjadi sebuah realisasi dari apa yang telah dibuatnya.
Hal
ini hampir sama dengan apa yang ada dalam IPM. IPM adalah sebuah wadah, tempat,
organisasi, yang di dalamnya telah diatur sedemikian rupa dengan segala
aktivitas yang akan dilakukan. Tentu mengacu pada kaidah organisasi baik yang
ada dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga maupun ketetapan-ketetapan
lain yang sesuai dengan kaidah organisasi. Segala program yang ada dalam IPM
harus terpenuhi dengan segala ketentuan yang berlaku dan bisa menjadi acuan
serta evaluasi dari setiap rentetan kegiatan yang akan dilaksanakannya. Tak
perlu terlalu muluk-muluk atau konsep yang sangat teratur tetapi bagaimana dari
setiap konsep tersebut dapat terealisasi dengan baik sesuai dengan apa yang
diharapkan. Lalu, kira-kira bagaimana dengan konsep yang telah dibangun bersama
hingga akhirnya menjadi sebuah keniscayaan tanpa ada realisasi. Inilah yang
menjadi pekerjaan rumah bagi mereka yang berada di dalamnya tentu dengan
kembali memikirkan langkap apa yang selanjutnya harus dilakukan dan sesuai
kembali dengan perencanaan.
Jika
ditarik ke IPM terkhusus kepada Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Kabupaten Jeneponto masih sangat minim dan masih jauh dari apa yang diharapkan.
Sekali lagi kepemimpinan di IPM Jeneponto masih sangat fluktuatif dan ini
menjadi pekerjaan yang berat jika hanya beberapa orang saja atau bahkan jika
hanya satu orang yang harus mengerjakan segala pekerjaan tanpa melibatkan orang
yang ada disekitarnya. Idealnya, setiap bidang mempunyai amanah dan
tanggungjawab masing-masing tetapi sampai saat ini. hanya sepersekian yang mau
betul-betul menghidupkan IPM yang ada di Jeneponto. Meski tidak bisa dipungkiri
bahwa hampir setiap personil yang ada di IPM Jeneponto mempunyai kesibukan
masing-masing. Baik kesibukan dari orang tua, guru atau siapa saja bahkan tak
jarang karena urusan pribadi masing-masing. Tetapi apakah tidak ada waktu
sejenak untuk memikirkan apa yang harus dilakukan dalam Ikatan tercinta. Jika
IPM memang tak mampu membahagiakan diri masing-masing. Tetapi, jika
dipikir-pikir IPM mampu mengantarkan semua yang di dalamnya menjadi orang-orang
hebat yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Hanya bagi mereka yang mau
betul-betul ingin berjuang di IPM. Tidak sedikit dari mereka yang pernah
berkecimpung di IPM menjadi orator ulung, PNS, Anggota DPR, Guru, Insyinyur,
Polisi, Tentara, Dokter, Professor, Dosen, Peneliti dan lain-lain sebagainya.
Mereka semua dapat membuktikan dengan segala apa yang diperoleh lewat IPM.
Tetapi, tak bisa dipungkiri juga banyak yang masuk di IPM hanya sebatas anggota
biasa tak melakukan apa-apa untuk IPM. Bahkan seperti pakaian jika telah pudar
tak dipakainya lagi. padahal mereka telah dibekali bagaimana mereka mampu
mengetahui hal-hal yang belum diketahuinya.
IPM
Jeneponto sebenarnya telah banyak melahirkan pemimpin-pemimpin tetapi satu hal
yang tidak bisa dipungkiri mereka belum maksimal dalam managemen dalam
kepemimpinan sehingga inilah salah satu pemicu IPM Jeneponto hanya mampu terus
melahirkan kader-kader tetapi dalam hal kepemimpinan masih sangat jauh dari
harapan. Dari sekian harapan-harapan yang telah ditanamkan akhirnya sedikit
demi sedikit timbul rasa kekecewaan yang sangat luar biasa. Tak pelak, termasuk
diriku seringkali menemukan kekkecewaan yang sangat dahsyat yang akhirnya
banyak mutiara-mutiara yang dihasilkan bukan yang ada di dasa lautan tetapi
berasal dari dua bola mataku. Tak bisa Aku tepiskan jika hanya Aku sendiri yang
terus mengalaminya. Aku terus mencoba menepisnya dengan melakukan yang Aku
anggap bisa memicu lagi semangat hidup dalam ber-IPM salah satunya adalah
dengan menuliskan rasa kekecewaan itu dalam bentuk tulisan agar ia menjadi
pengobat rindu dikala dirundung pilu dan kecewa sebab hati yang tersakiti oleh
hati yang lain, bukan karena putus cinta oleh seorang perempuan.
Aku
sering berpikir betapa sulitnya amanah yang kupikul ini jika hanya seorang
diri. Pernah terpikirkan olehku untuk lari dari amanah ini guna menenangkan
jiwa dan hati dari kegundahan-kegundahan yang menghampiri. Biarlah orang
mengatakan Aku BAPER (Bawa Perasaan) atau apalah namanya. Aku hanya ingin
berbagi kekecewaan yang Aku alami ini kepada mereka yang peka terhadap mereka
yang menjadi tanggungjawabnya. Mereka harusnya tahu bahwa organsasi ini bukan
abal-abal atau sebuah permainan senda gurau. Tulisan sebelumnya Aku menulis
dengan judul “Mana Nyalimu Ber-IPM”, sebagai bentuk kekecewaan yang sangat
mendalam tetapi sampai kini. Mereka hanya berkicau seperti mengungkapkan konsep
yang tanpa makna apa-apa. Bukan berarti apa yang Aku lakukan telah sempurna
tetapi dari sinilah semua mengambil pelajaran bahwa semestinya diakukan dengan
kolektifitas bukan dengan seorang atau beberapa orang saja yang mau berbuat
IPM.
Aku
harus menahan derasnya kekecewaan ini, dengan terus berlapang dada karena
setiap kesulitan yang Aku alami ini aka nada hikmahnya jika harus Aku tanggung
sendiri kekecewaan ini biarlah menjadi penghias dalam kehidupanku dan semoga
itu menjadi cerita indah nantinya. Meski tidak tahu kapan harapan yang
diidam-idamkan itu tercapai. Jika harus dengan merangkak berlari Aku akan terus
mengejar mimpi-mimpi yang selama ini Aku bangun tahap demi tahap. Meski Aku
harus kembali menemukan titik kekecewaan nantinya. Aku akan membiarkan
kekecewaan-kekecewaan itu tumbuh menjadi sebatang pohon yang lebat daunnnya dan
buahnya hingga akhirnya Aku memetik secerca harapan walau tinggal setitik saja.
Aku akan terus mencoba mengambil ibrah dari setiap rentata kejadian yang Aku
alami. Sekali lagi, jika Aku tanggung sendiri biarlah itu menjadi kenangan yang
nantinya bisa menjadi pemantik akan kelangsungan IPM Jeneponto ke depan.
Aku
juga pernah terpikirkan setelah mengadakan Pelatihan Kader Muda Taruna Melati
II yang akan dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Jeneponto pada 3 – 8 Juli
mendatang. Aku ingin rehat sejenak di IPM lalu focus memikirkan yang lain.
Apalagi Skripsi belum rampung untuk kuperbaiki ditambah amanah dari sekolah dan
orang tuaku serta rasanya ingin betul-betul memenuhi panggilan dari Pimpinan
PUT Unismuh Makassar untuk ke daerah lain selain di Jeneponto. Jika demikian
halnya Aku akan mencoba untuk memenuhi apa yang diharapkan oleh Pimpinan PUT
Unismuh Makassar. Bukan hal yang tak mungkin Aku ini memang salah satu anak
panah Muhammadiyah Sulsel lewat PUT Unismuh untuk ditempatkan dimana saja
bahkan termasuk di Pulau Jawa, Kalimantan, Papua , Sumatra bahkan termasuk
Sulawesi sendiri yang terbagi-bagi dalam setap provinsi. Semua harus tahu bahwa
Aku hanya mengulur-ulur waktu untuk tidak ke daerah lain bukan karena alas an
yang tidak penting dan mendesak tetapi Aku mengulur-ulur waktu untuk bagaimana
Muhammadiyah di Jeneponto termasuk IPM. Namun, nyatanya hampir saja tak ada
kegiatan sama sekali yang dilakukan oleh Muhammadiyah. Bukan maksud untuk protes
atau apalah namanya. Semua itu nyata di depan mata. Walau semua harus sedikit
lega karena PUSDAM (Pusat Dakwah Muhammadiyah) sedikit demi sedikit ada
perubahan tetapi itupun belum signifikan dan masimal. Oleh karena itu,
Muhammadiyah masih berkutat pada yang klasik, seperti kurangnya pertemuan atau
pengajian yang dilakukan itu masih sangat jauh dari harapan yang dibutuhkan.
Boleh jadi, karena kesibukan masing-masing yang seluruh anggota Muhammadiyah
PNS sehingga untuk bertatap muka dalam sepekan saja susah apalagi dalam dua
pecan atau bahkan sebulan sekali. Itupun masih sangat susah dilakukan. Sekali
lagi, bukan maksud untuk apa dan bagaimana. Penguatan internal sampai saat ini
jarang untuk dilakukan dan membutuhkan waktu yang khusus untuk dilakukan walau
harus itu saja masih sangat susah dilaksanakan.
Menunggu
itu pekerjaan yang sangat mudah dilakukan namun sangat membosankan jika harus
terus menunggu datangnya orang-orang yang diharapkan kedatangannya. Sampai saat
ini Aku terus menunggu hingga tulisan ini terus mengalir bagaimana mata air
yang keluar dari sarangnya. Masih saja hasilnya nihil, tidak ada yang datang.
Aku telah mencoba menelpon tapi hanya sebagian kecil itupun mereka masih sibuk
dengan urusannya masing-masing. Ada juga yang ditelpon tidak di angkat-angkat.
Aku berpikir positif saja. Barangkali mereka ada kesibukan atau tidak berada di
dekat HP-nya saat Aku telpon. Mudah-mudahan bukan ingin menghindar dariku saat
telponku menyapanya. mudah-mudahan tidak, harapku. Terkadang punggungku sakit
saat menuliskan kata demi kata bait demi bait. Aku sesekali istirahat menulis
untuk merefresh badanku yang mulai pegal-pegal akibat terlalu banyak menunggu
dan memang karena telah lama menulis. Yah, lewat tulisan kuungkapkan rasa
kekecewaan ini. Lidahku terlalu keluh untuk berucap. Apalagi memang Aku tak
cakap dalam beretorika dan mengungkpakan isi hati ini lewat lisanku. Sekali
lagi, Aku terlalu kaku untuk berucap dengan kata-kata yang pas dan sesuai
dengan apa yang Aku harapkan. Aku tak ingin membuang-buang energiku dengan
terus berucap mendingan lewat tulisan saja. Agar mereka dapat membaca kapan dan
dimanapun mereka berada. JIka lewat ucapan lisan mereka gampang untuk
melupakannya. Namun jika lewat tulisan mereka dapat menyimpannya dan
sewaktu-watu dapat membacanya kembali. Walau Aku tahu pelajar IPM di Jeneponto
masih kurang yang berminat dalam hal tulis-menulis. Boro-boro mau baca melirik
saja susah sekali. Boleh jadi benar kata orang bahwa rata-rata orang Indonesia
Cuma melirik judul tulisannya saja, Kemudian sesaat, jauh dari pandangannya.
Nasib ya nasib mengapa begini. Alamak, Mengapa Aku menyanyi. Tidak apa-apalah
itu hanya sebagai pelipur lara dari rasa kekecewaanku. Katanya sih dengan
mendengar lagu stress bisa hilang. Mendengar saja lagu stress bisa hilang
apalagi dengan mendengarkan Murattal dan paling bagusnya lagi kita semua yang
mengja dengan cara murattal untuk menenangkan jiwa yang tersakiti agar kita
lebih dekat dengan Tuhan yang menciptkan kita semua.
Sampai
saat ini, Aku butuh petunjuk dari Kakanda-kakanda atau sesepuh IPM bagaimana
membangkitkan gairah keber-IPMan mereka yang telah menjadi anggota IPM untuk
mau berjuang di IPM. Sampai kini Aku ingin memaparkan analisis SWOT IPM dengan
para personil PD IPM Jeneponto, naun itu semua jauh panggang dari api. Itu
semua hanyalah angan atau impian yang seakan-akan membayangiku setiap hari.
Cui, seperti saja orang jatuh cinta memikirkan si doinya. Jika dipikir-pikir
IPM ini seperti halnya kekasih. Jika demiian, Aku ingin menjadikan IPM sebagai
kekasih hatiku dan akan menjadi pujangga dalam setiap bait cintaku. Tidak
apa-apalah daripada memikirkan anak orang lain yang belum tentu jodohku. Lebih
baik untuk sementara waktu bahkan hingga akhir hayatku biarlah IPM selalu
menjadi kekasihku yang sangat butuh perhatian dan kasih saying yang lebih. Itu
Cuma bagi mereka yang mau berjuang di IPM. Tabe, bukan maksud riya’ tetapi itu
hanya sebatas untuk bagaimana IPM ini menjadi organisasi pelajar garda terdepan
di Kabupaten Jeneponto. Dan itu butuh pengorbanan yang tidak sedikit baik,
tenaga, materi,pikiran bahkan jiwa yang akan dipertaruhkan untuk bagaimana IPM
di Jeneponto bisa mencapai kejayaannya.
Akhirnya,
sedikit demi sedikit rasa kekecewaan itu menghilang lewat tulisan ini, juga
kegelisahan yang menghampiri seakan telah menjauh dari diriku boleh jadi ia
pergi karena Aku bisa mengalahkannya. Kiranya tulisan ini mudah-mudahan menjadi
renungan kembali bagi setiap kader IPM Jeneponto untuk dapat terus merefleksi
dari setiap rentetan kegiatan yang aan dilaksanakan walau sampai saat ini IPM
Jeneponto belum melaksanakan raker. Tetapi sekali, mari terus ber-IPM agar IPM
tetap jaya di tangan para pejuang sejati. Di tempat ini (baca:PUSDAM) akan
menjadi saksi bisu dikala Aku menunggu kalian semua para pejuang sejati IPM.
Hari ini, Selasa, 27 Juni 2017. Tempat Aku menunggu kedatangan kalian sobatku.
Kecewa bagiku itu sudah biasa. Mari Bermuhasabah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar