IPM sebagai organisasi gerakan dakwah dikalangan
pelajar memiliki etos yang kuat terhadap dua hal, yang pertama adalah
keislaman, dan yang kedua adalah kemajuan. Subjek yang memiliki etos tersebut
adalah pelajar[1]. Sebagai pelajar tentunya
harus memiliki khasanah keislaman dan mampu berpikir maju dalam dunia pelajar.
Seorang pelajar harus peka terhadap apa yang ada di sekitarnya, sehingga mereka
mampu melihat dan merasakan apa yang sangat dibutuhkan seorang pelajar saat
ini. Mengapa demikian? Karena pelajar hari ini telah berada dalam
perangkat-perangkat yang kapan saja akan terjebat di dalamnya. Oleh karena itu,
pelajar membutuhkan model dakwah yang bisa memasuki alam pikiran para pelajar.
Hal ini telah diungkapkan oleh Dr. H. Haedar Nashir,
M.Si mengatakan bahwa pada saat ini penting dioperasionalkan model dakwah
komunitas baik di pedesaan maupun di perkotaan, termasuk di lingkungan
perumahan-perumahan umum dan eksklusif. Model dakwah dihadirkan dengan cara pengajian
dan kajian dengan menarik dengan materi-materi yang meneguhkan akidah, ibadah,
akhlak, dan muamalah. Umat (Pelajar,red) haus akan nilai-nilai Islam yang
meneguhkan sekaligus mencerahkan. Semua harus dikemas secara bernas dan
menarik, tidak konvensionaldan membosankan. Di sinilah kehadiran Majelis
Tabligh dan Majelis Tarjih menjadi sangat penting dan menentukan
keberhasilannya[2].
Setidaknya ada sedikit catatan penting dalam
mengaktualisasikan model dakwah yang ditawarkan oleh Dr. H. Haedar Nashir, M.Si
guna dapat menjadi salah satu inspirasi dalam melakukan sebuah perubahan di
dalam dunia pelajar. Yakin dan percaya semua itu tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Tetapi jika semua elemen bersatu dan mempunyai tujuan bersama
baik itu Muhammadiyah, Aisyiyah, dan semua ortom-ortm turut andil maka
kemungkinan besar aka nada hasil dari apa yang mesti dilakukan dalam melakukan
sebuah rekonstruksi dalam dunia pelajar.
Semua itu perlu ada rasa keikhlasan dan penuh
tanggung jawab dalam melaksanakan dan melakukan inisiatif guna mencapai
keridhaan Allah swt. semata. Apalagi dakwah di kalangan pelajar masih sangat
minim dan perlu ada semacam sebuah yang bisa mencerahkan jiwa dan membangun
semangat dalam menuntut ilmu terutama di kalangan pelajar. Pada Muktamar ke-47
Muhammadiyah di Makassar tahun 2015, memperkenalkan sebuah model dakwah yang
menjadi pengembangan dari Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ) yaitu “Model
Dakwah Pencerahan berbasis Komunitas”, merupakan bentuk aktualisasi dakwah
Islam yang diperankan gerakan Islam ini dengan perhatian atau focus pada
kelompok-kelompok social secara khusus yang disebut “komunitas”. Namun dalam
dakwah pencerahan tersebut dikembangkan pendekatan dan strategi yang lebih
relevan untuk menghadapi berbagai komunitas yang berkembang di masyarakat
sesuai dengan karakternya masing-masing ke dalam suatu model dakwah yang
actual. Pendekatan dan strategi dakwah tersebut difokuskan pada
kelompok-kelompok masyarakat yang tergolong dengan “komunitas” Community).[3]
Berdasarkan apa yang ada di atas sebagai realisasi
dari sebuah model dakwah di IPM maka di dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Ikatan
Pelajar Muhammadiyah mempunyai nilai-nilai dasar sebagaimana yang ada di bawah
ini.
1.
Nilai Keislaman
(Menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam). Islam yang
dimaksud adalah agama rahmatan lilalamin yang
membawa kebenaran, keadilan, kesejahteraan, dan ketentraman bagi seluruh umat
manusia yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-SUnnah. Artinya, Islam yang
dihadirkan IPM adalah Islam yang sesuai dengan konteks zaman yang selalu
berubah-ubah dari satu masa ke masa selanjutnya.
2.
Nilai Keilmuan (Terbentuknya
pelajar muslim yang berilmu). Nilai ini menunjukkan bahwa IPM memiliki
perhatian serius terhadap ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan kita akan
mengetahui dunia secara luas, tidak hanya sebagian saja. Karena dari waktu ke
waktu, ilmu pengetahuan akan terus berkembang dan berubah. IPM berkeyakinan,
ilmu pengetahuan adalah jendela ilmu.
3.
Nilai Kekaderan (Terbentuknya
pelajar muslim yang militan dan berakhlak mulia). Sebagai organisasi kader,
nilai ini menjadi konsikuensi tersendiri bahwa IPM sebagai anak panah
Muhammadiyah untuk mewujudkan kader yang memiliki militansi dalam berjuang.
Tetapi militansi itu ditopang dengan nilai-nilai budi pekerti yang mulia.
4.
Nilai Kemandirian (Terbentuknya
pelajar muslim yang terampil). Nilai ini ingin mewujudkn kader-kader IPM yang
memiliki jiwa yang independen dan memiliki keterampilan pada bidang tertentu (skill) sebagai bentuk kemandirian
personal dan gerakan tanpa tergantung pada pihak lain.
5.
Nilai kemasyarakatan (terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya/
the real Islamic societ). Nilai
kemasyakatan dalam gerakan IPM berangkat dari kesadaran IPM untuk selalu
berpihak kepada cita-cita penguatan masyarakat sipil. Menjadi suatu keniscayaan
jika IPM sebagai salah satu ortom Muhammadiyah menyempurnakan tujuan
Muhammadiyah di kalangan pelajar[4].
Sedangkan dalam
Musyawarah Wilayah ke- XXI IPM Sulsel merumuskan beberapa putusan penting yang
perlu dicermati terutama dalam agenda – agenda aksi di antaranya adalah
pendampingan teman sebaya, Sahabat Qur’an, Korps Fasilitator, Gerakan Pelajar
anti Narkoba atau perangi Narkoba, Komunitas Olahraga dan Seni, Konservasi
Lingkungan Hidup, Gerakan Kewirausahaan Pelajar, dan Jihad Literasi[5]. Pelajar harus mampu mengembangkan potensi
kreativitas luar biasa yang dimiliki oleh tiap-tiap diri pelajar dengan beragam
keunikannya, tersistematika dalam sebuah gerakan jamaah/komunitas. Sehingga
kedepannya diharapkan kreativitas ini mampu menjadi suatu usaha produktif serta
mampu terdistribusi dengan baik. Penyadaran dan pengembangan potensi ini
diarahkan agar pelajar mampu mengalisis potensi diri (sebagai pelaku / subjek)
dan lingkungan sekitar (sebagai objek).[6]
Demikian kiranya
tulisan ini mudah-mudahan menjadi sebuah refleksi dalam menyampaikan logika
ber-ipm terutama dalam konteks dakwah yang menjadi dasar kebutuhan pelajar saat
ini. Dan harus dimaklumi bahwa masih ada kekurangan-kekurangan dalam tulisan
ini sehingga menjadi sebuah pengejewantahan dan mengaktualisasikan serta
membumikan ideology IPM dalam kehidupan sehari-har baik yang telah lalu, kini
dan masa depan IPM terutama bagaimana pelajar mampu berpikir kritis dan dapat
membangun IPM sebagai gerakan dakwah di kalangan pelajar yang telah termaktub
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
[1] PP
IPM, SPI Kuning, hal. 33. Dalam bentuk PDF
[2] Suara
Muhammadiyah edisi 04 thn 2017, kolom bingkai, hal. 14
[3] PP
Muhammadiyah, Model Dakwah Pencerahan Berbasis Komunitas, hal. 8. 2015
[4] PP
IPM, Naskah Perubahan AD & ART IPM. Hal. 7 – 8. 2016
[5] PW
IPM Sulsel,Buku Panduan Musywil XXIIPM Sulsel, 31 – 41. 2016
[6] PP
IPM, Indonesia Maju dan Bermartabat Refleksi Pemikiran Aktivis IPM. Hal. 84 –
85. 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar