Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Selasa, 27 Juni 2017

LOGIKA BER-IPM DALAM DAKWAH KOMUNITAS



 
Sandi Ibnu Syam
IPM sebagai organisasi gerakan dakwah dikalangan pelajar memiliki etos yang kuat terhadap dua hal, yang pertama adalah keislaman, dan yang kedua adalah kemajuan. Subjek yang memiliki etos tersebut adalah pelajar[1]. Sebagai pelajar tentunya harus memiliki khasanah keislaman dan mampu berpikir maju dalam dunia pelajar. Seorang pelajar harus peka terhadap apa yang ada di sekitarnya, sehingga mereka mampu melihat dan merasakan apa yang sangat dibutuhkan seorang pelajar saat ini. Mengapa demikian? Karena pelajar hari ini telah berada dalam perangkat-perangkat yang kapan saja akan terjebat di dalamnya. Oleh karena itu, pelajar membutuhkan model dakwah yang bisa memasuki alam pikiran para pelajar.
Hal ini telah diungkapkan oleh Dr. H. Haedar Nashir, M.Si mengatakan bahwa pada saat ini penting dioperasionalkan model dakwah komunitas baik di pedesaan maupun di perkotaan, termasuk di lingkungan perumahan-perumahan umum dan eksklusif. Model dakwah dihadirkan dengan cara pengajian dan kajian dengan menarik dengan materi-materi yang meneguhkan akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah. Umat (Pelajar,red) haus akan nilai-nilai Islam yang meneguhkan sekaligus mencerahkan. Semua harus dikemas secara bernas dan menarik, tidak konvensionaldan membosankan. Di sinilah kehadiran Majelis Tabligh dan Majelis Tarjih menjadi sangat penting dan menentukan keberhasilannya[2].
Setidaknya ada sedikit catatan penting dalam mengaktualisasikan model dakwah yang ditawarkan oleh Dr. H. Haedar Nashir, M.Si guna dapat menjadi salah satu inspirasi dalam melakukan sebuah perubahan di dalam dunia pelajar. Yakin dan percaya semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tetapi jika semua elemen bersatu dan mempunyai tujuan bersama baik itu Muhammadiyah, Aisyiyah, dan semua ortom-ortm turut andil maka kemungkinan besar aka nada hasil dari apa yang mesti dilakukan dalam melakukan sebuah rekonstruksi dalam dunia pelajar.
Semua itu perlu ada rasa keikhlasan dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan dan melakukan inisiatif guna mencapai keridhaan Allah swt. semata. Apalagi dakwah di kalangan pelajar masih sangat minim dan perlu ada semacam sebuah yang bisa mencerahkan jiwa dan membangun semangat dalam menuntut ilmu terutama di kalangan pelajar. Pada Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar tahun 2015, memperkenalkan sebuah model dakwah yang menjadi pengembangan dari Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ) yaitu “Model Dakwah Pencerahan berbasis Komunitas”, merupakan bentuk aktualisasi dakwah Islam yang diperankan gerakan Islam ini dengan perhatian atau focus pada kelompok-kelompok social secara khusus yang disebut “komunitas”. Namun dalam dakwah pencerahan tersebut dikembangkan pendekatan dan strategi yang lebih relevan untuk menghadapi berbagai komunitas yang berkembang di masyarakat sesuai dengan karakternya masing-masing ke dalam suatu model dakwah yang actual. Pendekatan dan strategi dakwah tersebut difokuskan pada kelompok-kelompok masyarakat yang tergolong dengan “komunitas” Community).[3]
Berdasarkan apa yang ada di atas sebagai realisasi dari sebuah model dakwah di IPM maka di dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Ikatan Pelajar Muhammadiyah mempunyai nilai-nilai dasar sebagaimana yang ada di bawah ini.
1.      Nilai Keislaman (Menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam). Islam yang dimaksud adalah agama rahmatan lilalamin yang membawa kebenaran, keadilan, kesejahteraan, dan ketentraman bagi seluruh umat manusia yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-SUnnah. Artinya, Islam yang dihadirkan IPM adalah Islam yang sesuai dengan konteks zaman yang selalu berubah-ubah dari satu masa ke masa selanjutnya.
2.      Nilai Keilmuan (Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu). Nilai ini menunjukkan bahwa IPM memiliki perhatian serius terhadap ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan kita akan mengetahui dunia secara luas, tidak hanya sebagian saja. Karena dari waktu ke waktu, ilmu pengetahuan akan terus berkembang dan berubah. IPM berkeyakinan, ilmu pengetahuan adalah jendela ilmu.
3.      Nilai Kekaderan (Terbentuknya pelajar muslim yang militan dan berakhlak mulia). Sebagai organisasi kader, nilai ini menjadi konsikuensi tersendiri bahwa IPM sebagai anak panah Muhammadiyah untuk mewujudkan kader yang memiliki militansi dalam berjuang. Tetapi militansi itu ditopang dengan nilai-nilai budi pekerti yang mulia.
4.      Nilai Kemandirian (Terbentuknya pelajar muslim yang terampil). Nilai ini ingin mewujudkn kader-kader IPM yang memiliki jiwa yang independen dan memiliki keterampilan pada bidang tertentu (skill) sebagai bentuk kemandirian personal dan gerakan tanpa tergantung pada pihak lain.
5.      Nilai kemasyarakatan (terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya/ the real Islamic societ). Nilai kemasyakatan dalam gerakan IPM berangkat dari kesadaran IPM untuk selalu berpihak kepada cita-cita penguatan masyarakat sipil. Menjadi suatu keniscayaan jika IPM sebagai salah satu ortom Muhammadiyah menyempurnakan tujuan Muhammadiyah di kalangan pelajar[4].
Sedangkan dalam Musyawarah Wilayah ke- XXI IPM Sulsel merumuskan beberapa putusan penting yang perlu dicermati terutama dalam agenda – agenda aksi di antaranya adalah pendampingan teman sebaya, Sahabat Qur’an, Korps Fasilitator, Gerakan Pelajar anti Narkoba atau perangi Narkoba, Komunitas Olahraga dan Seni, Konservasi Lingkungan Hidup, Gerakan Kewirausahaan Pelajar, dan Jihad Literasi[5].  Pelajar harus mampu mengembangkan potensi kreativitas luar biasa yang dimiliki oleh tiap-tiap diri pelajar dengan beragam keunikannya, tersistematika dalam sebuah gerakan jamaah/komunitas. Sehingga kedepannya diharapkan kreativitas ini mampu menjadi suatu usaha produktif serta mampu terdistribusi dengan baik. Penyadaran dan pengembangan potensi ini diarahkan agar pelajar mampu mengalisis potensi diri (sebagai pelaku / subjek) dan lingkungan sekitar (sebagai objek).[6]
Demikian kiranya tulisan ini mudah-mudahan menjadi sebuah refleksi dalam menyampaikan logika ber-ipm terutama dalam konteks dakwah yang menjadi dasar kebutuhan pelajar saat ini. Dan harus dimaklumi bahwa masih ada kekurangan-kekurangan dalam tulisan ini sehingga menjadi sebuah pengejewantahan dan mengaktualisasikan serta membumikan ideology IPM dalam kehidupan sehari-har baik yang telah lalu, kini dan masa depan IPM terutama bagaimana pelajar mampu berpikir kritis dan dapat membangun IPM sebagai gerakan dakwah di kalangan pelajar yang telah termaktub dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pelajar Muhammadiyah.


[1] PP IPM, SPI Kuning, hal. 33. Dalam bentuk PDF
[2] Suara Muhammadiyah edisi 04 thn 2017, kolom bingkai, hal. 14
[3] PP Muhammadiyah, Model Dakwah Pencerahan Berbasis Komunitas, hal. 8. 2015
[4] PP IPM, Naskah Perubahan AD & ART IPM. Hal. 7 – 8. 2016
[5] PW IPM Sulsel,Buku Panduan Musywil XXIIPM Sulsel, 31 – 41. 2016
[6] PP IPM, Indonesia Maju dan Bermartabat Refleksi Pemikiran Aktivis IPM. Hal. 84 – 85. 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar