Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Selasa, 27 Juni 2017

MEMBUMIKAN IDEOLOGI MUHAMMADIYAH



 
Sandi Ibnu Syam
Kalian harus punya cita-cita.
Hanya orang yang punya cita-citalah yang benar-benar hidup.
Jikia kalian kehilangan harta benda, kalian semata-mata kehilangan hal kecil.
Jika kalaian kehilangan pendukung, kalian telah kehilangan hal besar.
Jika kalian kehilangan harapan, maka kalian kehilangan segalanya.
(Ouluun, Sang Penakluk Gengis Khan: 166)
Kiranya kalimat di atas memberikan kepada kita sebuah inspirasi dalam melakukan hal-hal besar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, mudah-mudahan menjadi orang yang senantiasa tak kenal lelah dalam memperjuangkan Islam melalui ikatan tercinta kita. Meski kita tahu itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Namun, dengan keyakinan kita kepada sang Khaliq semua pasti bisa terjadi.
Muhammadiyah sebagai gerakan amar makruf nahi mungkar dan sebagai organisasi tajdid(pembaruan). Tentulah mempunyai sebuah ideolgi yang dijunjung tinggi. Salah satu alasan yang pasti bahwa semua yang berada di dalamnya mempunyai gairah dalam berorganisasi. Salah satunya adalah mereka berada dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai seorang kader dan sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna pergerakan Muhammadiyah.
Seorang fasilitator mempunyai peran dan fungsi yang sangat vital dalam mengawal organisasi kepelajaran terutama di Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Peran yang bisa diambil oleh seorang fasilitator adalah menjadi seorang sahabat dan menjadi tempat untuk berbagi pengalaman dengan orang yang akan menjadi dampingannya(baca:peserta). Sebuah perkaderan di Ikatan Pelajar Muhammadiyah keberhasilannya dapat dilihat sejauh mana pola pengaturan dan need assessment dari sebuah perkaderan baik dari peserta, pimpinan setempat, kepala Madrasah/Sekolah, atau pihak yang terlibat di dalamnya.
Menjadi seorang fasilitator bukanlah hal yang mudah. Mengapa demikian? Seorang fasilitator mempunyai tugas dan tanggungjawab yang berat dalam menyukseskan pengelolaan sebuah perkaderan baik PKD TM I, PKM TM II dan PKP TM III. Seorang fasilitator harus terus diberikan bimbingan bagaimana mengelola perkaderan. Bukan hanya sebagai pengelola perkaderan tetapi juga mampu mengevaluasi dari dari setiap kegiatan yang dilakukannya.
Tak muluk-muluk tugas dan tanggungjawab seorang fasilitator adalah bagaimana mereka mampu membumikan ideology Muhammadiyah dan Ikatan Pelajar Muhammdiyah kepada setiap calon peserta yang akan baru masuk di Muhammadiyah melalui Ikatan Pelajar Muhammadiyah terutama bagi pelajar yang berusia 12 – 24 tahun sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Seorang fasilitator harus cakap dalam berinteraksi dengan peserta baik melalui komunikasi efektif, humanis, partisipatif dan bagaimana fasilitator tahu tentang psikologis seorang peserta dan lain-lain sebagainya.
Seorang fasilitator dalam mengelola perkaderan diharuskan terlibat langsung bagaimana pra, proses dan pasca PKD TM I, PKM TM II, dan PKP TM III agar dapat mencapai tujuan yang dinginkan. Bahkan sampai kepada hal-hal teknis dalam pengelolaan kegiatan diharuskan mereka tahu agar tidak ada tumpang tindih di sana-sini. Hal inilah yang akan memacu bagaimana penanama ideology Muhammadiyah dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah akan dicapai semaksimal mungkin.
Ada satu hal yang mesti kita tahu bersama bahwa fasilitator juga manusia yang dalam perencanaan terkadang ada yang tidak sesuai dengan harapan tetapi bagaimana itu mampu dilakukan dengan harapan sedikit banyaknya itu ada yang bisa dicapai dalam setiap kegiatan yang akan direncanakannya. Memang tidak sedikit juga fasilitator dalam mengelola sebuah perkaderan, peserta banyak yang lepas begitu saja karena tidak dilakukan pendampingan secara berkelanjutan. Sehingga ini menjadi fenomena yang sangat klasikal. Boleh jadi karena kesibukan masing-masing baik fasilitator dan juga bagi kader yang telah sah menjadi kader Ikatan.
Semua itu harus dicari solusinya salah satunya dengan menggunakan analisis SWOT (Strong, Weakness, Oppurtunis, Threat). Kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam setiap kader yang telah melalui proses perkaderan di Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Banyak contoh kasus disetiap jenjang kekaderan yang fluktuatif sehingga ini berpengaruh kepada yang lainnya sebab saling berkaitan. Untuk itulah seorang fasilitator diusahakan menjadi orang yang betul-betul mampu menjadi tugas dan tanggungjawab yang diembannya.
Terakhir, tulisan ini mudah-mudahan menjadi refleksi bagi kita semua sebagai seorang fasilitator dan tentu semua itu butuh perjuangan dalam melakukan pengelolaan di setiap jenjang perkaderan bagaimana membumikan ideology Muhammadiyah terkhusus ideology yang dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai ruh pergerakan pelajar Muhammadiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar