Air mata adalah anugrah Allah yang harus kita syukuri. Ia
adalah sesuatu yang dapat membersihkan mata dari debu yang msuk ke dalam mata
melalui polusi yang terbang seperti kupu-kupu yang elok di pandang. Air mata
lahir karena rasa cinta yang begitu dalam bagi siapa saja yang menerpanya. Dan
rasa cinta itu yang membuatnya menjadi lebih tenang dan damai. Aku salah
satunya sering mengeluarkan air mata semasa anak-anak sehingga orang di sekitar
mengatakan bahwa Aku anak yang cengeng. Itulah salah satu caraku menepis rasa
sedih, senang, marah, bahagia. Lalu bagaimana dengan hujan. Ya, hujan juga
adalah anugrah yang Allah turunkan ke bumi untuk memberikan arti kehidupan
kepada manusia dan banyak ayat dalam Al-Qur’an yang membahas tentang hujan.
Hujan memberikan arti yang begitu banyak bagi manusia.
Tumbuhan bisa hidup kembali karena hujan. Tanah yang kering kerontang kembali
subur sebab hujan yang turun dari langit. Tentunya sebelum ada hujan turun akan
ada banyak petir yang menggelegar yang memberikan rasa takut dan harapan kepada
manusia itu sendiri. Petir pertanda akan ada hujan yang akan menghidupkan bumi
yang sebelumnya tandus. Hujan memberikan rasa kebahagiaan kepada setiap orang
baik kepada petani atau siapa saja. Hujan adalah hasil dari siklus kehidupan dunia
ini yang Allah telah mengaturnya.
Namun, hujan juga akan memberikan malah petaka bagi
manusia yang kurang bersyukur. Coba kita tengok bagi mereka yang menebang pohon
secara sembarangan otomatis akan menjadi dampak terjadinya lonsor dan bencana
alam lainnya. Tentu sangat merugi bagi mereka yang melalaikan pertolongan Allah
yang diberikan kepadanya. Hampir saat-saat ini kita temukan alam terasa gersang
dan panas akibat ulah tangan manusia yang tak mampu menjaga alam dengan baik.
Mereka mementingkan diri mereka sendiri. Mereka mengeksploitasi hutan menjadi
sesuatu yang berbeda yang merusak tatanan kehidupan hutan terutama
tumbuh-tumbuhan yang hidup di dalamnya.
Sahabatku, mari sejenak kita merenung dalam kesunyian.
Merenung dalam memikirkan apa-apa yang harus kita akan lakkukan untuk IPM
tercinta. Aku sendiri tak bisa berbuat apa-apa tanpa kalian sahabatku. Kesebut
kalian sebagai sahabat sebab harapanku kalian ingin berjuang dengan rasa cinta
dan sayang serta punya kepedulian yang tinggi terhadap ikatan tercinta. Perlu
sahabat ketahui bahwa mudah-mudahan sahabatku tetap setia menjadi orang-orang
yang senantiasa istiqamah dalam berjuang dan rela ikhlas dan tulus untuk
membangkitkan IPM kedepan. Aku sendiri terkadang ingin berteriak dengan
lantang, “kawan-kawan mari kita berjuang bersama untuk membangkitkan IPM
kembali seperti sediakala, IPM JAYA”.
Hari ini, aku merasakan banyak hujan yang mengalir di
pipiku. Aku tak tahu juga hujan ini mengalir deras dan membuatku mataku
kemerah-merahan seperti matahari terbenam di senja hari. Boleh jadi, Aku
merasakan hal yang sangat mendalam bagaimana IPM ke depan. Apalagi sahabatku,
IPM saat ini hampir ruhnya hilang ditelan masa. Sahabatku, ketahuilah Aku
merasakan sesuatu yang membuat diriku tak tentu arah. Aku tidak tahu harus
berbuat apa terhadap IPM. Sahabatku, temani Aku disini. Jangan membuat Aku
berjuang sendiri. Aku tak bisa tanpa kalian. Jujur, Aku saat ini dilema dalam
berIPM. Mengapa demikian? Banyak hal, Aku sendiri adalah anak tertua dari empat
bersaudara. Yang mempunyai tanggung jawab yang tidak sedikit. Aku saat ini juga
telah mengabdi di salah satu Panti Asuhan Aisyiyah, Aku juga telah mengajar di
tiga sekolah. Nah, yang jadi pertanyaan adalah bagaimana caraku membagi waktu.
Inilah yang harus Aku pecahkan sendiri bersama dengan sahabatku sekalian.
Memang Aku tahu sahabatku. Kalian banyak juga mempunyai kesibukan
masing-masing. Baik itu kuliah, membantu orang tua di kebun, belajar, dan
lainnya. Namun, satu permohonanku kepada sahabat-sahabat tercintaku. luangkan waktu
walau hanya beberapa jama saja untuk IPM. Aku tak meminta banyak mari kita
saling merangkul dan tetap bersatu serta berbagi rasa cinta dan kasih untuk
IPM.
Ada saatnya hujan tak selamanya turun ke bumi untuk
memberikan kesejukan dan membuat tanaman yang tadinya lembab suatu saat akan
menjadi layu dan akhirnya akan mati ditelan masa. Namun, satu hal yang pasti
ketika hujan telah terhenti ada pelangi indah seperti goresan pena yang
melintang di angkasa. Ya, pelangi yang datang bukan datang begitu saja tetapi
ia banyak meleawti rintangan ada petir, hujan, bahkan badai yang menghantam
tetapi setelah semua itu ia datang dengan keindahan yang tiada taranya. Pelangi
juga adalah salah satu anugrah Allah yang lain yang diberikan kepada
makhluk-Nya.
Sahabatku, jangan pernah berkata untuk berhenti berjuang.
Sebab hidup ini adalah pilihan dan pilihan itu akan kita perjuangkan hingga
raga ini tak bergerak lagi. Aku dan sahabat-sahabatku sekalian menjadi sesosok
yang berbeda dari yang lainnya menjadi sesuatu yang unik dipandang dan penuh
dengan pelangi-pelangi indah yang dituju oleh mata siapa saja.
Perlu sahabat-sahabatku ketahui bahwa terkadang Aku
dilanda rasa tidak ikhlas dalam berjuang. Aku bahkan jatuh dan mencoba bangkit
lagi. Aku terseok-seok meniti jalan ini. Amanah ini berat sekali Aku rasakan.
Aku hanya berbagi dengan sahabat-sahabatku sekalian. Terkadang ada mutiara
indah jatuh melewati bintang-bintang kecil di raut wajahku. Aku biarkan ia
mengalir dengan lembut dan merasakan aliran itu dengan luapan emosi yang
mendalam. Alirannya semakin deras hingga akhirnya berhenti dan tak mengalir
lagi. Sebab telah Aku tutup dengan jari manisku. Kemudian Aku merasa nyaman dan
tenang serta lega alirannya telah terhenti dan aliran-alirannya jatuh ke dalam
tanah dan meresap menjadikan tanah tersebut lembab.
Kini, goresan pelangi dilangit terlihat indah dipandang
dengan kesyukuran yang tinggi kepada Allah yang telah menganugrahkan pelangi
kepada makhluknya. Goresan pelangi masih tetap bersinar memancarkan cahaya
kehidupannya. Meski waktunya hanya beberapa saat saja namun kehadirannya sangat
dirindukan bagi siapa saja. Keelokannya, mengalahkan segalanya hati yang sedih
akan bahagia, hati yang lesu akan bersemangat dengan hanya memandang sekilas. Akankah
ia akan kembali dengan perasaan yang sama. Mudah.mudahan. Ada cinta saat Aku
membaca sebuah buku yang berjudul “Pelangi Bertasbih di SMA” salah satu
penulisnya adalah Riska Asmasari dengan dengan judul tulisan “Sembilu dibalik
Kesabaran”. Membaca adalah suatu jendela ilmu dalam menggapai ridha-Nya. Goresan
pelangi akan terus ada dengan diiringi goresan pena yang asyik menari di atas
pusara kertas yang berwarna putih.
Teruslah memancarkan sinar yang menjadikan cerah dan
mencerahkan dengan kelembutan sinarmu yang sangat indah. Tak akan pernah
tergantikan dengan yang lainnya. Engkau akan selalu dirindukan oleh setiap
orang. Engkau hadir setelah melalui beberapa rintangan. Adanya gemuruh petir
yang membuat orang ketakutan, adanya hujan yang membasahi bumi. Lalu engkau
hadir saat orang lain penh dengan ketakutan dan basah oleh air hujan. Kehadiranmu
membuat mereka tersenyum membawa harapan yang sangat mereka harapkan. Hadirlah disetiap
mereka yang dirundung pilu dan pupusnya harapan. Engkau bagai obat yang
menyembung bagi yang sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar