Hikmah
Ibadah Qurban
Setiap ibadah pasti ada hikmahnya,
meskipun tidak semua orang dapat mengetahui hikmah tersebut melalui penalaran
akal pikirannya. Hanya Allah sendiri yang mengetahui rahasia dan hikmah seluruh
ajaran agama yang diturunkan-Nya. Hikmah-hikmah Allah sendiri tersebut ada yang
diungkap dalam kitab suci Al-Quran atau sunnah Rasul, ada pula yang tidak
disinggung sama-sekali. Bagian hikmah yang tidak disinggung ini, hanya dapat
diketahui dan dihayati oleh kalangan tertentu, yang dalam Al-Quran dinamakan
Arrasikhuuna fil-‘ilmi, yakni mereka yang kuat imannya dan kelebihan ilmu oleh
Allah yang tidak diberikan kepada orang lain (QS Ali Imran, 3:7)
Di antara hikmah ibadah Qurban,
ialah untuk mendekatkan diri atau taqarrub kepada Allah atas segala kenikmatan
yang telah dilimpahkan-Nya yang jumlahnya demikian banyak, sehingga tak
seorangpun dapat menghitungnya (QS Ibrahim, 14:34). Hikmah selanjutnya adalah
dalam rangka menghidupkan sunnah para nabi terdahulu, khususnya sunnah Nabi
Ibrahim, yang dikenal sebagai Bapak agama monoteisme (Tauhid), Ibadah qurban
berasal dari pengurbanan agung yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim terhadap
puteranya yang memenuhi perintah Allah. Allah sangat menghargai dan memuji
pengorbanan Nabi Ibrahim yang dilandasi oleh iman dan takwanya yang tinggi dan
murni, kemudian mengganti puteranya Ismail yang akan dikurbankan itu dengan
seekor hewan domba yang besar (QS Ash-Shaffat, 37:107).
Dan hikmah berikutnya adalah dalam
rangka menghidupkan makna takbir di Hari Raya Idul Adha, dari tgl 10 hingga 13
Dzul-Hijjah, yakni Hari Nasar (penyembelihan) dan hari-hari tasyriq. Memang ajaran agama kita menggariskan bahwa pada setiap Hari Raya,
baik Idul Fitri ataupun Idul Adha, setiap orang Islam diperintahkan untuk
mengumandangkan takbir.
Di samping itu semua, Hari Raya
Qurban pun merupakan Hari Raya yang
berdimensi sosial kemasyarakatan yang sangat dalam. Hal itu terlihat ketika
pelaksanaan pemotongan hewan yang akan dikurbankan,
para mustahik yang akan menerima daging-daging kurban itu berkumpul. Mereka
satu sama lainya meluapkan rasa gembira dan sukacita yang dalam. Yang kaya dan
yang miskin saling berpadu, berinteraksi sesamanya. Luapan kegembiraan di hari
itu, terutama bagi orang miskin dan fakir, lebih-lebih dalam situasi sulit saat
ini, sangat tinggi nilainya, ketika mereka menerima daging hewan kurban
tersebut.(Sumber: http://www.jurnalhaji.com/berita/hikmah-ibadah-qurban
Dan diantara
hikmah kurban yang lain adalah
1. Kebaikan dari setiap helai bulu
hewan kurban
Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau
mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab:
“Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa
keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap
satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau
bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu
kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]
2. Berkurban adalah ciri keislaman
seseorang
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW
bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak
berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR. Ahmad dan
Ibnu Majah]
3. Ibadah kurban adalah salah satu
ibadah yang paling disukai oleh Allah
Dari Aisyah, Rasulullah SAW
bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih
disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban),
sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap
dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya
akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih
sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” [HR. Ibn
Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah hasan gharib]
4. Berkurban membawa misi kepedulian
pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa
“Hari Raya Qurban adalah hari untuk
makan, minum dan dzikir kepada Allah” [HR. Muslim]
5. Berkurban adalah ibadah yang
paling utama
“Maka dirikanlah shalat karena
Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra
sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat kedua
surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau
untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih
qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.“Katakanlah:
sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]Beliau juga
menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban,
sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”
6. Berkurban adalah sebagian dari
syiar agama Islam
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami
syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap
binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah
Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah
kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” [Qur’an
Surat Al Hajj : 34]
7. Mengenang ujian kecintaan dari
Allah kepada Nabi Ibrahim
“Maka tatkala anak itu sampai (pada
umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah
apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai
Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini
benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar.” [Qur’an Surat Ash Shaffat : 102 - 107](Sumber: Tsaqafah). Wallahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar