Seiring berjalannya waktu, kaki seakan tidak bisa lagi melangkah
jauh dalam menapaki perjalanan ini. Kerasnya ombak yang menghantam tubuh ini
seakan tak berdaya dalam membendung ombak tersebut. Namun, perlahan tapi pasti,
biarkan tubuh ini diterjang ombak agar kiranya bisa dirasakan betapa indah
ketika merasakan kerasnya ombak yang menghantam. Usaha akan tetap ada ketika
jiwa dan nafas ini masih terus bersama dengan raga ini. Sebab, yang merasakan
keranya ombak hanyalah raga ini dan bukan jiwa ini. Ketika raga merasakan sakit
usahakanlah agar jiwa ini tidak merasakan kerasnya ombak tersebut. Kuatkan
jiwa, ketika ada celah yang membuatnya keropos seiring berjalannya zaman. Jiwa
yang kuatlah yang akan mampu melawan itu semua. Jiwa yang suci akan terbuka
pintu-pintu cahaya-Nya yang akan senantiasa mengiringinya. Jiwa yang gelisah
tidak akan pernah tenang karena pintu-pintu-Nya tidak tetbuka. Kegelapan akan
senantiasa menyelimutinya. Kegelapan akan membuatnya tidak bisa melihat dari
arah mana saja. Tetapi, ketika ada usaha dan asa yakinlah akan ada celah yang
masuk walau hanya sebesar titik-titik. Ketika titik-titik itu terus ada maka
sebenarnya disitulah cahaya yang sebenarnya. Mengapa demikian? Cahaya yang
masuk tersebut bersumber dari sesuatu yang mempunyai kekuatan besar dan
mempunyai banyak sisi lain yang terdapat di dalamnya.
Sembari menikmati ombak yang tadinya menghantam tibalah saatny reda
dan tetap berada pada air yang tenang. Kegelapan yang menimpa sebenarnya
hanyalah fatamorgana-fataamorgana yang nampak namun sebenarnya tidak ada.
Itulah mengapa ia muncul secara tiba-tiba ketika ada sesuatu yang bergejolak.
Kiranya tidak berlebihan jika semua itu hanyalah rekaan dari cara pandang atau
perspektif dari orang yang tertimpa tersebut. Memang benar jika ada yang
mengatakan bahwa hidup itu bagaikan roda yang berputar. Terkadang roda biasanya
tak menentu sehingga membuatnya terus berputar hingga berujung pada sesuatu
yang membuatnya berhenti. Dan ketika berhenti, itu menandakan bahwa apakah ia
bisa berputar kembali atau malah sebaliknya. Simpelnya saja, roda tersebut akan
berputar kembali atau tidak berputar lagi. Roda tersebut akan berputar ketika
ia digerakkan kembali tetapi bagaimana kiranya jika tak berputar kembali yakin
dan pasti maka riwayatnya akan tamat. Disimpan di dalam gudang atau dibiarkan
saja begitu dan diperhatikan lagi. Sebenarnya kegunaanya apa sih, roda tersebut
ketika jika hanya disimpan di dalam gudang atau dibiarkan begitu saja. Ada cara
lain yakni roda tersebut dijadikan sebagai mainan atau apalah. Sebab roda yang
disimpan di dalam gudang akan merasa kesepian tidak ada yang menemaninya. Sepi
tak berpenghuni hanya ia sendiri. Sepi, pengat, kepanasan, kehujanan, gelap
lagi.
Seakan tak punya siapa-siapa lagi, harapannya pupus dan seakan
putus dari asanya, padahal ia punya potensi yang cukup luar biasa. Mengapa
tidak, rodalah yang memikul berat apa yang ada di atasnya karena beban yang ada
padanya terasa sekali. Roda mampu berdiri tegak dan kekar serta tegar apa yang
ada dipundaknya. Roda sebenarnya tidak pernah mengeluh atas apa yang diberikan
padanya termasuk apa yang diembannya. Rodalah yang berperan penting dalam
menentukan arah kemana ia akan pergi baik itu ke jalan yang mulus, keras dan
berombak atau malah berjalan di atas lumpur hitam yang penuh dengan sesuatu
yang membuatnya tidak merasa enak baginya tetapi itu harus dilewatinya. Dan
ketika ia mampu melewatinya ia akan mendapatkan sesuatu yang sangat menakjubkan
berupa kesyukuran yang luar biasa besarnya yang tidak akan tertandingi apa yang
ada di dunia ini. Roda rela mengemban apa yang ada di atasnya baik itu ringan,
sedang atau berat ia akan tetap mampu berdiri tegak sebab mempunyai tulang yang
kuat dan tak mudah patah. Jarang sekali ada yang menyamainya. Itulah kiranya
salah satu sisi yang ada pada roda tersebut mrmbuatnya tidak akan pernah merasa
berat walau pada kesempatan yang lain ia tidak dibutuhkan lagi.
Tak bisa dipungkiri juga bahwa roda ada kalanya akan bocor dan
bahkan meledak yang membuat dirinya tidak lagi seperti dahulu kala. Roda akan
meledak jika terlalu keras dan padat. Inilah kiranya agar tidak meledak yakni
dengan sedikit ada ruang untuk bernafas kemudian ia diberikan kesempatan untuk
beristirahat sejenak. Itu akan membuatnya lebih rileks dalam beraktifitas dan
lebih enjoy atau menikmati apa yang ada pada dirinya. Roda yang baik adalah
roda yang mempnyai ruang dalam bergerak. Satu lagi, roda yang baru akan
menunjukkan kelincahan di atas lintasan
baik yang dekat maupun yang mempunyai jarak yanh jauh. Roda akan merasa
senang dan gembira jika ia di bawa lari ke tempat yang mempunyai jarak yang
jauh. Entahnya, roda akan sangat antusias yang tinggi dan gesit sekali. Sedikit
saja diberikan sesuatu yang membuatnya senang ia akan memperlihatkan kebolehan
dirinya. Apalagi jika lebih daripada itu roda akan berusaha sekuat tenaga dalam
mempertahankan apa yang ada padanya.
Tetapi, apa yang ada pada dirinya ada kalanya akan pudar dan akan
di makan oleh usia sehingga dulunya kuat pada akhinya jatuh dan terpeleset
kepada sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Roda akan kelihatan elastis ada
kalanya tidak bisa lagi melenturkan dirinya. Bahkan roda tidak dapat
mempertahankan eksistensinya. Perjalanannya akan berhenti dan tak mempunyai
ujung sehingga ia terkadang harus berhenti pada jalan yang tidak semestinya.
Kiranya sesuatu itu adalah fenomena yang klasik saja. Mengapa demikian klasik?
Roda mempunyai kelebihan dan kekurangan yang tidak bisa dinafikan bagi siapa
saja melihat dirinya. Sebab memang perjalanannya tidak ada ujung diseberang saja
dan berhenti bukan pada waktunya.
Perjalanan ini telah jauh melangkah yang arah tujuannnya belum
sampai akan berhasil atau putus di tengah jalan. Jalanan yang dilalui sangat berliku-liku
dan banyak terjal yang menghadang. Memang harus diakui bahwa perjalanan ini
baru seperdua tetapi, akankah kaki ini masih kuat melangkah, dari langkah awal
sebenarnya punya visi dan misi yang spektakuler. Namun, seiring dengan
perjalanannya visi dan misi tersebut seakan hilang dari pandangan padahal
mereka berdua adalah arah yang akan ditempuh untuk mencapai harapan dan asa
itu. Harapan itu ada kalanya datang secara tiba-tiba dan ada kalanya ia
menghilang begitu cepat dan berlalu tanpa pamit bahwa kami akan pergi. Mereka
telah berjuang mempertahankan untuk tetap berada di garis terdepan untuk
menjadi sebagai petunjuk dalam melangkah. Harus diperjuangkan, itu adalah kata
yang pantas untuk mereka berdua. Sebab mereka akan pergi meninggalkan bagi
siapa saja yang pernah bertemu dengannya atau hanya sekedar menyapanya saja.
Begitu sulit memang untuk bisa mewujudkannya, namun harus diketahui bahwa untuk
menggapai visi dan misi itu hanya dengan bersandar di bawah naungan rahmat
Tuhan dan kasih dan sayangnya. Tuhan akan senantiasa melihat hamba-hambanya
yang senantiasa memohon pertolongan pada-Nya. Tak pelak, sembari memohon
pada-Nya manusia harus tetap berusaha menggapai apa yang diinginkannya atau
harapannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar