Dasar-Dasar
Jurnalistik
Oleh : Husni Yunus
Pesatnya kemajuan media informasi dewasa ini cukup
memberikan kemajuan yang signifikan. Media cetak maupun elektronik pun saling
bersaing kecepatan sehingga tidak ayal bila si pemburu berita dituntut
kreativitasnya dalam penyampaian informasi. Penguasaan dasar-dasar pengetahuan
jurnalistik merupakan modal yang amat penting manakala kita terjun di dunia
ini. Keberadaan media tidak lagi sebatas penyampai informasi yang aktual kepada
masyarakat, tapi media juga mempunyai tanggung jawab yang berat dalam
menampilkan fakta-fakta untuk selalu bertindak objektif dalam setiap
pemberitaannya.
Apa Itu Jurnalistik?
Menurut Kris Budiman, jurnalistik (journalistiek,
Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan,
penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media
tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada
penyebarannya kepada masyarakat. Sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian
sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Dewasa ini pengertian
tersebut tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah,
dsb., namun meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi.
Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (print journalism),
elektronik (electronic journalism). Akhir-akhir ini juga telah berkembang
jurnalistik secara tersambung (online journalism).
Jurnalistik atau jurnalisme, menurut Luwi Ishwara
(2005), mempunyai ciri-ciri yang penting untuk kita perhatikan.
a. Skeptis
Skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan
segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian
agar tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis adalah keraguan. Media janganlah
puas dengan permukaan sebuah peristiwa serta enggan untuk mengingatkan
kekurangan yang ada di dalam masyarakat. Wartawan haruslah terjun ke lapangan,
berjuang, serta menggali hal-hal yang eksklusif.
Ingin Berlangganan?
Publikasi e-Penulis menyajikan bahan-bahan bermutu
seputar dunia
tulis-menulis seperti artikel seputar dunia kepenulisan, berbagai
tips, artikel seputar bahasa dan tokoh dunia tulis-menulis yang
mendukung para penulis Islam agar semakin trampil dalam bidang
tulis-menulis baik umum maupun dalam pelayanan literatur Islam
tulis-menulis seperti artikel seputar dunia kepenulisan, berbagai
tips, artikel seputar bahasa dan tokoh dunia tulis-menulis yang
mendukung para penulis Islam agar semakin trampil dalam bidang
tulis-menulis baik umum maupun dalam pelayanan literatur Islam
b. Bertindak (action)
Wartawan tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul,
tetapi ia akan mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang wartawan.
c. Berubah
Perubahan merupakan hukum utama jurnalisme. Media
bukan lagi sebagai penyalur informasi, tapi fasilitator, penyaring dan pemberi
makna dari sebuah informasi.
d. Seni dan Profesi
Wartawan melihat dengan mata yang segar pada setiap
peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang unik.
e. Peran Pers
Pers sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan
telinga publik, melaporkan peristiwa-peristiwa di luar pengetahuan masyarakat
dengan netral dan tanpa prasangka. Selain itu, pers juga harus berperan sebagai
interpreter, wakil publik, peran jaga, dan pembuat kebijaksanaan serta
advokasi.
Berita
Ketika membahas mengenai jurnalistik, pikiran kita
tentu akan langsung tertuju pada kata "berita" atau "news".
Lalu apa itu berita? Berita (news) berdasarkan batasan dari Kris Budiman adalah
laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang terbaru (aktual); laporan
mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian, dinilai penting, atau luar
biasa. "News" sendiri mengandung pengertian yang penting, yaitu dari
kata "new" yang artinya adalah "baru". Jadi, berita harus
mempunyai nilai kebaruan atau selalu mengedepankan aktualitas. Dari kata
"news" sendiri, kita bisa menjabarkannya dengan "north",
"east", "west", dan "south". Bahwa si pencari
berita dalam mendapatkan informasi harus dari keempat sumber arah mata angin
tersebut.
Selanjutnya berdasarkan jenisnya, Kris Budiman
membedakannya menjadi "straight news" yang berisi laporan peristiwa
politik, ekonomi, masalah sosial, dan kriminalitas, sering disebut sebagai
berita keras (hard news). Sementara "straight news" tentang hal-hal
semisal olahraga, kesenian, hiburan, hobi, elektronika, dsb., dikategorikan
sebagai berita ringan atau lunak (soft news). Di samping itu, dikenal juga
jenis berita yang dinamakan "feature" atau berita kisah. Jenis ini
lebih bersifat naratif, berkisah mengenai aspek-aspek insani (human interest).
Sebuah "feature" tidak terlalu terikat pada nilai-nilai berita dan
faktualitas. Ada lagi yang dinamakan berita investigatif (investigative news),
berupa hasil penyelidikan seorang atau satu tim wartawan secara lengkap dan
mendalam dalam pelaporannya.
Nilai Berita
Sebuah berita jika disajikan haruslah memuat nilai
berita di dalamnya. Nilai berita itu mencakup beberapa hal, seperti berikut.
- Objektif: berdasarkan fakta, tidak memihak.
- Aktual: terbaru, belum "basi".
- Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum.
- Penting: pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang penting/terkenal.
- Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).
Lima nilai berita di atas menurut Kris Budiman sudah
dianggap cukup dalam menyusun berita. Namun, Masri Sareb Putra dalam bukunya
"Teknik Menulis Berita dan Feature", malah memberikan dua belas nilai
berita dalam menulis berita (2006: 33). Dua belas hal tersebut di antaranya
adalah:
- sesuatu yang unik,
- sesuatu yang luar biasa,
- sesuatu yang langka,
- sesuatu yang dialami/dilakukan/menimpa orang (tokoh) penting,
- menyangkut keinginan publik,
- yang tersembunyi,
- sesuatu yang sulit untuk dimasuki,
- sesuatu yang belum banyak/umum diketahui,
- pemikiran dari tokoh penting,
- komentar/ucapan dari tokoh penting,
- kelakuan/kehidupan tokoh penting, dan
- hal lain yang luar biasa.
Dalam kenyataannya, tidak semua nilai itu akan kita
pakai dalam sebuah penulisan berita. Hal terpenting adalah adanya aktualitas
dan pengedepanan objektivitas yang terlihat dalam isi tersebut.
Anatomi Berita dan Unsur-Unsur
Seperti tubuh kita, berita juga mempunyai
bagian-bagian, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Judul atau kepala berita (headline).
- Baris tanggal (dateline).
- Teras berita (lead atau intro).
- Tubuh berita (body).
Bagian-bagian di atas tersusun secara terpadu dalam
sebuah berita. Susunan yang paling sering didengar ialah susunan piramida
terbalik. Metode ini lebih menonjolkan inti berita saja. Atau dengan kata lain,
lebih menekankan hal-hal yang umum dahulu baru ke hal yang khusus. Tujuannya
adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca dalam mengetahui apa yang
diberitakan; juga untuk memudahkan para redaktur memotong bagian tidak/kurang
penting yang terletak di bagian paling bawah dari tubuh berita (Budiman 2005) .
Dengan selalu mengedepankan unsur-unsur yang berupa fakta di tiap bagiannya,
terutama pada tubuh berita. Dengan senantiasa meminimalkan aspek nonfaktual
yang pada kecenderuangan akan menjadi sebuah opini.
Untuk itu, sebuah berita harus memuat "fakta"
yang di dalamnya terkandung unsur-unsur 5W + 1H. Hal ini senada dengan apa yang
dimaksudkan oleh Lasswell, salah seorang pakar komunikasi (Masri Sareb 2006:
38).
- Who - siapa yang terlibat di dalamnya?
- What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
- WHERE - di mana terjadinya peristiwa itu?
- Why - mengapa peristiwa itu terjadi?
- When - kapan terjadinya?
- How - bagaimana terjadinya?
Tidak hanya sebatas berita, bentuk jurnalistik lain,
khususnya dalam media cetak, adalah berupa opini. Bentuk opini ini dapat berupa
tajuk rencana (editorial), artikel opini atau kolom (column), pojok dan surat
pembaca.
Sumber Berita
Hal penting lain yang dibutuhkan dalam sebuah proses
jurnalistik adalah pada sumber berita. Ada beberapa petunjuk yang dapat
membantu pengumpulan informasi, sebagaimana diungkapkan oleh Eugene J. Webb dan
Jerry R. Salancik (Luwi Iswara 2005: 67) berikut ini.
- Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita.
- Proses wawancara.
- Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik.
- Partisipasi dalam peristiwa.
Kiranya tulisan singkat tentang dasar-dasar
jurnalistik di atas akan lebih membantu kita saat mengerjakan proses kreatif
kita dalam penulisan jurnalistik.
Sumber bacaan:
Budiman, Kris. 2005. "Dasar-Dasar Jurnalistik:
Makalah yang disampaikan dalam Pelatihan Jurnalistik -- Info Jawa 12-15
Desember 2005. Dalam www.infojawa.org.
Ishwara, Luwi. 2005. "Catatan-Catatan Jurnalisme
Dasar". Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Putra, R. Masri Sareb. 2006. "Teknik Menulis
Berita dan Feature". Jakarta: Indeks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar