Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Selasa, 24 Oktober 2017

KELUARGA KECILKU



 
Sandi Ibnu Syam
Hidup itu terasa indah jika semua masalah dihadapi dengan sabar dan ikhlas. Bagiku itulah sesuatu yang harus melekat dalam keluarga kecilku. Terkadang memang hidup terasa hampa jika iman keropos dan tak punya arti kehidupan. Namun, jika semua hal dilakukan dengan keikhlasan itu akan tentu lain. Ada sesuatu yang berbeda dalam memaknai kehidupan ini.
Semua orang tentunya akan menginginkan kehidupan yang layak, dihormati dan disegani, dan bahkan ada yang menginginkan seperti Tuhan yang harus disembah. Tak ayal. Itu ada sesuatu yang keliru. Dalam sebuah keluarga Aku membutuhkan kasih dan sayang dari orang-orang terdekat baik orang tua, kerabat dan teman-teman yang ada di sekelilingku.
            Keluargaku kecil sekali hanya Aku, Ibu dan kedua Adikku. Apalagi hidup hanya numpang di rumah tetangga itu bisa dikatakan sedikit mengurangi beban hidup. Namun, hal itu tidak selamanya Aku dan keluarga kecilku terus seperti itu. Aku tak ingin dikasihi terus dari orang lain, Aku ingin berdiri sendiri dikaki sendiri. Aku tak ingin merepotkan banyak orang. Akan tetapi, numpang di rumah orang lain mempunyai peluang dan kesempatan untuk berusaha dan mandiri mencari kehidupan yang baik kelak dikemudian hari.
Salah satu yang Aku lakukan adalah dengan meningkatkan taraf pendidikan. Aku bersyukur di antara semua saudara Ibu hanya anak-anaknya yang mampu mengkuliahkan dua anaknya. Itu semua karena pertolongan Allah kepadaku dan itu adalah kesyukuran yang luar biasa. Aku juga memang merasa awalnya merasa terasing sekali di antara keluarga-keluarga yang lain. Mereka menganggap Aku tak akan mampu untuk kuliah. Ada sesuatu yang ganjil, di antara mereka secara finansial mereka mampu, tetapi itu sangat riskan sekali.
            Keluarga kecilku dimanapun dan sampai kapan pun Aku akan selama mengenangnya dan itu akan ada dalam catatan harianku. Aku senantiasa bermimpi bahwa suatu saat nanti hidupku akan mengalami perubahan dari bawah menuju kelas menengah. Aku tak berharap lebih sebab itu memang memerlukan proses yang maksimal dan fokus menuju impian. Meski ini adalah sesuatu yang kecil suatu saat nanti akan menjadi besar dan mengesankan. Akan menjadi cerita indah dan cerita kenangan yang manis. Bagi yang akan mendengar dan membaca catatan harianku.
            Keluarga kecilku, adalah sesuatu yang berharga bagiku terutama Ibuku yang tak henti-hentinya meski usianya telah paruh baya tak pernah menyerah dan tetap ingin menata hidup yang lebih baik. Aku tahu banyak orang-orang di sekitarnya mengucilkan dan meremehkannya namun bagiku dialah adalah orang yang sangat mulia dan tetap menjadi inspirasi untuk tetap berjuang melawan derasnya kehidupan ini.
Tak menyerah hingga kesuksesan itu menghampiri kami. Adikku Erna, si kecil yang nakalnya minta ampun, keras kepala, tak mau diatur, ingin dipenuhi semua keinginannya. Suka jajan sana-sini jika di beri uang berapapun akan cepat habis seketika dalam beberapa menit kemudian. Namun, walaupun begitu Aku akan tetap akan menyayanginya dengan sesuatu yang berbeda. Aku tak ingin ia di manja terus dan suka ingin menang sendiri.
Aku akan merubahnya sedikit demi sedikit. Dan perlu kesabaran yang besar untuk bisa menaklukkan hatinya. Aku akan berdoa untukknya agar hatinya luluh dan bisa sekolah lagi seperti sedia kala, Aku melihat ada sesuatu yang salah dalam mendidiknya. Ibuku selalu memarahinya dan tangannya ikut marah. Main pukul sana-sini. Ketika berbicara selalu mengucapkan hal-hal yang tidak baik. Dan ini adalah sesuatu yang sangat fatal dan itu perlu proses yang panjang untuk dapat mengurangi itu semua.
Selanjutnya, Isma yang kini telah hidup baru di kota dengan kuliah melalui Bidik Misi dari Universitas Negeri Makassar. Di antara semua teman-temannya yang lain hanya dia sendiri yang lulus. Kini ia tinggal bersama dengan ayahku di Gowa. Ini akan menjadi batu loncatan untuk melunakkan hati bapakku untuk terus membantunya termasuk Aku dan ibuku. Meski ini juga butuh proses yang tidak pendek. Namun perlahan tapi pasti semua akan kembali utuh.
Guruku bilang kami adalah keluarga kecil yang tak lengkap sebab Ayahku telah lenyap dalam keluarga kami. Ada yang bilang ia hidup tapi mati dan mati tetapi hidup. Aku kira adalah gambaran baginya. Mengapa demikian? Karena ia jauh dari kami jarang memberikan kami rasa tanggung jawabnya sebagai suami dan ayah dari kami sekeluarga.
            Hidup itu sebuah pilihan oleh karena itu semua akan ada hikmahnya biarlah waktu yang akan menjawabnya. Tetap berjuang menjadi yang terbaik. Berbagai cobaan dan ujian dalam melintasi jalan yang berliku tetap kami lalui dengan tabah dan tetap bersabar. Betapa banyak cacian dan makian kami terima dengan hati yang lapang dada. Boleh jadi mereka merendahkan keluarga kecilku sebab kami belum punya apa-apa. Bahkan rumah saja untuk tempat tinggal saja belum ada dan kami semua masih menunpang di rumah yang masih ada jalinan keluarga.
Kini Ibuku terus membanting tulang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari kami itu pun masih belum cukup. Namun, kami tetap berusaha menjadikan itu sebagai rasa kesyukuran yang tiada taranya. Jika hidup adalah pilihan maka kami akan memilih menjadi keluarga kecil yang bahagia yang senantiasa dihiasi dengan senyuman walaupun banyak tantangan hidup yang kami jalani.
Tak perlu risau dengan apa kata orang yang hanya bisa berucap tanpa ada solusi yang mereka berikan kepada kami. Kami akan terus melangkah menjadikan setiap langkah ada sesuatu yang kami pegangi dan renungi untuk mengambil pelajaran di dalamnya. Memang tak mudah, namun kami tetap yakin suatu saat nanti kehidupan kami akan ada perubahan. Keluarga kecilku saat bersama dengan kalian Aku merasakan ada secercah kebahagian, ada lentera kehidupan yang kami lihat saat bersama denganmu.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar