Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Selasa, 18 Agustus 2015

BIDADARIKU



Sejak awal bertemu denganmu pada pandangan pertama di sebuah kampung yang terletak tidak jauh dari kampungku. Dengan menyusuri jalan di bawah terik matahari yang ganas dan menyengat, dengan diperjalankan oleh sebuah kuda besi tidak menyurutkan niatku untuk bertemu denganmu. Sejak itu juga kulihat engkau begitu menawan. Aku jadi tersipu malu melihat dikau seorang diri bersembunyi dibalik bilik bambu. Seakan dirimu juga tersipu malu. Ku tahu ini hal baru dalam hidupku sebagai remaja yang mampu membuat diriku begitu kagum kepada seorang wanita idaman hatiku.
Perjalanan yang kulalui begitu berliku dan penuh onak dan duri, tetapi satu hal membuat diriku berdecak kagum melihat sesosok bagaikan bidadari yang langsung turun dari langit. Tak begitu jelas parasmu kupandang sebab dirimu terhalangi hijab syar’i alias jilbab yang engkau kenakan. Sehingga Aku yang masih saja termenung seakan bermimpi di siang bolong. Bahkan Aku tak sadar tubuhku kebanjiran keringat karena bernaung di terik matahari.
Tak lama kemudian, Aku kembali menaiki sepeda yang Aku pakai kembali ke peraduan untuk pulang ke rumah. Rasa haru di hatiku saat itu terkuak keras hingga Aku tiba di sebuah istana sederhana yang hampir roboh. Namun tetap kuat menyangga kami yang sementara bernaung padanya.
Hari demi hari telah terlewati jalinan rindu seakan terus mencuak mengingat saat pertama kali bertemu. Dan pertemuan itulah juga hingga hari ini menyimpan rindu yang sangat mendalam. Di zaman modern ini, telah ada alat canggih yang bisa mendekatkan diri kepada siapa saja. Salah satu alat modern itu bernama Handpone (HP), sehingga ini juga Aku manfaatkan untuk sekedar sms atau telfonan dengannya.
Ku sebut ia dengan sebutan manis yakni BIDADARIKU. Bagiku ini kata yang tepat untuk menyebut dirinya yang nun jauh disana. Aku yang disini bertanya-tanya apakah ia juga merindukan diriku juga. Entahlah, Namun harapku seperti itu. Ketika rembulan menampakkan sinarnya dibawah gugusan bintang yang membentang kupandangi rembulan agar cahaya yang dipancarkannya juga terpercik untukku.
Ketika semua orang terlelap ku coba kuadukan semua kepada Rabb bahwa apakah dia juga merindukan diriku dan kuadukan juga pada Rabb bahwa jika  memang dia adalah jodohku jagalah dia yang sedang merindu. Dan tetap bermunajat pada sang Ilahi agar Aku dan dia diberi kekuatan untuk menghadapi segala rintangan dan cobaan yang datang dari-Nya.
Dalam meniti perjalanan dengannya ternyata banyak hal seperti onak dan duri, kesedihan, kesenangan, kecewa, takut, tangisan yang menjerit, sakit hati menjadi satu padu. Aku tersadar bahwa yang kuhadapi bukanlah yang mudah tetapi segalanya dapat kulewati meski pernah jatuh namun kucoba bangkit kembali dan berjalan di atas jalan yang akan kulewati.
Kisah ini seperti kisah yang lain juga pernah terjadi di sekitar dan sekeliling lingkungan yang Aku hinggapi. Memang tak mudah menjalani sebuah hubungan kasih dan sayang. Bidadariku, bersabarlah Aku akan berusaha menjemputmu disana untuk meniti jalan selanjutnya bersama denganmu untuk menuju surga-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar