Sejak
awal bertemu denganmu pada pandangan pertama di sebuah kampung yang terletak
tidak jauh dari kampungku. Dengan menyusuri jalan di bawah terik matahari yang
ganas dan menyengat, dengan diperjalankan oleh sebuah kuda besi tidak
menyurutkan niatku untuk bertemu denganmu. Sejak itu juga kulihat engkau begitu
menawan. Aku jadi tersipu malu melihat dikau seorang diri bersembunyi dibalik
bilik bambu. Seakan dirimu juga tersipu malu. Ku tahu ini hal baru dalam
hidupku sebagai remaja yang mampu membuat diriku begitu kagum kepada seorang
wanita idaman hatiku.
Perjalanan
yang kulalui begitu berliku dan penuh onak dan duri, tetapi satu hal membuat
diriku berdecak kagum melihat sesosok bagaikan bidadari yang langsung turun
dari langit. Tak begitu jelas parasmu kupandang sebab dirimu terhalangi hijab
syar’i alias jilbab yang engkau kenakan. Sehingga Aku yang masih saja termenung
seakan bermimpi di siang bolong. Bahkan Aku tak sadar tubuhku kebanjiran
keringat karena bernaung di terik matahari.
Tak lama
kemudian, Aku kembali menaiki sepeda yang Aku pakai kembali ke peraduan untuk
pulang ke rumah. Rasa haru di hatiku saat itu terkuak keras hingga Aku tiba di
sebuah istana sederhana yang hampir roboh. Namun tetap kuat menyangga kami yang
sementara bernaung padanya.
Hari demi
hari telah terlewati jalinan rindu seakan terus mencuak mengingat saat pertama
kali bertemu. Dan pertemuan itulah juga hingga hari ini menyimpan rindu yang
sangat mendalam. Di zaman modern ini, telah ada alat canggih yang bisa
mendekatkan diri kepada siapa saja. Salah satu alat modern itu bernama Handpone
(HP), sehingga ini juga Aku manfaatkan untuk sekedar sms atau telfonan
dengannya.
Ku sebut
ia dengan sebutan manis yakni BIDADARIKU. Bagiku ini kata yang tepat
untuk menyebut dirinya yang nun jauh disana. Aku yang disini bertanya-tanya apakah
ia juga merindukan diriku juga. Entahlah, Namun harapku seperti itu. Ketika
rembulan menampakkan sinarnya dibawah gugusan bintang yang membentang
kupandangi rembulan agar cahaya yang dipancarkannya juga terpercik untukku.
Ketika
semua orang terlelap ku coba kuadukan semua kepada Rabb bahwa apakah dia juga
merindukan diriku dan kuadukan juga pada Rabb bahwa jika memang dia adalah jodohku jagalah dia yang
sedang merindu. Dan tetap bermunajat pada sang Ilahi agar Aku dan dia diberi
kekuatan untuk menghadapi segala rintangan dan cobaan yang datang dari-Nya.
Dalam
meniti perjalanan dengannya ternyata banyak hal seperti onak dan duri,
kesedihan, kesenangan, kecewa, takut, tangisan yang menjerit, sakit hati
menjadi satu padu. Aku tersadar bahwa yang kuhadapi bukanlah yang mudah tetapi
segalanya dapat kulewati meski pernah jatuh namun kucoba bangkit kembali dan
berjalan di atas jalan yang akan kulewati.
Kisah ini
seperti kisah yang lain juga pernah terjadi di sekitar dan sekeliling lingkungan
yang Aku hinggapi. Memang tak mudah menjalani sebuah hubungan kasih dan sayang.
Bidadariku, bersabarlah Aku akan berusaha menjemputmu disana untuk meniti jalan
selanjutnya bersama denganmu untuk menuju surga-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar