Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Senin, 23 November 2015

PERGI UNTUK KEMBALI

 Pagi-pagi buta sesudah shalat subuh Risa berangkat ke tempat sekolah di sebuah kota. Sebab jarak rumah dan sekolahnya berjauhan sekitar 3 km. Kebiasaan yang dilakukannya adalah bangun sekitar jam empat untuk shalat lail dilanjutkan dengan menunggu datangnya subuh. Risa adalah seorng perempuan yang taat dalam agamanya sehingga siapa saja yang mengenalnya pasti akan tahu bahwa Risa adalah perempuan yang taat lagi menawan bahkan Risa adalah salah satu bunga Desa yang ada di kampungnya.
Ibunya bernama Aminah dan ayahnya bernama Fattah. Ibunya bekerja sebagai Ibu rumah tangga dan ayahnya adalah seorang petani yang mengelola beberapa kebun dan sawah. Ketika Risa pulang dari sekolah Risa membantu kedua orang tuanya di dapur dan juga membantu ayahnya yang berada di kebun dan sawahnya.
Risa yang kini berada di kelas XII MA Darul I’tishan Embo yang ada di Kabupaten Jeneponto, sangat antuasias mengikuti mata pelajaran dan teman-temannya banyak yang bertanya kepadanya  jika teman-temanya tidak tahu. Dan Risa dengan ikhlas membantu mereka untuk menunjukkan jalan keluar dari masalah yang di hadapi teman-temannya.
Salah satu teman yang selalu menemani Risa adalah Rahmadani yang juga satu kelas dengannya. Sehingga dimana ada Risa di situ ada Rahmadani yang selalu menemaninya. Sebenarnya bukan hanya Rahmadani yang menjadi temannya tetapi di antara mereka ada Risna, Mirna ,Eka dan lainnya.
Suatu ketika ada lomba antar sekolah yang di adakan oleh Kementerian Agama Jeneponto dan yang pastinya semua instansi pendidikan mengikuti lomba tersebut sebab lomba itu diadakan selain untuk menjalin persahabatan dan silaturrahim antarsekolah juga di adakan untuk memeriahkan HUT Kementerian Agama Jeneponto.
Salah satu sisswi yang diikutkan lomba adalah Risa sendiri sebab Kepala Sekolah dan Guru-guru tahu Risa mempunyai kecakapan dalam berpidato apalagi mempunyai suara yang merdu. Peserta dari sekolah lain juga telah berdatangan dan salah seorang siswa dari MA Muhammadiyah Tanetea terpesona akan kelincahan berpidato dan suara merdu dari sang siswi Risa. Dengan nafas yang tidak beraturan Syam yang juga ikut lomba dalam kegiatan tersebut pikirannya buyar akibat tersihir akan lawannya dari sekolah lain.
Dengan langkah dan ritme yang pendek Syam menuju Panggung untuk menampilkan bakatnya dihadapan para Juri dan semua hadirin. Akhirnya Syam juga berhasil menghipnotis para Juri dan hadirin yang hadir. Dan salah satu siswi yang juga diam-diam takjub akan kelincahan berbicara dari seorang siswa yang bernama Syam berhasil merebut perhatian orang banyak juga oleh Risa. Ketika Syam telah turun dari panggung para Juri dan hadirin bertepuk tangan untuk memberikan semangat kepada semua peserta sebab Risa dan Syam adalah peserta terakhir dari lomba Pidato dan Tilawatil Qur’an.
Beberapa hari kemudian semua kegiatan dan lomba yang di tampilkan telah usai. Tentunya dinamika dalam lomba tersebut ada yang menang, kalah, sedih, gembira dan bahkan ada yang kecewa akibat dari kesalahan teknis yang dilakukan oleh Panitia Pelaksana kegiatan.
Saatnyalah tiba pembagian Piala dari masing-masing sekolah yang ikut lomba untuk dibagikan kepada sekolah yang telah memenangkan beberapa perlombaan dan yang keluar menjadi juara umum adalah MA Muhammadiyah Tanetea diikuti oleh MA Darul I’tishan Embo dan juga tuan rumah lomba kegiatan MAN Binamu yang berada diurutan ketiga. Dan peserta sekolah yang lain juga berada diurutan selanjutnya seperi MA DDI Kassi, MA Ci’nong, MA Muhammadiyah Bontoramba dan lain-lain.
Masing-masing membawa kemenangan piala masing-masing. Dalam suasana suka cita tersebut Syam dan Risa sempat bercakap-cakap di panggung untuk mengambil piala masing-masing dan anehnya mereka juga sempat bertukaran nomor HP (Handphone). Banyak dari siswa yang telah menebarkan senyum dan tepuk tangan meriah diikuti oleh semua orang hadir untuk memberikan apresiasi kepada masing-masing pemenang.
Tak kala acara telah usai semua yang hadir telah kembali ke rumah masing-masing sebab telah larut malam dan Panitia Pelaksana masih sibuk dengan untuk membereskan semua perlengkapan dan peralatan  yang dipakai saat acara berlangsung.
Suasana cerah para siswa kembali beraktivitas di sekolah masing-masing yang juga dilakukan oleh Risa dan kawan-kawannya. Ketika bel berbunyi semua siswa masuk ke kelas masing-masing untuk menerima mata pelajaran. Dan guru yang mengajar dikelas sangat kagum dan mengapresiasi atas apa yang di raih oleh Risa dan kawannya. Di tempat lain di MA Muhammadiyah Tanetea juga menjadi buah bibir dari semua orang baik itu Kepala Sekolah, guru dan juga siswa atas keberhasilan siswa yang berprestasi dan membawa nama harum sekolah.
Risa dan kawan-kawannya pulang berbarengan untuk menuju masing-masing ke rumah dengan jalan kaki. Dan mereka akan melintasi bukit-bukit disekitar perkampungan yang akan dilewatinya. Tiga puluh menit kemudian Risa dan kawan-kawannya tiba di rumah masing-masing. Rasa penat dan peluh bercucuran membasahi jilbab besar yang dikenakan oleh Risa. Sepulang dari sekolah Risa langsung ke ruang dapur memcari sesuatu yang bisa dimakan untuk santap siang. Kebetulan segala menu makan siang telah siap di meja makan. Akhirnya Risa makan dengan lahapnya sebab tak tahan lagi dengan rasa laparnya ketika perjalanan pulang dari sekolah. Usai makan Risa istirahat sejenak dan langsung pergi ke kamarnya untuk tidur siang. Namun, ternyata ada yang mengusik tidur siangnya sebab dering hpnya berbunyi menandakan ada sms masuk di hpnya. Isinya pun hanya singkat menanyakan tentang bagaimana keadaannya. Selidik punya selidik yang mengganggu tidur siang adalah orang menjadi pesaing ketika lomba pidato dan tilawatil Qur’an yang juga mempunyai suara nan indah. Tak lain adalah ia salah satu siswa MA Muhammadiyah Tanetea yang bernama Syam.
Diam-diam Syam sangat mengagumi seorang wanita salehah dari sekolah lain yaitu di MA Darul I’tishan Embo. Sejak awal ketika lomba diadakan Syam telah terpikat oleh wajah yang menawan dengan gaun yang dipakainya apalagi memiliki talenta yang sangat luar biasa yang jarang dimiliki oleh orang lain. Ketika Risa membuka hpnya ia biasa-biasa saja menanggapinya walaupun akhirnya sms yang dikirimi padanya ia balas. Hatinya membuncah ketika sms yang datang padanya adalah dari Syam. Sebab Risa juga sangat mengagumi apa yang ada pada diri Syam yang memiliki janggut agak panjang dan kumis yang tipis. Setelah membuka dan membaca sms dari Syam, Risa kembali keperaduan dan mematikan hpnya agar tidunya tidak di ganggu lagi oleh Syam.
Malam segera tiba dan rembulan sedang menampakkan terangnya meninari dunia malam dengan ditemani sang bintang yang ada di atas langit. Risa mendongak ke atas langit dengan rasa syukurnya pada Tuhan karena telah diberikan nikmat yang begitu banyak. Dan Risa teringat akan Sabda Tuhan bahwa “Nikmat Tuhanmu yang manakah yang Engkau dustakan?.” Manusia diberikan akal oleh Allah untuk senantiasa memikirkan segala tanda-tanda kekuasaan Tuhan yang ada di alam jagat raya ini. Dengan begitu manusia akan lebih dekat lagi dengan Tuhannya. Sebab manusia hanyalah hamba dan Tuhan adalah sang Khaliq yang harus disembah oleh manusia itu sendiri.
Tak terkecuali oleh apa yang di rasakan oleh Risa. Ia merasa sangat kecil kecil sekali di hadapan Tuhan ketika akan memikirkan nikmat yang diberikan padanya dari Tuhan. Risa sadar betul bahwa segala apa yang ada di dunia ini hanyalah milik Allah dan bahkan apa yang ada pada dirinya hanyalah amanah dan titipan yang suatu waktu Allah akan mengambilnya kembali.
Sembari memandang indahnya malam, Risa seakan dikalahkan oleh matanya yang mulai bermata jepang alias sipit. Dan Risa pun kembali kasurnya setelah menutup jendela kamarnya sebab keesokan harinya Ia akan berjuang lagi mengarungi hidup untuk masa depannya yang cemerlang. Kebiasaan Risa adalah bangun sekitar jam tiga dini hari untuk bermunajat kepada Allah mendoakan kedua orang tuanya dan dirinya dan juga muslim dan muslimat yang lain yang ada di seantero dunia ini. Risa pun bergegas menuju kamar kecil untuk berwudhu di tengah dinginny angin dini hari. Dan Risa tidak mau kalah untuk tetap bangkit dari kasur empuknya.
Shalat tahajjud yang dilakukan oleh Risa di akhiri dengan salam menoleh ke kanan dan ke kiri . Risa melanjutkan aktivitasnya dengan membaca Al-Qur’an yang menjadi pedoman dalam setiap langkahnya. Risa membaca dengan penuh penghayatan dengan berusaha memahami isi kandungan Al-Qur’an yang dibacanya. Sebab orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an akan menjadi syafaat di akhirat kelak bagi siapa saja yang membaca Al-Qur’an sesuai dengan apa telah disabdakan oleh Rasul Allah Nabi Muhammad saw.
Seperti biasanya Risa dengan pakaian seragamnya telah siap untuk pergi ke sekolah setelah itu berpamitan dengan kedua orang tuanya. Tak lama lagi Risa akan menghadapi Ujian Nasional di MA DDI Kassi nanti. Segala persiapan telah disiapkan oleh guru dan kepala sekolahnya untuk akjam pelajaran. Termasuk sekolah atau Madrasah yang lain terutama yang ada di sekolah Syam. Syam sebagai seorang siswa yang uga sebagai ketua OSIS di sekolahnya untuk menghendel teman-temannya untuk persiapan menghadapi Ujian Nasional nanti. Semua itu dilakukan oleh Syam atas intruksi langsung dari kepala sekolah dan guru-gurunya agar tetap tekun dan rajin dalam belajar serta tidak banyak bermain ketika pulang dari sekolah.
Rasa was-was ini hampir semua siswa dan siswi dihinggapinya sebab melihat tahun-tahun sebelumnya banyak yang mengalami kegagalan dalam Ujian Nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah selama beberapa hari. Dan bahkan jika melihat persentase baik dari media elektronik seperti Televisi dan Radio serta dari media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloit dan lain-lain memberitakan bahwa banyak yang memiliki otak cerdas dan berprestasi yang mengalami kegagalan dan bahkan berujung pada bunuh diri dan lain sebagainy akibat dari ketidak lulusannya.
Inilah juga yang dirasakan oleh Risa dan kawan-kawannya juga oleh Syam untuk tetap berusaha dan berdoa kepada Allah agar segalany berjalan dengan baik sesuai dengan harapan para siswa dan guru-guru. Salah satu langkah yang diambil pemerintah sebagai kebijakan adalah bahwa sebagian nilai yang sekolah juga akan dipertimbangkan untuk masuk dalam nilai agar para siswa dan semua elemen yang ada di sekolah agar kiranya tidak terlalu membebani siswa dalam hal mata pelajaran. Sehingga Pemerintah senantiasa jugab berusaha mengurangi angka kegagalan di dalam Ujian Nasional nanti.
Diberitakan juga bahwa banyak dari kalangan Mahasiswa menggelar aksi dalam penolakan Ujian Nasional yang banyak merenggut nyawa siswa dan kiranya Pemerintah menghapus saja Ujian Nasional sebab sebab para siswa dan siswi telah belajar selama tiga lamanya dan hanya gagal tidak lulus ketika mengikuti Ujian Nasional yang hanya dilakukan beberapa hari saja.
Tentu ini menjadi sebuah isu dan wacana yang sangat hangat di media elektronik dan media cetak apalagi masyarakat luas telah mengetahui itu semua. Sehingga rasa kawatir juga dialami oleh sebagian besar orang tua apabila dalam Ujian Nasional tersebut anak-anak mereka tidak lulus. Apalagi orang tua memiliki anak yang cerdas dan memiliki nilai yang tinggi di sekolahnya yang telah kehilangan anaknya yang membuat mereka merasa trauma dan tambah kawatir akan semua itu. Dan tak bisa dipungkiri bahwa ada yang mesti dilakukan oleh Pemerintah dan semua stakeholder yang ada terutama dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk senantiasa memperbaiki sistem pendidikan yang lebih mencerahkan lagi dan mengurangi angka kematian siswa-siswi akibat dari Ujian Nasional yang telah menjadi program pemerintah yang melegenda setiap tahun di adakan di seluruh pelosok negeri ini.
Hari yang dinantikan oleh semua siswa dan guru-guru telah tiba waktunya. Ujian Nasional akan diadakan beberapa menit lagi dan banyak dari kalangan siswa dari berbagai Madrasah telah berkumpul dalam sebuah seremonial atau upacara untuk memberikan arahan-arahan dari kepala sekolah tuan rumah pelaksana Ujian Nasional yakni Ujian Nasional di adakan di MA DDI Kassi. Kepala sekolah berpesan kepada semua peserta Ujian Nasional agar kiranya mengerjakan soal dengan cermat, tenang, teratur dan tepat dalam mengerjakan soal-soal Ujian. Beliau juga menambahkan agar mengerjakan soal yang lebih mudah dulu baru kemudian soal-soal yang dianggap sulit dalam menjawab soal ujian tersebut.
Semua peserta Ujian Nasional masing-masing masuk ke ruang kelas dan diikuti oleh pengawas dari sekolah dan pengawas yang di datangkan dari Makassar dalam hal ini terutama pengawas dari Kampus Universitas Hasanuddin. Kebetulan Ruangan Risa dan Syam bersebelahan Risa di ruang kelas nomor 10 dan Syam berada di ruang nomor 5. Hari pertama Ujian Nasional dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Semua peserta ujian mengerjakan soal dengan tenang sesuai dengan pesan yang disampaikan kepada mereka untuk tetap teratur dalam mengerjakan soal-soal yang diujiankan.
Masing-masing dari mata pelajaran yang diujiankan waktunya dua jam dengan waktu istirahat Cuma dua puluh menit. Dua jam telah selesai semua peserta Ujian Nasional kemudian menyerbu kantin setelah berperang di ruang kelas dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Risa, Rahmadani, Risna, Mirna dan Eka tidak semua satu ruangan Risa bersama Rahmadani dan ketiga temannya yang lain seperti Risna, Mirna dan Eka berada di ruang nomor 9. Dengan penuh rasa percaya diri Risa dan Rahmadani sehabis mengerjakan soal-soal yang menguras pikiran dan tenaga merasa lega ketika semua soal telah dikerjakannya walaupun dalam menjawab soal ada kesulitan yang dihadapi. Namun, tidak menyurutkan niatnya untuk bisa menjawab soal-soal Ujian Nasional.
Dilain kesempatan Syam ditemani kawannya juga sedang berada di kantin untuk mengisi perutnya yang sedang keroncongan bahkan salah satu teman Syam, Risal namanya hampir tidak bisa menjawab semua soal yang berikan padanya apalagi paket soal berbeda-beda antara satu dengan lainnya yakni sebanyak empat paket soal dan masing-masing paket soalnya acakan. Untungnya Risal dibantu oleh Syam dalam yang sesingkat-singkatnya dan dalam tmpo yang relatif pendek. Akhirnya mereka semua bisa menyelesaikan soal. Tak lama kemudian bel berbunyi menandakan waktu istirahat telah selesai dan diharapkan semua peserta Ujian Nasional untuk kembali ke ruang kelas masing-masing. Selanjutnya mereka akan menerima soal bahasa Inggris dan juga mereka akan mendengarkan Tape yang telah disediakan masing-masing sebab dalam soal tersebut ada soal speaking dengan mendengar langsung dari Tape tersebut.
Ini merupakan hal yang agak sulit dilakukan oleh peserta Ujian Nasional menjawab soal mata pelajaran Bahasa Inggris sebab banyak di antara peserta belum paham dan bahkan tidak tahu sama sekali bahasa Inggris. Tentu ini menjadi sebuah fenomena yang harus mereka selesaikan. Tetapi, jangan kawatir mereka kan mempunyai lembaran soal Bahasa Inggris walaupun paketnya beda namun apa yang ada di dengar dari Tape tersebut diambil dari soal-soal yang telah dibagikan kepada mereka. Sehingga mereka sedikit mampu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan lewat tersebut. Tidak semua soal di dengarkan melalui Tape karena ada semacam wacana yang disajikan kemudian dijawab dengan beberapa soal.Dengan begitu ini sedikit membantu para peserta untuk menjawab soal-soal yang ada dilembar soal itu. Semua peserta mengikuti dengan teratur dan tenang seperti mata pelajaran sebelumnya. Mereka harus berusaha untuk mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di lembar soal Bahasa Inggris tersebut.
Satu jam telah berlalu banyak di antara mereka berusaha mencari jawaban lewat teman-teman mereka yang didekatnya baik yang ada di depan, samping dan belakang mereka. Namun, mereka juga harus berhati-hati sebab mereka di awasi oleh para pengawas dari sejumlah sekolah dan para pengawas yang di utus dari Makassar. Alfian misalnya teman seruangan Syam yang juga satu sekolah dari MA Muhammadiyah Tanetea menghadapi kesulitan dalam menjawab soal-soal yang ada di lembaran soal apalagi paketnya pun berbeda sehingga Ia harus betul-betul mandiri untuk berusaha menjawabnya. Waktu terus berjalan para peserta Ujian menjawab soal tersebut. Tak lama kemudian, waktu tinggal tiga puluh menit kesempatan untuk menjawab soal-soal yang ada di tangan mereka masing-masing. Dilain tempat juga sama mereka agak kesulitan juga menjawab soal mata pelajaran Bahasa Inggris sehingga ada yang hampir kedapatan mencuri jawaban dari dekatnya yang sama dengan paket mereka. Namun, untungnya mereka tidak ketahuan oleh pengawas sebab pengawas ketika itu sedang ada keluar dan ini dimanfaatkan oleh mereka yang ingin mencari jawaban dari soal yang dengan paket mereka. Ini sebenarnya fenomena klasik yang biasa terjadi dikalangan pelajar ketika Ujian Nasional sedang berlangsung. Tak jarang kita dapati dari media mereka melakukan itu karena mereka dalam keadaan terpaksa dan akhirnya mereka kedapatan oleh para pengawas dan biasanya ini dimuat di media elektronik dan media cetak.
Dua jam telah berlalu dan ini dirasakan oleh para peserta Ujian Nasional terasa singkat sekali walaupun di dalam ruangan penuh dinamika-dinamika dikalangan peserta dalam menjawab soal-soal Ujian Nasional. Mereka kemudian bergegas kembali ke rumah mereka masing-masing. Ada yang memakai kuda besi, mobil dan bahkan ada yang jalan kaki saja lantaran jarak antara Madrasah dengan rumah mereka tidak jauh dari Madrasah. Syam dan kawan-kawannya sendiri ada yang naik kuda besi(baca:motor), dan naik angkutan umum menuju rumah mereka. Begitu juga yang dialami oleh Risa kebetulan ia bersama dengan temannya berbarengan dengan naik motor untuk menuju rumah mereka. Para peserta Ujian Nasional menurut harapan guru-guru dan kepala sekolah untuk tetap semangat dalam menghadapi Ujian yang diberikan kepadanya demi untuk masa depan mereka.
Hari berikutnya mereka kembali untuk melakukan Ujian Nasional hingga selesai semua mata pelajaran yang diujiankan. Banyak dari kalangan siswa dan siswi melakukan sesuatu pasca Ujian Nasional ada yang pergi rekreasi, pulang kampung, ke kota berlibur, dan ada juga yang tidak pergi kemana-mana tetap di penjara rumahnya untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Risa sendiri membantu  kedua orang tuanya berkebun dan di sawah ladang. Di lain tempat, seperti Syam dan kawan-kawannya tetap pergi ke sekolah untuk mengisi waktu luang dan memang mereka sebenarnya pasca Ujian Nasional semua siswa dan siswi tetap pergi ke sekolah untuk diberikan arahan-arahan dan pencerahan untuk tetap berdoa dan berusaha agar mereka semua lulus dengan nilai yang memuaskan. Tetapi, terkadang juga sebaliknya ketika banyak siswa dan siswi yang tidak mampu melakukan itu semua seperti yang di tayang media televisi baik nasional dan swasta dan juga dari surat kabar dan majalah nasional. Banyak di antara mereka yang berurusan dengan petugas yang berpihak akibat dari tindakan mereka yang ceroboh pada saat Ujian Nasional berlangsung dan tentunya mereka membuat sekolah merea tercemar dan kepala sekolah mereka dimintai keterangan akibat dari perbuatan-perbuatan yang tidak semestinya dilakukan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar