Pagi-pagi buta sesudah shalat subuh Risa
berangkat ke tempat sekolah di sebuah kota. Sebab jarak rumah dan sekolahnya
berjauhan sekitar 3 km. Kebiasaan yang dilakukannya adalah bangun sekitar jam
empat untuk shalat lail dilanjutkan dengan menunggu datangnya subuh. Risa
adalah seorng perempuan yang taat dalam agamanya sehingga siapa saja yang
mengenalnya pasti akan tahu bahwa Risa adalah perempuan yang taat lagi menawan
bahkan Risa adalah salah satu bunga Desa yang ada di kampungnya.
Ibunya bernama Aminah dan ayahnya bernama
Fattah. Ibunya bekerja sebagai Ibu rumah tangga dan ayahnya adalah seorang
petani yang mengelola beberapa kebun dan sawah. Ketika Risa pulang dari sekolah
Risa membantu kedua orang tuanya di dapur dan juga membantu ayahnya yang berada
di kebun dan sawahnya.
Risa yang kini berada di kelas XII MA
Darul I’tishan Embo yang ada di Kabupaten Jeneponto, sangat antuasias mengikuti
mata pelajaran dan teman-temannya banyak yang bertanya kepadanya jika teman-temanya tidak tahu. Dan Risa
dengan ikhlas membantu mereka untuk menunjukkan jalan keluar dari masalah yang
di hadapi teman-temannya.
Salah satu teman yang selalu menemani
Risa adalah Rahmadani yang juga satu kelas dengannya. Sehingga dimana ada Risa
di situ ada Rahmadani yang selalu menemaninya. Sebenarnya bukan hanya Rahmadani
yang menjadi temannya tetapi di antara mereka ada Risna, Mirna ,Eka dan
lainnya.
Suatu ketika ada lomba antar sekolah yang
di adakan oleh Kementerian Agama Jeneponto dan yang pastinya semua instansi
pendidikan mengikuti lomba tersebut sebab lomba itu diadakan selain untuk
menjalin persahabatan dan silaturrahim antarsekolah juga di adakan untuk
memeriahkan HUT Kementerian Agama Jeneponto.
Salah satu sisswi yang diikutkan lomba
adalah Risa sendiri sebab Kepala Sekolah dan Guru-guru tahu Risa mempunyai
kecakapan dalam berpidato apalagi mempunyai suara yang merdu. Peserta dari
sekolah lain juga telah berdatangan dan salah seorang siswa dari MA
Muhammadiyah Tanetea terpesona akan kelincahan berpidato dan suara merdu dari
sang siswi Risa. Dengan nafas yang tidak beraturan Syam yang juga ikut lomba
dalam kegiatan tersebut pikirannya buyar akibat tersihir akan lawannya dari
sekolah lain.
Dengan langkah dan ritme yang pendek Syam
menuju Panggung untuk menampilkan bakatnya dihadapan para Juri dan semua
hadirin. Akhirnya Syam juga berhasil menghipnotis para Juri dan hadirin yang
hadir. Dan salah satu siswi yang juga diam-diam takjub akan kelincahan
berbicara dari seorang siswa yang bernama Syam berhasil merebut perhatian orang
banyak juga oleh Risa. Ketika Syam telah turun dari panggung para Juri dan
hadirin bertepuk tangan untuk memberikan semangat kepada semua peserta sebab
Risa dan Syam adalah peserta terakhir dari lomba Pidato dan Tilawatil Qur’an.
Beberapa hari kemudian semua kegiatan dan
lomba yang di tampilkan telah usai. Tentunya dinamika dalam lomba tersebut ada
yang menang, kalah, sedih, gembira dan bahkan ada yang kecewa akibat dari
kesalahan teknis yang dilakukan oleh Panitia Pelaksana kegiatan.
Saatnyalah tiba pembagian Piala dari
masing-masing sekolah yang ikut lomba untuk dibagikan kepada sekolah yang telah
memenangkan beberapa perlombaan dan yang keluar menjadi juara umum adalah MA
Muhammadiyah Tanetea diikuti oleh MA Darul I’tishan Embo dan juga tuan rumah
lomba kegiatan MAN Binamu yang berada diurutan ketiga. Dan peserta sekolah yang
lain juga berada diurutan selanjutnya seperi MA DDI Kassi, MA Ci’nong, MA
Muhammadiyah Bontoramba dan lain-lain.
Masing-masing membawa kemenangan piala
masing-masing. Dalam suasana suka cita tersebut Syam dan Risa sempat
bercakap-cakap di panggung untuk mengambil piala masing-masing dan anehnya
mereka juga sempat bertukaran nomor HP (Handphone). Banyak dari
siswa yang telah menebarkan senyum dan tepuk tangan meriah diikuti oleh semua
orang hadir untuk memberikan apresiasi kepada masing-masing pemenang.
Tak kala acara telah usai semua yang
hadir telah kembali ke rumah masing-masing sebab telah larut malam dan Panitia
Pelaksana masih sibuk dengan untuk membereskan semua perlengkapan dan
peralatan yang dipakai saat acara
berlangsung.
Suasana cerah para siswa kembali
beraktivitas di sekolah masing-masing yang juga dilakukan oleh Risa dan
kawan-kawannya. Ketika bel berbunyi semua siswa masuk ke kelas masing-masing
untuk menerima mata pelajaran. Dan guru yang mengajar dikelas sangat kagum dan
mengapresiasi atas apa yang di raih oleh Risa dan kawannya. Di tempat lain di
MA Muhammadiyah Tanetea juga menjadi buah bibir dari semua orang baik itu
Kepala Sekolah, guru dan juga siswa atas keberhasilan siswa yang berprestasi
dan membawa nama harum sekolah.
Risa dan kawan-kawannya pulang
berbarengan untuk menuju masing-masing ke rumah dengan jalan kaki. Dan mereka
akan melintasi bukit-bukit disekitar perkampungan yang akan dilewatinya. Tiga
puluh menit kemudian Risa dan kawan-kawannya tiba di rumah masing-masing. Rasa
penat dan peluh bercucuran membasahi jilbab besar yang dikenakan oleh Risa.
Sepulang dari sekolah Risa langsung ke ruang dapur memcari sesuatu yang bisa
dimakan untuk santap siang. Kebetulan segala menu makan siang telah siap di
meja makan. Akhirnya Risa makan dengan lahapnya sebab tak tahan lagi dengan
rasa laparnya ketika perjalanan pulang dari sekolah. Usai makan Risa istirahat
sejenak dan langsung pergi ke kamarnya untuk tidur siang. Namun, ternyata ada
yang mengusik tidur siangnya sebab dering hpnya berbunyi menandakan ada sms
masuk di hpnya. Isinya pun hanya singkat menanyakan tentang bagaimana
keadaannya. Selidik punya selidik yang mengganggu tidur siang adalah orang
menjadi pesaing ketika lomba pidato dan tilawatil Qur’an yang juga mempunyai
suara nan indah. Tak lain adalah ia salah satu siswa MA Muhammadiyah Tanetea
yang bernama Syam.
Diam-diam Syam sangat mengagumi seorang
wanita salehah dari sekolah lain yaitu di MA Darul I’tishan Embo. Sejak awal
ketika lomba diadakan Syam telah terpikat oleh wajah yang menawan dengan gaun
yang dipakainya apalagi memiliki talenta yang sangat luar biasa yang jarang
dimiliki oleh orang lain. Ketika Risa membuka hpnya ia biasa-biasa saja
menanggapinya walaupun akhirnya sms yang dikirimi padanya ia balas. Hatinya
membuncah ketika sms yang datang padanya adalah dari Syam. Sebab Risa juga
sangat mengagumi apa yang ada pada diri Syam yang memiliki janggut agak panjang
dan kumis yang tipis. Setelah membuka dan membaca sms dari Syam, Risa kembali
keperaduan dan mematikan hpnya agar tidunya tidak di ganggu lagi oleh Syam.
Malam segera tiba dan rembulan sedang
menampakkan terangnya meninari dunia malam dengan ditemani sang bintang yang
ada di atas langit. Risa mendongak ke atas langit dengan rasa syukurnya pada
Tuhan karena telah diberikan nikmat yang begitu banyak. Dan Risa teringat akan
Sabda Tuhan bahwa “Nikmat Tuhanmu yang manakah yang Engkau dustakan?.” Manusia
diberikan akal oleh Allah untuk senantiasa memikirkan segala tanda-tanda
kekuasaan Tuhan yang ada di alam jagat raya ini. Dengan begitu manusia akan
lebih dekat lagi dengan Tuhannya. Sebab manusia hanyalah hamba dan Tuhan adalah
sang Khaliq yang harus disembah oleh manusia itu sendiri.
Tak terkecuali oleh apa yang di rasakan
oleh Risa. Ia merasa sangat kecil kecil sekali di hadapan Tuhan ketika akan
memikirkan nikmat yang diberikan padanya dari Tuhan. Risa sadar betul bahwa
segala apa yang ada di dunia ini hanyalah milik Allah dan bahkan apa yang ada
pada dirinya hanyalah amanah dan titipan yang suatu waktu Allah akan
mengambilnya kembali.
Sembari memandang indahnya malam, Risa
seakan dikalahkan oleh matanya yang mulai bermata jepang alias sipit. Dan Risa
pun kembali kasurnya setelah menutup jendela kamarnya sebab keesokan harinya Ia
akan berjuang lagi mengarungi hidup untuk masa depannya yang cemerlang.
Kebiasaan Risa adalah bangun sekitar jam tiga dini hari untuk bermunajat kepada
Allah mendoakan kedua orang tuanya dan dirinya dan juga muslim dan muslimat
yang lain yang ada di seantero dunia ini. Risa pun bergegas menuju kamar kecil
untuk berwudhu di tengah dinginny angin dini hari. Dan Risa tidak mau kalah
untuk tetap bangkit dari kasur empuknya.
Shalat tahajjud yang dilakukan oleh Risa
di akhiri dengan salam menoleh ke kanan dan ke kiri . Risa melanjutkan
aktivitasnya dengan membaca Al-Qur’an yang menjadi pedoman dalam setiap
langkahnya. Risa membaca dengan penuh penghayatan dengan berusaha memahami isi
kandungan Al-Qur’an yang dibacanya. Sebab orang yang senantiasa membaca
Al-Qur’an akan menjadi syafaat di akhirat kelak bagi siapa saja yang membaca
Al-Qur’an sesuai dengan apa telah disabdakan oleh Rasul Allah Nabi Muhammad
saw.
Seperti biasanya Risa dengan pakaian
seragamnya telah siap untuk pergi ke sekolah setelah itu berpamitan dengan
kedua orang tuanya. Tak lama lagi Risa akan menghadapi Ujian Nasional di MA DDI
Kassi nanti. Segala persiapan telah disiapkan oleh guru dan kepala sekolahnya
untuk akjam pelajaran. Termasuk sekolah atau Madrasah yang lain terutama yang
ada di sekolah Syam. Syam sebagai seorang siswa yang uga sebagai ketua OSIS di
sekolahnya untuk menghendel teman-temannya untuk persiapan menghadapi Ujian
Nasional nanti. Semua itu dilakukan oleh Syam atas intruksi langsung dari
kepala sekolah dan guru-gurunya agar tetap tekun dan rajin dalam belajar serta
tidak banyak bermain ketika pulang dari sekolah.
Rasa was-was ini hampir semua siswa dan
siswi dihinggapinya sebab melihat tahun-tahun sebelumnya banyak yang mengalami
kegagalan dalam Ujian Nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah selama
beberapa hari. Dan bahkan jika melihat persentase baik dari media elektronik
seperti Televisi dan Radio serta dari media cetak seperti surat kabar, majalah,
tabloit dan lain-lain memberitakan bahwa banyak yang memiliki otak cerdas dan
berprestasi yang mengalami kegagalan dan bahkan berujung pada bunuh diri dan
lain sebagainy akibat dari ketidak lulusannya.
Inilah juga yang dirasakan oleh Risa dan
kawan-kawannya juga oleh Syam untuk tetap berusaha dan berdoa kepada Allah agar
segalany berjalan dengan baik sesuai dengan harapan para siswa dan guru-guru. Salah
satu langkah yang diambil pemerintah sebagai kebijakan adalah bahwa sebagian
nilai yang sekolah juga akan dipertimbangkan untuk masuk dalam nilai agar para
siswa dan semua elemen yang ada di sekolah agar kiranya tidak terlalu membebani
siswa dalam hal mata pelajaran. Sehingga Pemerintah senantiasa jugab berusaha
mengurangi angka kegagalan di dalam Ujian Nasional nanti.
Diberitakan juga bahwa banyak dari
kalangan Mahasiswa menggelar aksi dalam penolakan Ujian Nasional yang banyak
merenggut nyawa siswa dan kiranya Pemerintah menghapus saja Ujian Nasional
sebab sebab para siswa dan siswi telah belajar selama tiga lamanya dan hanya gagal
tidak lulus ketika mengikuti Ujian Nasional yang hanya dilakukan beberapa hari
saja.
Tentu ini menjadi sebuah isu dan wacana
yang sangat hangat di media elektronik dan media cetak apalagi masyarakat luas
telah mengetahui itu semua. Sehingga rasa kawatir juga dialami oleh sebagian
besar orang tua apabila dalam Ujian Nasional tersebut anak-anak mereka tidak
lulus. Apalagi orang tua memiliki anak yang cerdas dan memiliki nilai yang
tinggi di sekolahnya yang telah kehilangan anaknya yang membuat mereka merasa
trauma dan tambah kawatir akan semua itu. Dan tak bisa dipungkiri bahwa ada
yang mesti dilakukan oleh Pemerintah dan semua stakeholder yang ada terutama
dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk senantiasa memperbaiki sistem
pendidikan yang lebih mencerahkan lagi dan mengurangi angka kematian
siswa-siswi akibat dari Ujian Nasional yang telah menjadi program pemerintah
yang melegenda setiap tahun di adakan di seluruh pelosok negeri ini.
Hari yang dinantikan oleh semua siswa dan
guru-guru telah tiba waktunya. Ujian Nasional akan diadakan beberapa menit lagi
dan banyak dari kalangan siswa dari berbagai Madrasah telah berkumpul dalam
sebuah seremonial atau upacara untuk memberikan arahan-arahan dari kepala
sekolah tuan rumah pelaksana Ujian Nasional yakni Ujian Nasional di adakan di
MA DDI Kassi. Kepala sekolah berpesan kepada semua peserta Ujian Nasional agar
kiranya mengerjakan soal dengan cermat, tenang, teratur dan tepat dalam
mengerjakan soal-soal Ujian. Beliau juga menambahkan agar mengerjakan soal yang
lebih mudah dulu baru kemudian soal-soal yang dianggap sulit dalam menjawab
soal ujian tersebut.
Semua peserta Ujian Nasional
masing-masing masuk ke ruang kelas dan diikuti oleh pengawas dari sekolah dan
pengawas yang di datangkan dari Makassar dalam hal ini terutama pengawas dari
Kampus Universitas Hasanuddin. Kebetulan Ruangan Risa dan Syam bersebelahan
Risa di ruang kelas nomor 10 dan Syam berada di ruang nomor 5. Hari pertama
Ujian Nasional dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Semua
peserta ujian mengerjakan soal dengan tenang sesuai dengan pesan yang
disampaikan kepada mereka untuk tetap teratur dalam mengerjakan soal-soal yang
diujiankan.
Masing-masing dari mata pelajaran yang
diujiankan waktunya dua jam dengan waktu istirahat Cuma dua puluh menit. Dua
jam telah selesai semua peserta Ujian Nasional kemudian menyerbu kantin setelah
berperang di ruang kelas dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Risa,
Rahmadani, Risna, Mirna dan Eka tidak semua satu ruangan Risa bersama Rahmadani
dan ketiga temannya yang lain seperti Risna, Mirna dan Eka berada di ruang
nomor 9. Dengan penuh rasa percaya diri Risa dan Rahmadani sehabis mengerjakan
soal-soal yang menguras pikiran dan tenaga merasa lega ketika semua soal telah
dikerjakannya walaupun dalam menjawab soal ada kesulitan yang dihadapi. Namun,
tidak menyurutkan niatnya untuk bisa menjawab soal-soal Ujian Nasional.
Dilain kesempatan Syam ditemani kawannya
juga sedang berada di kantin untuk mengisi perutnya yang sedang keroncongan bahkan
salah satu teman Syam, Risal namanya hampir tidak bisa menjawab semua soal yang
berikan padanya apalagi paket soal berbeda-beda antara satu dengan lainnya
yakni sebanyak empat paket soal dan masing-masing paket soalnya acakan.
Untungnya Risal dibantu oleh Syam dalam yang sesingkat-singkatnya dan dalam
tmpo yang relatif pendek. Akhirnya mereka semua bisa menyelesaikan soal. Tak
lama kemudian bel berbunyi menandakan waktu istirahat telah selesai dan
diharapkan semua peserta Ujian Nasional untuk kembali ke ruang kelas
masing-masing. Selanjutnya mereka akan menerima soal bahasa Inggris dan juga mereka
akan mendengarkan Tape yang telah disediakan masing-masing sebab dalam soal
tersebut ada soal speaking dengan mendengar langsung dari Tape tersebut.
Ini merupakan hal yang agak sulit
dilakukan oleh peserta Ujian Nasional menjawab soal mata pelajaran Bahasa
Inggris sebab banyak di antara peserta belum paham dan bahkan tidak tahu sama
sekali bahasa Inggris. Tentu ini menjadi sebuah fenomena yang harus mereka
selesaikan. Tetapi, jangan kawatir mereka kan mempunyai lembaran soal Bahasa
Inggris walaupun paketnya beda namun apa yang ada di dengar dari Tape tersebut
diambil dari soal-soal yang telah dibagikan kepada mereka. Sehingga mereka sedikit
mampu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan lewat tersebut. Tidak semua soal
di dengarkan melalui Tape karena ada semacam wacana yang disajikan kemudian
dijawab dengan beberapa soal.Dengan begitu ini sedikit membantu para peserta
untuk menjawab soal-soal yang ada dilembar soal itu. Semua peserta mengikuti
dengan teratur dan tenang seperti mata pelajaran sebelumnya. Mereka harus
berusaha untuk mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di lembar soal
Bahasa Inggris tersebut.
Satu jam telah berlalu banyak di antara
mereka berusaha mencari jawaban lewat teman-teman mereka yang didekatnya baik
yang ada di depan, samping dan belakang mereka. Namun, mereka juga harus
berhati-hati sebab mereka di awasi oleh para pengawas dari sejumlah sekolah dan
para pengawas yang di utus dari Makassar. Alfian misalnya teman seruangan Syam
yang juga satu sekolah dari MA Muhammadiyah Tanetea menghadapi kesulitan dalam
menjawab soal-soal yang ada di lembaran soal apalagi paketnya pun berbeda
sehingga Ia harus betul-betul mandiri untuk berusaha menjawabnya. Waktu terus
berjalan para peserta Ujian menjawab soal tersebut. Tak lama kemudian, waktu
tinggal tiga puluh menit kesempatan untuk menjawab soal-soal yang ada di tangan
mereka masing-masing. Dilain tempat juga sama mereka agak kesulitan juga
menjawab soal mata pelajaran Bahasa Inggris sehingga ada yang hampir kedapatan mencuri
jawaban dari dekatnya yang sama dengan paket mereka. Namun, untungnya mereka
tidak ketahuan oleh pengawas sebab pengawas ketika itu sedang ada keluar dan
ini dimanfaatkan oleh mereka yang ingin mencari jawaban dari soal yang dengan
paket mereka. Ini sebenarnya fenomena klasik yang biasa terjadi dikalangan
pelajar ketika Ujian Nasional sedang berlangsung. Tak jarang kita dapati dari
media mereka melakukan itu karena mereka dalam keadaan terpaksa dan akhirnya
mereka kedapatan oleh para pengawas dan biasanya ini dimuat di media elektronik
dan media cetak.
Dua jam telah berlalu dan ini dirasakan
oleh para peserta Ujian Nasional terasa singkat sekali walaupun di dalam
ruangan penuh dinamika-dinamika dikalangan peserta dalam menjawab soal-soal
Ujian Nasional. Mereka kemudian bergegas kembali ke rumah mereka masing-masing.
Ada yang memakai kuda besi, mobil dan bahkan ada yang jalan kaki saja lantaran
jarak antara Madrasah dengan rumah mereka tidak jauh dari Madrasah. Syam dan
kawan-kawannya sendiri ada yang naik kuda besi(baca:motor), dan naik angkutan
umum menuju rumah mereka. Begitu juga yang dialami oleh Risa kebetulan ia
bersama dengan temannya berbarengan dengan naik motor untuk menuju rumah
mereka. Para peserta Ujian Nasional menurut harapan guru-guru dan kepala
sekolah untuk tetap semangat dalam menghadapi Ujian yang diberikan kepadanya
demi untuk masa depan mereka.
Hari berikutnya mereka kembali untuk
melakukan Ujian Nasional hingga selesai semua mata pelajaran yang diujiankan.
Banyak dari kalangan siswa dan siswi melakukan sesuatu pasca Ujian Nasional ada
yang pergi rekreasi, pulang kampung, ke kota berlibur, dan ada juga yang tidak
pergi kemana-mana tetap di penjara rumahnya untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Risa sendiri membantu kedua
orang tuanya berkebun dan di sawah ladang. Di lain tempat, seperti Syam dan
kawan-kawannya tetap pergi ke sekolah untuk mengisi waktu luang dan memang
mereka sebenarnya pasca Ujian Nasional semua siswa dan siswi tetap pergi ke
sekolah untuk diberikan arahan-arahan dan pencerahan untuk tetap berdoa dan
berusaha agar mereka semua lulus dengan nilai yang memuaskan. Tetapi, terkadang
juga sebaliknya ketika banyak siswa dan siswi yang tidak mampu melakukan itu
semua seperti yang di tayang media televisi baik nasional dan swasta dan juga dari
surat kabar dan majalah nasional. Banyak di antara mereka yang berurusan dengan
petugas yang berpihak akibat dari tindakan mereka yang ceroboh pada saat Ujian
Nasional berlangsung dan tentunya mereka membuat sekolah merea tercemar dan
kepala sekolah mereka dimintai keterangan akibat dari perbuatan-perbuatan yang
tidak semestinya dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar