Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Senin, 23 November 2015

SECERCA HARAPAN


Pagi yang indah memberi semangat baru Mentari kembali menampakkan sinarnya di ufuk timur. Semua orang pergi ke sawah ladang bagi para petani, ada yang ke sekolah baik siswa-siswi maupun guru dan dan pegawai untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Semua orang lalu lalang di depan rumah Risa yang sedang menyapu halaman rumah. Terlihat pak Agus dari dalam rumah juga ingin pergi ke kebun untuk membersihkan rumput-rumput liar yang mengganggu tanaman tomat dan lombok.
“Risa beri tahu Anna untuk membantumu menyapu halaman ini” seru Pak Agus sambil berlalu ke jalan menuju kebun. “Iya Paman nanti saya sampaikan, lagian ia masih bermesraan dengan bantalnya”. Sahut Risa
Ibu Aisyah datang dari rumah sebelah karena ada urusannya kemudian berkata, “mana Anna?” ujar Ibu Aisyah
“Masih tidur Bu” jawab Risa
“Kok masih tidur ini kan sudah pagi, ayo bangunkan dulu” Jawab Ibu Aisyah lagi.
Risa kemudian menyimpan sapunya dan melangkah masuk ke kamar untuk membangunkan Anna. Risa kemudian membangunkan Anna yang masih terlelap dalam tidurnya. Anna biasanya mencuci piring dan peralatan dapur setiap paginya jika malamnya belum ia cuci.
“Masih ngantuk kak,” ucap Anna yang masih di pembaringannya.
“Ayo bangun, nanti rezekinya di patok burung” Risa menimpali dengan agak keras.
“Ia deh kak, Aku bangun” Jawab Anna lagi dengan muka murung.
Risa lalu bergegas menyelesaikan tugasnya di halaman rumah untuk menyapa sebab dari tadi belum kelar-kelar. Untung tinggal sedikit dan setelah itu, Risa akan memasak nasi untuk sarapan pagi.
“Kak, bisa minta tolong, pliiisss, bisa yach kak” rayu Anna ke Risa
“Kalau Aku nggak mau” Jawab Risa
“Masa, kakak nda sayang mha adeknya” jawab Anna lagi.
“Pokoknya Aku nggak mau bantu” sambil berlalu meninggalkan Anna yang mencuci piring.
“Kalau kakak nda mau bantu, iya nda apa-apa” seru Anna.
“Emang Gue Pikirin”, sahut Risa lagi
 Risa melanjutkan untuk memasak nasi sementara Anna masih berkutat dengan sabun dan cucian yang melimpah. Sebenarnya Anna ke pengen di bantu cuci piring, sebab ia akan pergi ke sekolah setelah sarapan pagi dan ia harus cepat ke sekolah dan kebetulan hari itu adalah hari senin. Dan Risa juga tahu bahwa itu hanyalah akal-akalan Anna supaya dibantu lagi mencuci piring. Hampir setipa hari Anna dibantu oleh kakaknya untuk cuci piring. Dan hari itu, ia ingin agar Anna mengerjakan pekerjaannya sendiri. Risa juga ketika itu memasak dan menggoreng tempe dan memasaka sayur. Wajar saja Risa menolak untuk membantu Anna karena ia juga ingin menyelsaikan pekerjaannya.
Semua sarapan pagi telah siap, nasi, sayur, tempe goreng campur kecap dan lainnya siap sedia di meja makan. Risa, Anna, Ibu Aisyah dan kedua adik Anna.
“Wah, kak Risa memang hebat masak tidak seperti kak Anna yang kalau masak biasanya gosong” ujar Alam di sela-sela makan pagi.
“Ia memang kak Risa enak masakannya” Jawab Anna sedikit kecewa dengan adiknya Alam.
“Sudah-sudah, tidak bagus banyak cerita jika sementara makan” Ibu Aisyah melerai.
Risa diam saja mendengar sepupunya dan Tantenya bercerita.
Biasanya Pak Agus tidak makan bersama dengan mereka sebab ia cepat sekali makan. Dan kadang-kadang juga makan bersama dengan mereka.
Anna dan kedua adiknya berangkat ke sekolah.
“Saya pamit dulu bu” pamit Anna sambil menjulurkan tangannya untuk mencium tangan Ibunya diikuti kedua adiknya.
Risa masih di dalam rumah membereskan piring dan sisa-sisa makanan dan membersihkan piring dan yang lainnya.

Risa berharap untuk sepupunya agar tetap melanjutkan studi ketika mereka telah selesai di SMK. Begitupun kedua adik Anna agar bisa meraih cita-citanya kelak. Sebab Risa setelah selesai dari MA, tidak dapat melanjutkan kuliahnya dan sekarang ia tinggal saja di rumah. Terkadang ia juga merasa bosan tinggal di rumah terus dan belum mendapatkan pekerjaan selepas selesai dari Madrasah tempat ia menimba ilmu. Ia rencananya akan ke Makassar mencari pekerjaan dan akan tinggal di rumah kakaknya yang ada di Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar