Pagi
yang indah memberi semangat baru Mentari kembali menampakkan sinarnya di ufuk
timur. Semua orang pergi ke sawah ladang bagi para petani, ada yang ke sekolah
baik siswa-siswi maupun guru dan dan pegawai untuk melaksanakan tugasnya masing-masing.
Semua orang lalu lalang di depan rumah Risa yang sedang menyapu halaman rumah. Terlihat
pak Agus dari dalam rumah juga ingin pergi ke kebun untuk membersihkan
rumput-rumput liar yang mengganggu tanaman tomat dan lombok.
“Risa
beri tahu Anna untuk membantumu menyapu halaman ini” seru Pak Agus sambil
berlalu ke jalan menuju kebun. “Iya Paman nanti saya sampaikan, lagian ia masih
bermesraan dengan bantalnya”. Sahut Risa
Ibu
Aisyah datang dari rumah sebelah karena ada urusannya kemudian berkata, “mana
Anna?” ujar Ibu Aisyah
“Masih
tidur Bu” jawab Risa
“Kok
masih tidur ini kan sudah pagi, ayo bangunkan dulu” Jawab Ibu Aisyah lagi.
Risa
kemudian menyimpan sapunya dan melangkah masuk ke kamar untuk membangunkan
Anna. Risa kemudian membangunkan Anna yang masih terlelap dalam tidurnya. Anna
biasanya mencuci piring dan peralatan dapur setiap paginya jika malamnya belum
ia cuci.
“Masih
ngantuk kak,” ucap Anna yang masih di pembaringannya.
“Ayo
bangun, nanti rezekinya di patok burung” Risa menimpali dengan agak keras.
“Ia
deh kak, Aku bangun” Jawab Anna lagi dengan muka murung.
Risa
lalu bergegas menyelesaikan tugasnya di halaman rumah untuk menyapa sebab dari
tadi belum kelar-kelar. Untung tinggal sedikit dan setelah itu, Risa akan
memasak nasi untuk sarapan pagi.
“Kak,
bisa minta tolong, pliiisss, bisa yach kak” rayu Anna ke Risa
“Kalau
Aku nggak mau” Jawab Risa
“Masa,
kakak nda sayang mha adeknya” jawab Anna lagi.
“Pokoknya
Aku nggak mau bantu” sambil berlalu meninggalkan Anna yang mencuci piring.
“Kalau
kakak nda mau bantu, iya nda apa-apa” seru Anna.
“Emang
Gue Pikirin”, sahut Risa lagi
Risa melanjutkan untuk memasak nasi sementara
Anna masih berkutat dengan sabun dan cucian yang melimpah. Sebenarnya Anna ke
pengen di bantu cuci piring, sebab ia akan pergi ke sekolah setelah sarapan
pagi dan ia harus cepat ke sekolah dan kebetulan hari itu adalah hari senin.
Dan Risa juga tahu bahwa itu hanyalah akal-akalan Anna supaya dibantu lagi
mencuci piring. Hampir setipa hari Anna dibantu oleh kakaknya untuk cuci
piring. Dan hari itu, ia ingin agar Anna mengerjakan pekerjaannya sendiri. Risa
juga ketika itu memasak dan menggoreng tempe dan memasaka sayur. Wajar saja
Risa menolak untuk membantu Anna karena ia juga ingin menyelsaikan
pekerjaannya.
Semua
sarapan pagi telah siap, nasi, sayur, tempe goreng campur kecap dan lainnya
siap sedia di meja makan. Risa, Anna, Ibu Aisyah dan kedua adik Anna.
“Wah,
kak Risa memang hebat masak tidak seperti kak Anna yang kalau masak biasanya
gosong” ujar Alam di sela-sela makan pagi.
“Ia
memang kak Risa enak masakannya” Jawab Anna sedikit kecewa dengan adiknya Alam.
“Sudah-sudah,
tidak bagus banyak cerita jika sementara makan” Ibu Aisyah melerai.
Risa
diam saja mendengar sepupunya dan Tantenya bercerita.
Biasanya
Pak Agus tidak makan bersama dengan mereka sebab ia cepat sekali makan. Dan
kadang-kadang juga makan bersama dengan mereka.
Anna
dan kedua adiknya berangkat ke sekolah.
“Saya
pamit dulu bu” pamit Anna sambil menjulurkan tangannya untuk mencium tangan
Ibunya diikuti kedua adiknya.
Risa
masih di dalam rumah membereskan piring dan sisa-sisa makanan dan membersihkan
piring dan yang lainnya.
Risa
berharap untuk sepupunya agar tetap melanjutkan studi ketika mereka telah
selesai di SMK. Begitupun kedua adik Anna agar bisa meraih cita-citanya kelak.
Sebab Risa setelah selesai dari MA, tidak dapat melanjutkan kuliahnya dan
sekarang ia tinggal saja di rumah. Terkadang ia juga merasa bosan tinggal di
rumah terus dan belum mendapatkan pekerjaan selepas selesai dari Madrasah tempat
ia menimba ilmu. Ia rencananya akan ke Makassar mencari pekerjaan dan akan
tinggal di rumah kakaknya yang ada di Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar