Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Rabu, 10 Mei 2017

IDEOLOGI YANG TERGADAIKAN

Sandi Ibnu Syam
(Ketum PD IPM Jeneponto)
Judul di atas nampaknya bagi penulis ada kegelisahan, resah, kecewa atau apalah namanya itu yang jelas semua hampir tak bisa dipungkiri. Apa yang selama ini tertanam dalam pikiran, hati itu semua menjadi sirna dalam sekejap saja. Ya.. sirna saja perjuangan itu jika hanya sebagian yang betul-betul ingin memperjuangkannya. Ideology yang tergadai seakan rapuh, keropos tak mempunyai nilai apa-apa. Itu semua karena ada kepentingan-kepentingan sesaat. Apakah karena jabatan, kekuasaan, uang, atau semacamnya. Saat ini telah kurang yang ingin meraih sebuah kebahagiaan dengan jalan yang benar tetapi yang terjadi adalah ingin meniti jalan kebaikan dengan kebatilan. Tentu itu menjadi sebuah tanda tany besar bagi kita semua. Harapan itu kembali sirna. Apalah gunanya retorika yang yang mampu menggugah audiens tetapi dibalik semua itu hanyalah omong kosong belaka. Omong kosong dengan semua itu tak ada gunanya.
Aduh kasihan perih hati ini. Baper (bawa perasaan) deh. Namun kucoba untuk tegar kembali. Ini hanyalah bagaimana kita mampu mengolah hati dari rasa benci menjadi cinta, dari kusut menjadi plong kembali. Apa yang ada dalam tulisan ini hanyalah semua refleksi perenungan dan memuntahkan rasa kekecewaan itu. Apalah dayaku, lidahku keluh tak ingin lagi bicara, tak ingin berkata-kata dengan lantang bahwa wahai kalian yang selama ini mengagung-agungkan ideology itu. Kalian kemanakan ideology itu hingga tergadai. Tak habis pikir mengapa itu sering terjadi di negeri ini.

Ada satu kata yang mampu memaknai dari semua rententan kejadian yang terjadi selama ini yaitu kata “konstalasi”. Sampai detik ini kata konstalasi sering bertentuman di telingaku. Dan anehnya kata itu sampai saat ini saya belum tahu artinya. Konstalasi yang terbangun hari ini saya yakin dan percaya bahwa awal dari niatnya ada yang tidak beres dalam mengawal konstalasi tersebut. Jika demikian apalah arti dari sebuah pemaknaan tanpa pemahaman yang jelas apalagi ideology ini runtuh seketika.

Semoga di sore hari ini diselimuti angin sepoi-sepoi di sebuah gedung kampus di Jeneponto mampu menjawab kegundahan hatiku. Jika aku pernah dirundung rindu dengan kekasih tercinta yang telah pergi dengan hati yang pilu tak sembuh dari kemalangan. Tetapi ini lebih sadis dan bisa dikatakan tak termaafkan. Aku hanya satu diantara sekian banyak orang dikecewakan. Tetapi sekali lagi apalah dayaku. Saya mampu mengungkapkan itu lewat tulisan. Untungnya itu tips ibunda Siti Rimang” dari bukunya yang berjudul “menulis seindah bernyanyi”, beliau adalah dosen saya ketika semester empat dan waktu itu memberikan arahan dan motivasi dalam menulis. Lagi-lagi semoga itu mampu terwakilkan dari apa yang saya rasakan saat ini. Saya hanya tak habis pikir mengapa demikian terjadi lagi.

Hingga detik ini hatiku semakin tak menentu saya merasa ada ganjil dari semua rentetan kejadian selama beberapa hari ini. Biarlah semua orang tahu bahwa ini masih jauh dari harapan kita bersama. Saya yang tadinya gerah karena kepanasan namun itu hampir berangsur-angsur hilang akibat cuaca bersahabat sekali denganku. Entahlah kulihat juga rerumputan bergoyang dan menari-nari dengan indahnya. Tetapi itu semua belum mampu menjawab semua pertanyaan-pertanyaanku.

Dari kejauhan saya mendengar lantunan ayat Al-Qur’an dengan murattal dari menara sebuah Masjid yang dipasangi speaker semoga itu dapat mengurangi kegundahan hatiku. Alamak, mengapa cepat sekali dimatikan saya masih ingin mendengarnya. Tetapi apalah dayaku saya tak berada di Masjid sebelah. Suasana sore ini kampus ini begitu lengang, namun masih ada beberapa Mahasiswa yang beraktivitas kalau tidak salah dari AMPALA (Aksi Mahasiswa Pecinta Alam) YAPTI TURATEA Jeneponto. Kampus ini berada tepat di persimpangan jalan Provisi yang beralamat di Belokallong no.1 jika saya tidak melihat apa yang pernah tertera di pintu gerbang kampus ini.

Saya terus berusaha menenangkan hati dan pikiran agar tidak terpenjara serta tidak dipengaruhi oleh syaithan yang berwujud iblis atau jin. Mudah-mudahan. Apa yang ada dalam tulisan ini hanyalah sebuah pengejewantahan apa yang selama ini terjadi. Keikhlasan itu susah terwujudkan dalam setiap langkah dan aktivitas apa yang kita kerjakan. Sebisa mungkin keraguan itu dihilangkan sebab semua itu awal dari kegagalan. Kata Bang Lawa (Muh. Syahrir Sarea) tidak ada kata gagal dan mengeluh. Nampaknya mudah terucap di lisan kita tetapi realisasi dari kalimat tersebut susah sekali diwujudkan. Masih Bang Lawa beliau pernah berucap kepadaku saat berdiskusi denganku, Bang Lawa bersabda, “saya tidak terlalu memerlukan hasil tetapi yang perlu itu adalah proses dalam stiap pergerakan dan aktivitas yang kita lakukan. Saya dengan takzim menyimak sabda-sabda Bang Lawa dengan takjub dan tergugah hatiku. Boleh jadi itu cerminan dari kepribadian Bang Lawa setiap melontarkan sabda-sabdanya. Satu lagi Bang Lawa pernah berucap “saya jika dibenci dengan seseorang lantas apa yang saya lakukan itu sebuah kebenaran maka tunggu akan ada sesuatu yang terjadi”. Mantap itu adalah sebuah prinsip yang harus ditegakan.

Kayaknya ada yang terlupakan, Bang Haspian mengapa lama sekali. Saya sudah lama menunggu di ruangan 2 sebuah kelas Mahasiswa tetapi hanya bangku yang tak beraturan ditambah sampah berserakan dimana-mana. Kata orang bijak, orang sabar disayang Tuhan. Entah mengapa kalimat ini sering dilontarkan oleh siapa saja jika kesabarannya tidak ada lagi. Hal itu hampir kena dengan saya atas kata bijak tadi. Daripada saya lama menunggu. Lebih baik saya menulis saja agar terbiasa menuliskan kisah perjalanan hidupku. Kata Bang Beni Pramula dalam bukunya, Mengukir Sejarah Merawat Peradaban beliau berucap dengan lantang bahwa sejarah adalah apa yang kita torehkan hari ini untuk generasi mendatang, menulisnya dengan tinta emas atau catatan kelam. Ngerih juga yach ucapan dari Mantan DPP IMM Periode 2012-2014. Kalimat tersebut sejalan dengan apa yang pernah dilontarkan oleh Bapak Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Edi Irate, SH, MM. beliau bersabda, berbuatlah saja dulu hasilnya nanti kami lihat. Kayak Nabi Muhammad saw dalam setiap haditsnya yang diriwayatkan oleh pecinta hadits seperti Imam Bukhari, Imam Muslim Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan lain lainnya. Dalam buku hadits mereka terjemahan Indonesia selalu ada kata “Sabda”.

Bang Lawa baru-baru ini kembali bersabda, saya ingin membuat history bahwa kita pernah berangkat bersama dan history itu suatu saat nanti menjadi lembaran-lembaran yang kita jalani saat ini itu terbuka dan ketika semua itu terbuka ada saya, Sandi, Haspian. Oleh karena itu, untuk memulai semua itu kemana kita akan melangkah, dengan siapa kita melangkah, apa yang kita bawa kesana dan apa tujuan kita. Betul sekali Bang Lawa, saya ingin menambahkan bahwa saya ingin membuat sejarah atau history dengan tinta emas bukan dengan catatan kelam. Harapku sih gitu.
Kulihat Bang Ketua (Haspian) telah keluar dari persembunyiannya. Tak lama kemudian Pak Sek (Hafid, Sekretaris IMM Jeneponto) tiba-tiba datang kemudian bertemulah masing-masing pucuk pimpinan. Saya menoleh kemudian kembali focus di depan Buku elektronikku yang berwarna putih usianya telah memasuki 11 tahun. Alamak, ternyata benda ini sudah berumur 11 tahun. Tak kusangka dan tak kuduga. Tetapi satu hal harus Anda sekalian tahu ya bahwa buku elektronikku ini yang telah membuatku mampu menciptakan sejarah dalam hidupku. Walau saya tahu buku eletronikku ini baru menemani saya selama tiga tahun terakhir ini. Pantesan sering membuat kepalaku pusing dibuatnya karena LCD-nya bermasalah dan juga fleksibelnya juga ikut bermasalah. Saat menulis tulisan ini saja saya dibuat repot lagi. Tetapi tidak mengapa yang terpenting ia masih setia dimanapun saya berada NB (Notebook) ini selama ada.

Dari kejauhan saya mendengar mereka bercakap-cakap dengan santai tentang persiapan Wisuda mereka yang sempat tertunda dan masih ada beberapa administrasi yang belum selesai. Itu urusan kampus mereka jadi wajar mereka harus terus menanti hingga waktu itu tiba. Ya iyalah, masa ia dong. Mereka sangat menanti akan diwisuda. Saya dapat bocoran bahwa mereka akan diwisuda di Gedung Sipitangarri. Bolehlah bisa muat tiga ratusan orang.  Entah apa yang terjadi sehingga mereka yang dari tahun lalu menurut kalender akademik lulus dan wisuda. Eh nyatanya tahun ini baru ada rencana tersebut. Kulihat dari tadi tampak beberapa orang sedang berkumpul dengan tiga barisan teratur di pandu beberapa orang di depannya sambil bernyanyi lagu Indonesia Raya dan lagu lainnya yang mirip nadanya dengan Lagu Partai Nasdem. Dan tahukah Anda itu lagu Mars Kampus YAPTI yang dinyanyikan oleh sekelompok paduan suara persiapan Wisuda. Suara mereka ibarat burung yang berkicau menyambut datangnya senja yang berbeda-beda sambil melangkah kesamping dan ke depan.

Oh iya saya sudah tahu sedikit tentang makna “konstalasi”. Saya ambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “konstalasi”. /kon·ste·la·si/ /konstélasi/ n 1 kumpulan orang, sifat, atau benda yang berhubungan; 2 keadaan, tatanan: -- politik di Eropa; 3 bangun; bentuk; susunan; kaitan; 4 gambaran; keadaan yang dibayangkan: dalam negara demokratis, pemerintah sedapat mungkin mencerminkan -- kekuatan yang ada dalam masyarakat. Kata “konstalasi” ini tadi menurut etimologi (bahasa). Sedangkan menurut terminology “konstalasi” saya tambahkan satu kata “politik” agar lebih mengerucut apa yang menjadi tulisan saya ini. Jadi, “konstalasi politik” mempunyai 10 kata terkait yakni sebagai berikut:
1.    Poliitik
Berasal dari bahasa Yunani polisteia. Polis berarti kota/Negara kota yaitu kesatuan masyarakat yang mengurus dirinya sendiri dan teia artinya urusan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan yang menyangkut kepentingan dari se-kelompok masyarakat atau Negara. Selanjutnya beberapa pandangan politik diantaranya: 1) usaha yang ditempuh warga negara untuk membicarakan dan mewujudkan kehidupan bersama segala hal yang berkaitan dengan negara dan pemerintah 2) segala kegiatan untuk memperoleh dan mempertahankan ke-kuasaan 3) segala kegiatan untuk merumuskan dan melaksanakan ke-bijakan publik atau masyarakat umum 4) suatu konflik dalam rangka mencari dan mempertahankan dari sumber-sumber yang penting 5) kegiatan yang berkaitan dengan masalah siapa mendapat apa, kapan, dan bagaimana.

2.    Konstalasi Politik
Bentuk bangunan politik atau keadaan dan perkem-bangan kehidupan politik
3.    Politik Etis
Politik balas budi yang dilakukan oleh Belanda kepada Indonesia meliputi tiga hal yaitu edukasi (bidang pendidikan), irigasi (bidang pengairan atau pertanian) dan trans-migrasi (perpindahan penduduk). Pada pelak-sanaannya politik etis mengalami penyim-pangan dengan ditujukan hanya untuk kepentingan Belanda sendiri.
4.    Politik Lebensraum
Politik yang dijalankan oleh Adolf Hitler dengan cara mencari daerah ruang hidup yang lebih luas untuk dikuasai.
5.    Politik Adingadigung
Politik kekuasaan yang dijalankan secara arogan dan sewenang-wenang, bersikap sombong dan anti kritik. Istilah ini ditujukan kepada Soeharto, penguasa orde baru selama 32 tahun.
6.    Politik Aliansi
Politik mencari kawan negara setelah terjadi perang dunia II yang akhirnya memuculkan blok-blok.
7.    Politik bermuka dua
Politik yang berupa siasat dengan memperlihatkan sifat tidak jujur karena ingin mendapat keuntungan dari dua belah pihak yang sedang bersengketa. Siasat politik ini ditujukan untuk meraih simpati dari kedua belah pihak sekaligus mendapat keuntungan dari keduanya.
8.    Politik daging sapi
Politik tawar-menawar me-ngenai jabatan kekuasaan atau kursi menteri dalam kabinet. Biasanya, hal ini dilakukan bila terjadi koalisi antar partai untuk membentuk pemerintahan yang kuat.
9.    Politik isolasi
Politik menutup diri yang pernah diterapkan oleh Jepang untuk menolak pengaruh asing, agama asing dan menyatakan wilayah Jepang tertutup bagi orang asing serta orang Jepang dilarang bepergian ke luar negeri.
10. Politik Mercusuar
Politik yang dijalankan pada masa Soekarno yang lebih mementingkan keme-gahan dan kehebatan Indonesia yang ditun-jukkan kepada dunia luar negeri atau dunia internasional. Contohnya pembangunan Gelora Senayan yang menelan biaya yang sangat mahal.

Saya yakin dan percaya di anatara semua sepuluh macam konstalasi politik di atas yang menyerupai apa yang selama ini terjadi beberapa hari ada yang pas dan sesuai dengan apa konstalasi yang terjadi. Jika di perpipaan air dan lampu ada yang dinamakan “instalasi” yang mempunyai makna jalur atau alur setiap yang dilewati air atau aliran listrik tersebut. Sedangkan “konstalasi” sendiri itu adalah jalur atau alur yang ditempuh seseorang dalam menggapai apa yang dicita-citakannya.

Sehubungan dengan itu maka ideology yang selama ini dibangun dari pondasi kuat akhirnya tumbang juga akibat tergadaikan dengan rupiah. Serendah itukah kita lantas kita ingin mengambil tanpa pemikiran yang matang atau malah sebaliknya. Bolehlah kita miskin harta tetapi jangan pernah miskin harga diri dan kehormatan kita kepada orang lain. Kita terkadang mudah goyah karena kita sementara terpojokkan atau apapun itu. Ideology harus tetap terjaga apapun yang terjadi tentunya dengan memohon kepada Tuhan semesta alam. Sekali lagi mari bangun kembali pondasi itu dengan mengambil ibrah dari apa yang telah terjadi. Toh kita tidak akan mungulang semua apa yang kita lakukan dari kemarin-kemarin tetapi bagaimana kita semua mampu bermuhasabah dan hijrah menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Perlu diingat semua itu tidaklah mudah seperti membalikkan telaapak tangan kita perlu usaha keras dan tekun serta keuletan kita dalam mengambil langkah-langkah strategis dan mengambil peran-peran strategis untuk masa depan yang lebih cerah dan mencerahkan sebagai pencerahan untuk kita semua. Itu kita mulai dari masing-masing individu. Akhirnya sudah mau maghrib ini saya dan Bang Ketua ingin bergeser ke rumah Bang Lawa mengambil kompor milik keluarga Bang Ketua Haspian. Kami pun bergegas menuju rumah Bang Lawa dengan menaiki kuda besi berwarna hitam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar