Kata Mutiara

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu

Kamis, 19 Oktober 2017

DAMPINGI AKU



 
Sandi Ibnu Syam
Kata di atas pertama kali diperkenalkan oleh Muhammad Sultan Faisal dalam materi Pelatihan Kader Dasar Taruna melati I yang dilaksanakan pada 14-18 Muharram yang bertepatan pada tanggal 4-8 Oktober 2017. Materi Dampingi Aku bertujuan untuk mendampingi semua peserta pada saat selesai waktu shalat lima waktu selama pelatihan ini yang didampingi langsung oleh seorang Imamah dan co-Imamah. Dengan metode ini peserta akan lebih didekatkan bagaimana seharusnya beribadah menurut hasil putusan tarjih yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selanjutnya, materi ini akan dikolaborasikan dengan materi lain yang sepadan dengan materi dampingi Aku. Dari dampngi Aku, saya termotivasi untuk menulis dengan membuat sebuah program baru yakni “Dampingi Aku” di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Balebo ini.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah mengenal yang namanya Fasilitator yang mempunyai tugas melakukan pendampingan kepada peserta yang telah selesai melakukan pelatihan dasar, Muda, Madya dan Paripurna dan Utama yang menjadi program utama Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang terdapat system perkaderan IPM. Secanggih apapun kemajuan di bidang teknologi peran Fasilitator dan pendamping tetap penting dan tidak pernah tergantikan. Sebagai role model, fasilitator dan pendamping dituntut untuk memiliki integritas moral (kepribadian kader), inteletual keilmuan, dan spiritual yang tinggi, sehingga mampu menjadi uswatun hasanah yang mangilhami, menginspirasi dan mencerahkan.
Fasilitator dan pendamping adalah tim yang berfungsi untuk menangani langsung pengelolaan perkaderan sesuai dengan tingkat masing-masing komponen dan jenjang perkaderan(SPI IPM hal:44). Yang menjadi sasaran dalam pengembangan dalam pelaksanaan perkaderan pada umumnya meliputi empat aspek diantaranya iman, akhlak, amal, ilmu (SPI IPM hal:47—48). Selanjutnya metode dan Teknik pendampingan yang dilakukan antara lain melakukan koordinasi dialogis dengan pendekatan andragogi (pembelajaran untuk orang dewasa), partisipatif melalui model diskusi kelompok terarah (focus group discussion), dan pendekatan sosio-teknis dalam proses pemecahan masalah dan pemgambilan keputusan, dan pendekatan budaya setempat dan lingkungan sekitar.
Seorang fasilitator dan pendamping mempunyai tugas yang tidak ringan sehingga perlu ekstra kerja yang maksimal. Mengapa demikian? Hingga kini bisa kita lihat selama perkaderan di IPM tidak adanya konsistensi dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang fasilitator atau boleh juga peserta yang tidak adanya konsistensi dalam mengikuti follow up sehingga terkesan perkaderan IPM hanya sekedarnya saja atau hanya untuk mengikuti pelatihan kemudian tidak ada tindak lanjut dari kegiatan follow up tersebut.
Sebenarnya tidak ada yang perlu disalahkan hanya membutuhkan waktu dan luang yang cukup dalam melakukan follow up tersebut. Dari aspek-aspek yang telah disebutkan tadi, kita yakin semua akan terpenuhi sesuai harapan kita dengan terus melakukan follow up secara kontinyu dan berorientasi kepada pemenuhan dan manifestasi untuk mencapai tujuan dalam setiap pelatihan yang ada di IPM.
Dengan demikian, apa yang ada di atas memberikan kita gambaran bagaimana cara melakukan pendampingan terkhusus dalam program “Dampingi Aku” di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Balebo sebagai bagian yang tak terpisahkan dari follow up tersebut. Apalagi memang telah ada jadwal tersendiri untuk IPM dalam melakukan pendalaman materi setiap senin sore habis melakukan shalat Ashar. Dengan program baru ini peserta baik santri putra dan putri lebih intens lagi guna mencapai tujuan Bersama. Perlu ditegaskan bahwa tidak ada alasan untuk tidak mengikuti program tersebut, sebab program ini akan menjadi acuan pola perkaderan di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Muhammadiyah. Sekedar mengingatkan juga bahwa Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah telah menegaskan bahwa semua guru-guru dan siswa dan siswi yang ada di sekolah Muhammadiyah untuk mendukung seluruh kegiatan IPM baik yang bersifat sementara maupun secara terus-menerus. Ultimatum tersebut disampaikan pada saat Rapat Konsolidasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sulawesi Selatan yang dilaksanakan di Pinrang pada tanggal 14-15 Oktober 2017.
Program ini diperadakan karena banyaknya masalah-masalah yang dihadapi oleh santri baik masalah keluarga, lingkungan, pergaulan bebas dan beberapa masalah-masalah yang perlu diselesaikan dan memberikan mereka edukasi dini. Program Dampingi Aku juga merupakan rumah advokasi bagi santri yang bermasalah termasuk bagi mereka yang lagi terkena penyakit Virus Merah Jambu. Program Dampingi Aku akan menjadi alternative bagi santri baik putra dan putri untuk sedapat mungkin memberikan kepada mereka pemahaman tentang pentingnya Pendidikan karakter untuk menjadikan mereka generasi-generasi gemilang dan menjadi generasi solutif seperti yang di dengung-dengungkan PW IPM Sulsel periode 2016 – 2018.
Sekali lagi program Dampingi Aku akan menjadi sebuah gebrakan baru dalam melakukan pendekatan-pendekatan seperti yang saya sebutkan di atas. Bukan hanya itu, program ini akan menjadi spektakuler di dunia santri putra dan putri terkhusus di Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam balebo. Mengapa demikian? Sebab sebenarnya telah terlaksana di setiap kegiatan pondokan sehabis shalat lima waktu yang di dalamnya termuat program yang selama ini berjalan, baik program SAHABAT AL-QUR’AN, KERIKIL BAHASA ARAB, KULTUM, NASEHAT KIAI, dan TAHFIDZUL QUR’AN.
Satu hal yang mesti semua harus tahu bahwa program yang diberi nama “Dampingi Aku” merupakan program utama sebab santri perlu mendapatkan istilah-istilah yang membuat mereka termotivasi dan ingin terus belajar dengan istilah-istilah baru yang seperti ini. Apalagi saat ini banyak istilah-istilah kata yang mereka telah dengar yang membuat mereka terbuai dengan istilah tersebut seperti galau, move on, masbulo (Masalah buat loh), EGP (Emang Gue Pikirin), selfie dan lain-lainnya.
Remaja atau pelajar hari telah banyak mengkonsumsi istilah-istilah yang membuat Pendidikan karakter yang didengung-dengungkan oleh pemerintah seakan terkikis hanya dengan kata atau istilah tersebut sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut maka dibuatkan juga sebuah istilah yang membuat mereka terinspirasi dengan istilah tersebut salah satunya adalah dengan istilah ”Dampingi Aku”.
Seminar Kapita Selekta Problematika Pelajar yang dilaksanakan oleh Pimpinan Wilayah Ikatan pelajar Muhammadiyah Sulawesi Selatan dengan tema “Edukasi Dini bahaya bulliying, drugs, dan penyalahgunaan IT” setidaknya memberikan pemahaman tentang bagaimana bahaya bulliying, drugs, dan penyalahgunaan IT dikalangan pelajar sebisa mungkin untuk tidak melakukan hal tersebut dan perlunya diberikan pemahaman tentang hal tersebut sehingga program “Dampingi Aku” akan lebih intensif lagi dan perlu kita tahu Bersama bahwa Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah telah melakukan perekrutan tim investigasi di setiap pimpinan daerah melalui bidang Advokasi PW IPM Sulsel.
Semoga program ini dapat berjalan dengan baik dan lancer tentunya dengan kerjasama dengan semua pihak untuk kesuksesan dan keberhasilan program ini. Salam pena, karena pena adalah symbol kejayaan

       

1 komentar:

  1. Tithron® T-Shirt | TitaniumHelix Earrings
    Tithron® T-Shirt, T-Shirt, T-Shirt, titanium welding T-Shirt, T-Shirt. hypoallergenic titanium earrings 4.50. Availability. T-Shirt, T-Shirt. titanium bohr model Rating: titanium damascus 4.5 · ‎10 ford fiesta titanium reviews

    BalasHapus