Kata
di atas pertama kali diperkenalkan oleh Muhammad Sultan Faisal dalam materi
Pelatihan Kader Dasar Taruna melati I yang dilaksanakan pada 14-18 Muharram
yang bertepatan pada tanggal 4-8 Oktober 2017. Materi Dampingi Aku bertujuan
untuk mendampingi semua peserta pada saat selesai waktu shalat lima waktu
selama pelatihan ini yang didampingi langsung oleh seorang Imamah dan co-Imamah.
Dengan metode ini peserta akan lebih didekatkan bagaimana seharusnya beribadah
menurut hasil putusan tarjih yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selanjutnya,
materi ini akan dikolaborasikan dengan materi lain yang sepadan dengan materi dampingi
Aku. Dari dampngi Aku, saya termotivasi untuk menulis dengan membuat
sebuah program baru yakni “Dampingi Aku” di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul
Arqam Balebo ini.
Ikatan
Pelajar Muhammadiyah mengenal yang namanya Fasilitator yang mempunyai tugas
melakukan pendampingan kepada peserta yang telah selesai melakukan pelatihan
dasar, Muda, Madya dan Paripurna dan Utama yang menjadi program utama Ikatan
Pelajar Muhammadiyah yang terdapat system perkaderan IPM. Secanggih apapun
kemajuan di bidang teknologi peran Fasilitator dan pendamping tetap penting dan
tidak pernah tergantikan. Sebagai role model, fasilitator dan pendamping
dituntut untuk memiliki integritas moral (kepribadian kader), inteletual
keilmuan, dan spiritual yang tinggi, sehingga mampu menjadi uswatun hasanah
yang mangilhami, menginspirasi dan mencerahkan.
Fasilitator
dan pendamping adalah tim yang berfungsi untuk menangani langsung pengelolaan
perkaderan sesuai dengan tingkat masing-masing komponen dan jenjang
perkaderan(SPI IPM hal:44). Yang menjadi sasaran dalam pengembangan dalam
pelaksanaan perkaderan pada umumnya meliputi empat aspek diantaranya iman,
akhlak, amal, ilmu (SPI IPM hal:47—48). Selanjutnya metode dan Teknik
pendampingan yang dilakukan antara lain melakukan koordinasi dialogis dengan
pendekatan andragogi (pembelajaran untuk orang dewasa), partisipatif melalui
model diskusi kelompok terarah (focus group discussion), dan pendekatan
sosio-teknis dalam proses pemecahan masalah dan pemgambilan keputusan, dan
pendekatan budaya setempat dan lingkungan sekitar.
Seorang
fasilitator dan pendamping mempunyai tugas yang tidak ringan sehingga perlu
ekstra kerja yang maksimal. Mengapa demikian? Hingga kini bisa kita lihat selama
perkaderan di IPM tidak adanya konsistensi dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai seorang fasilitator atau boleh juga peserta yang tidak adanya
konsistensi dalam mengikuti follow up sehingga terkesan perkaderan IPM hanya
sekedarnya saja atau hanya untuk mengikuti pelatihan kemudian tidak ada tindak
lanjut dari kegiatan follow up tersebut.
Sebenarnya
tidak ada yang perlu disalahkan hanya membutuhkan waktu dan luang yang cukup dalam
melakukan follow up tersebut. Dari aspek-aspek yang telah disebutkan tadi, kita
yakin semua akan terpenuhi sesuai harapan kita dengan terus melakukan follow up
secara kontinyu dan berorientasi kepada pemenuhan dan manifestasi untuk
mencapai tujuan dalam setiap pelatihan yang ada di IPM.
Dengan
demikian, apa yang ada di atas memberikan kita gambaran bagaimana cara
melakukan pendampingan terkhusus dalam program “Dampingi Aku” di Pondok
Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Balebo sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari follow up tersebut. Apalagi memang telah ada jadwal tersendiri untuk IPM
dalam melakukan pendalaman materi setiap senin sore habis melakukan shalat
Ashar. Dengan program baru ini peserta baik santri putra dan putri lebih intens
lagi guna mencapai tujuan Bersama. Perlu ditegaskan bahwa tidak ada alasan
untuk tidak mengikuti program tersebut, sebab program ini akan menjadi acuan
pola perkaderan di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Muhammadiyah.
Sekedar mengingatkan juga bahwa Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan
melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah telah menegaskan bahwa semua
guru-guru dan siswa dan siswi yang ada di sekolah Muhammadiyah untuk mendukung
seluruh kegiatan IPM baik yang bersifat sementara maupun secara terus-menerus.
Ultimatum tersebut disampaikan pada saat Rapat Konsolidasi Ikatan Pelajar
Muhammadiyah Sulawesi Selatan yang dilaksanakan di Pinrang pada tanggal 14-15
Oktober 2017.
Program
ini diperadakan karena banyaknya masalah-masalah yang dihadapi oleh santri baik
masalah keluarga, lingkungan, pergaulan bebas dan beberapa masalah-masalah yang
perlu diselesaikan dan memberikan mereka edukasi dini. Program Dampingi Aku juga
merupakan rumah advokasi bagi santri yang bermasalah termasuk bagi mereka yang
lagi terkena penyakit Virus Merah Jambu. Program Dampingi Aku akan
menjadi alternative bagi santri baik putra dan putri untuk sedapat mungkin
memberikan kepada mereka pemahaman tentang pentingnya Pendidikan karakter untuk
menjadikan mereka generasi-generasi gemilang dan menjadi generasi solutif
seperti yang di dengung-dengungkan PW IPM Sulsel periode 2016 – 2018.
Sekali
lagi program Dampingi Aku akan menjadi sebuah gebrakan baru dalam
melakukan pendekatan-pendekatan seperti yang saya sebutkan di atas. Bukan hanya
itu, program ini akan menjadi spektakuler di dunia santri putra dan putri
terkhusus di Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam balebo. Mengapa demikian? Sebab
sebenarnya telah terlaksana di setiap kegiatan pondokan sehabis shalat lima
waktu yang di dalamnya termuat program yang selama ini berjalan, baik program
SAHABAT AL-QUR’AN, KERIKIL BAHASA ARAB, KULTUM, NASEHAT KIAI, dan TAHFIDZUL
QUR’AN.
Satu
hal yang mesti semua harus tahu bahwa program yang diberi nama “Dampingi Aku”
merupakan program utama sebab santri perlu mendapatkan istilah-istilah yang
membuat mereka termotivasi dan ingin terus belajar dengan istilah-istilah baru
yang seperti ini. Apalagi saat ini banyak istilah-istilah kata yang mereka
telah dengar yang membuat mereka terbuai dengan istilah tersebut seperti galau,
move on, masbulo (Masalah buat loh), EGP (Emang Gue Pikirin), selfie
dan lain-lainnya.
Remaja
atau pelajar hari telah banyak mengkonsumsi istilah-istilah yang membuat
Pendidikan karakter yang didengung-dengungkan oleh pemerintah seakan terkikis
hanya dengan kata atau istilah tersebut sehingga untuk mengantisipasi hal
tersebut maka dibuatkan juga sebuah istilah yang membuat mereka terinspirasi
dengan istilah tersebut salah satunya adalah dengan istilah ”Dampingi Aku”.
Seminar
Kapita Selekta Problematika Pelajar yang dilaksanakan oleh Pimpinan Wilayah
Ikatan pelajar Muhammadiyah Sulawesi Selatan dengan tema “Edukasi Dini bahaya
bulliying, drugs, dan penyalahgunaan IT” setidaknya memberikan pemahaman
tentang bagaimana bahaya bulliying, drugs, dan penyalahgunaan IT dikalangan
pelajar sebisa mungkin untuk tidak melakukan hal tersebut dan perlunya
diberikan pemahaman tentang hal tersebut sehingga program “Dampingi Aku”
akan lebih intensif lagi dan perlu kita tahu Bersama bahwa Pimpinan Wilayah
Ikatan Pelajar Muhammadiyah telah melakukan perekrutan tim investigasi di
setiap pimpinan daerah melalui bidang Advokasi PW IPM Sulsel.
Semoga
program ini dapat berjalan dengan baik dan lancer tentunya dengan kerjasama
dengan semua pihak untuk kesuksesan dan keberhasilan program ini. Salam pena,
karena pena adalah symbol kejayaan
Tithron® T-Shirt | TitaniumHelix Earrings
BalasHapusTithron® T-Shirt, T-Shirt, T-Shirt, titanium welding T-Shirt, T-Shirt. hypoallergenic titanium earrings 4.50. Availability. T-Shirt, T-Shirt. titanium bohr model Rating: titanium damascus 4.5 · 10 ford fiesta titanium reviews